Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Kredibilitas dan Kenetralan Presiden

Sidik by Sidik
January 12, 2024
in Perspektif
0
Kredibilitas  dan Kenetralan Presiden

Presiden Jokowi saat meresmikan Pasar Among Tani Batu (Muchlis Jr - Biro Sekretariat Presiden)

143
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Prof Rachmat Kriyantono

Ramai viral spanduk foto seorang Dandim bersebelahan dengan pasangan capres no 2 di Sukoharjo.Pejabat TNI sudah menyatakan bahwa spanduk itu hoax, yakni dibuat pihak lain di luar TNI.

Mungkin benar klarifikasi TNI ini, namun, tetap akan sulit mengubah persepsi publik bahwa aparat tidak netral dan dipersepsi mencoba memenangkan salah satu capres.

Persepsi negatif ini makin sulit dinegasi ketika secara bersamaan terjadi pembagian bansos oleh presiden di dekat baliho capres no 2. Kejadian ini juga disanggah oleh istana bahwa pembagian itu tidak terkait pilpres.

Kredibilitas Positif Menurun

Dalam Ilmu Komunikasi, proses komunikasi sangat ditentukan oleh kredibilitas komunikatornya. Komunikator adalah “the man behind the gun” yang menentukan efektifitas pesan yang ditembakkan ke publik.

Klarifikasi tentang dua peristiwa itu sulit mengubah persepsi publik karena saat ini muncul ketidakpercayaan publik terhadap netralitas presiden. Kredibilitas dibangun dari dua dimensi, yakni keterpercayaan dan kapabilitas komunikator.

Hal ini terakumulasi dari fakta-fakta sebelumnya. Presiden sudah dianggap publik tidak netral ketika fotonya terpampang bersama capres Prabowo dan Ketum PSI, parpol koalisi Prabowo, serta kasus MK yang terkait majunya anak presiden sebagai cawapres. Pernyataan presiden agar debat tidak menyerang personal dan usulannya agar format debat diubah makin memunculkan tuduhan ketidaknetralan ini.

Survei LSI pada Desember 2023 menunjukkan 28.7% responden menyatakan presiden tidak netral dalam pilpres. Level kepercayaan (dimensi irasional) terkait netralitas bisa mempengaruhi dimensi kapabilitas (yang lebih rasional), karena keduanya satu paket kredibilitas.

Secara kapabilitas, presiden sebenarnya dianggap cakap. Banyak hasil pembangun dirasakan publik. Survei LSI pada Juli 2023 menunjukkan kepuasan terhadap kinerja presiden mencapai 90%. Tetapi, survei litbang Kompas pada Desember 2023 (masa pilpres) menunjukkan bahwa kepuasan ini menurun menjadi 73.5%.

Presiden Harus Netral

Presiden memang punya hak pilih sebagai hak asasi warga negara. Belum ada aturan yang secara eksplisit mewajibkan presiden untuk netral/tidak mendukung capres.

Tetapi, terdapat aturan yang bisa dibaca bahwa presiden mesti netral. Pasal 48 UU No 7/2017 tentang Pemilu, KPU harus melaporkan kepada DPR dan Presiden tentang penyelenggaraan semua tahap pemilu. Pasal 22 UU Pemilu juga menugaskan Presiden terkait pembentukan anggota KPU. Dua pasal ini mestinya mensyaratkan presiden untuk netral agar kedua tugas dalam UU Pemilu di atas berjalan baik.

Presiden adalah panglima tertinggi TNI dan Polri serta manajer tertinggi pengelola ASN maka agar semua aparat negara netral, mestinya presiden juga netral. Kenetralan aparat ini merupakan amanat UU TNI, UU Polri, dan UU ASN serta UU Pilpres no 42/2008.

Isu kenetralan ini bisa berpotensi tinggi memunculkan penyalahgunaan kewenangan kepala penyelenggara pemerintahan. Potensi conflict of interest pun bisa tinggi karena salah satu kontestan adalah anak presiden. Hal ini sudah tetjadi dalam proses MK terkait UU Pemilu, November 2023.

Bisa terjadi tumpang tindih dengan posisi presiden sebagai kepala negara yang harus berdiri di semua golongan anak bangsa. Tumpang tindih dan penyalahgunaan wewenang ini bisa dianggap melanggar UU No 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan.

Komunikasi Politik High Context Culture

Demokrasi kita tidak sama dengan AS. Demokrasi di negeri Paman Sam ini lebih dewasa dan komunikasi politiknya bersifat lebih low context culture. Wajar jika tidak memunculkan kontroversi ketika presiden yang sefang ternyata menjabat mendukung seorang capres. Tetapi, dukungan ini diarahkan kepada capres yang satu parpol dengan presiden dan tidak ada anak presiden incumbent yang maju dalam kontestasi.

Dua kondisi di AS ini tampak berbeda dengan pilpres 2024 di Indonesia saat ini.

Perbedaan lain, Presiden Obama (PartainDemokrat) misalnya menyatakan secara terbuka dukungan kepada capres Hillary Clinton (Demokrat).

Presiden Jokowi sampai kini belum berbicara secara terbuka mendukung, hanya komunikasi nonverbalnya bermakna mendukung. Komunikasi nonverbal memang mendominasi dalam masyarakat kita yang masih high context culture.

Konteks budaya ini tampak mempengaruhi desain aturan main kita yang tidak secara tegas mewajibkan presiden netral. Sebenarnya, high context culture banyak menempatkan etika sebagai sandaran bermain daripada hukum formal.

Namun, ada yang aneh ketika etika sebagai sandaran ini seakan tidak dihiraukan dalam keputusan MK yang diputuskan MKMK telah melanggar etika berat dalam prosesnya. Mestinya cawapres yang bisa maju akibat keputusan MK ini dianggap cacat etika.

Dampak Kontestasi

Jika ketidaknetralan presiden berlanjut dan makin terbuka secara masif maka alih-alih positif, bisa berdampak negatif pada capres no 2.

Bagi masyarakat high context culture, presiden dianggap “bapake anak-anak” sehingga jika mendukung satu kontestan bisa dianggap tidak elok. Masyarakat kita, terutama di desa dan kampung-kampung, pun seakan tabu menyampaikan siapa yang akan dipilih.

Ditambah lagi, publik sekarang cerdas karena akses informasi makin terbuka. Publik membaca adanya ambiguitas pesan dari presiden. Di satu sisi menginstruksikan aparat netral (bahkan sudah ada,SKB tentang netralitas,ASN), tapi, presiden sendiri juga dipersepsi publik sebagai tidak netral. Hal ini jika terus-menerus berlanjut, bisa memunculkan kemuakan politik.

Memang mayoritas  lembaga survei masih menyebut capres no 2 masih tertinggi. Tapi, belum bisa dipastikan kemenangan, karena, pertama, swing-voters masih tinggi, sampai 8% hingga 10%. Kedua, masih ada dua debat yang bisa membuat pergeseran pilihan. Ketiga, belum bisa dipastikan keakuratan hasil survei karena masih ada perbedaan antar pelaku survei akibat beda metode. Keempat, jika persepsi publik negatif pada “cawe-cawe” maka bisa berdampak negatif pada paslon no 2. “Cawe-cawe” ini bisa meruntuhkan kredibilitas presiden yang saat ini masih terjaga terutama di pedesaan, akibat strategi blusukan presiden selama 9 tahun ini.

Penulis merupakan Guru Besar Ilmu Hubungan Masyarakat UB

Post Views: 648
Tags: guru besar fisip ubJokowipresiden jokowiRachmat Kriyantono
Previous Post

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Apresiasi Peresmian Rumah Produksi Poty

Next Post

Alumni FTP UB Resmikan Rumah Produksi “Poty”

Sidik

Sidik

Next Post
Alumni FTP UB Resmikan Rumah Produksi “Poty”

Alumni FTP UB Resmikan Rumah Produksi “Poty”

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Lip Scrub Terbaik, Bibir Cerah Alami, Bye-Bye Bibir Kusam!

Lip Scrub Terbaik, Bibir Cerah Alami, Bye-Bye Bibir Kusam!

May 18, 2025
Outfit Kemeja Putih, Tren Fashion agar Terlihat Lebih Elegan

Outfit Kemeja Putih, Tren Fashion agar Terlihat Lebih Elegan

May 18, 2025
Terungkap, Makan Jeruk Bisa Bantu Cegah Depresi

Terungkap, Makan Jeruk Bisa Bantu Cegah Depresi

May 17, 2025
Dutch Door, Desain Pintu Rumah Peninggalan Belanda

Dutch Door, Desain Pintu Rumah Peninggalan Belanda

May 17, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023