KANAL24, Jakarta – PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) mampu membukukan revenue sebesar Rp11,6 triliun untuk tahun buku 2019. Laba bersih yang didapatkan sebesar Rp216,1 miliar, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yang mencapai Rp503,5 miliar.
CEO KREN, Michael Steven mengatakan meskipun tetap membukukan laba namun perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) KREN menetapkan bahwa laba bersih akan ditahan untuk tambahan modal kerja sekaligus untuk modal penguatan bisnis yang sudah berjalan.
“Dividen bisa dibagikan pada waktunya nanti. Biasanya perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi itu bukan berdasarkan dividen, itu ke arah utility. Jadi kita lebih memilih growth yang tinggi daripada dividen,” ujar Steven dalam public expose secara virtual usai melaksanakan RUPS , Rabu (24/6/2020).
KREN membukukan EBITDA sebesar Rp461,1 miliar dan aset sebesar Rp4,3 triliun. Steven meyakini di tahun 2020 ini perseroan akan tetap mendapatkan pertumbuhan pendapatan double digit . Di era pandemi korona seperti saat ini, menurutnya, justru perusahaan-perusahaan di bidang teknologi sedang menikmati berkahnya.
Hanya saja, Steven enggan membeberkan secara rinci berapa target pendapatan yang ditetapkan perseroan. Dia hanya menyatakan bahwa minimal KREN harus bisa mempertahankan level pendapatan sebesar Rp11,6 triliun seperti capaian di tahun 2019.
“Secara konsolidasi KREN tetap tumbuh double digit tapi kita sadari perlu melakukan banyak promo untuk mencapai itu, karena banyak unicorn dunia yang dalam keadaan struggling mereka tetap memerlukan dana dan saat ini dana makin diperlukan sebab untuk pertahankan pertumbuhan tidak mudah,” ulasnya.
Disinggung mengenai rencana ekspansi, KREN untuk sementara ini masih wait and see . Steven menyatakan sedang berhemat sehingga tidak akan terlalu banyak ekspansi usaha yang menyedot banyak investasi. Pihaknya akan mempertahankan dan mengoptimalkan bisnis-bisnis yang sudah berjalan dengan melihat potensi bisnis lainnya yang menjanjikan namun tidak terlalu banyak investasi.
“Kita tidak akan terlalu ekspansif atau investasi yang besar-besar sebab kita sedang berhemat karena uang saat ini langka. Kita akan pertahankan apa yang kita capai dengan mengoptimalkan ekosistem yang sudah ada. Kita bisa berekspansi tanpa uang seperti bisa bertukar saham atau lainnya,” ujar Steven. (sdk)