KANAL24, Jakarta – Kontribusi produk Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM ) selama ini masih tergolong kecil, yaitu sekitar 15,80 persen dari total ekspor. Padahal jumlah pelaku UMKM mendominasi dari seluruh sektor usaha. Sementara kontribusi terhadap total penyerapan tenaga kerja sebesar 97 persen.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Rully Indrawan, mengungkapkan perlu ada upaya bersama untuk meningkatkan kapasitas UMKM yang jumlahnya mencapai 62 juta. Hal itu demi meningkatkan porsi ekspor dan semakin memperluas penyerapan tenaga kerja. Jika kapasitas usaha menengah ditingkatkan sebesar 30 persen dan usaha kecil meningkat 10 persen, maka akan mampu memberikan dampak pada peningkatan perekonomian nasional sebesar 7 – 9 persen.
“Oleh karena itu, kita akan terus melakukan sinergi dengan seluruh stakeholder dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja Koperasi – UMKM di Indonesia,” kata Rully dalam keterangannya, Sabtu (24/8/2019).
Diakuinya bahwa selama ini produk UKM Indonesia masih mendominasi pasar domestik saja. Oleh sebab itu anjuran dari Menteri Koperasi dan UKM untuk gandeng International Council Small Bussiness ( ICSB ) untuk mendorong ekspor produk UMKM adalah opsi yang tepat.
Dia mengakui bahwa selama ini salah satu persoalan klasik dari pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas usahanya yang sesuai dengan selera pasar internasional adalah terkendala dengan permodalan. Oleh sebab itu pemerintah terus berupaya memudahkan dan meringankan beban pelaku UKM dalam mengakses pembiayaan tersebut. Diantaranya dengan terus menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sudah turun menjadi 7 persen pertahun dari sebelumnya 22 persen pada 2014.
“Permodalan bukan satu-satunya masalah UKM di Indonesia, meski UKM yang mampu mengakses perbankan baru sekitar 12 persen saja. (Sekarang) Pajak UKM juga sudah diturunkan menjadi 0,5 persen bagi UKM dengan omzet Rp4,8 miliar pertahun,” pungkas Rully. (sdk)