Kanal24, Malang – Isu kebebasan berbicara di Indonesia menjadi sorotan dalam Kuliah Tamu & Launching Buku Free Speech In Indonesia “State Power And Coercive Response” yang diselenggarakan oleh Kompartemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB). Acara ini berlangsung pada Rabu (1/10/2025) di Auditorium Lantai 6 Gedung A FH UB dengan menghadirkan para narasumber dari kalangan akademisi hukum nasional maupun internasional.
Ketua pelaksana kegiatan, Ikaningtyas, S.H., LL.M., menjelaskan bahwa kuliah tamu merupakan program rutin di FH UB, khususnya dalam rangka memperkuat wawasan mahasiswa terkait isu-isu hukum internasional. Ia menekankan bahwa topik kebebasan berbicara (free speech) saat ini menjadi sangat relevan, baik dalam lingkup akademis maupun praktik sosial-politik di Indonesia.
Baca juga:
Raih Beasiswa Dana Abadi UB, Anak Jukir Optimis Lulus Tepat Waktu

“Mahasiswa hukum harus memahami isu kebebasan berbicara, karena ini bagian dari dinamika HAM internasional. Dalam kurikulum kita ada mata kuliah Hukum HAM maupun HAM Internasional. Dengan menghadirkan pembicara yang memiliki pengalaman riset di luar negeri, mahasiswa bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih mutakhir,” ujarnya.
Harapan dari Fakultas Hukum UB
Wakil Dekan III FH UB, Dr. Muktiono, S.H., M.Phil., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap hadirnya buku ini. Ia menilai karya tersebut bukan hanya memperkaya literatur akademis, tetapi juga memberikan refleksi kritis atas kondisi kebebasan berbicara di tanah air.
“Buku ini ditulis oleh salah satu alumni kita yang kini berkiprah sebagai research fellow di Australia National University. Dari kuliah tamu ini, kami berharap mahasiswa tidak hanya memahami teori HAM, tetapi juga dapat mengambil inspirasi dari perjalanan karier penulis,” ungkap Muktiono.
Ia menambahkan, forum ini sekaligus menjadi ruang interaktif bagi mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan, menyampaikan kritik, dan mengasah kemampuan analitis mereka terkait isu-isu hukum kontemporer.
Kerja Sama Akademik Berkelanjutan
Lebih lanjut, Ikaningtyas menyampaikan bahwa kegiatan ini juga menjadi awal dari kemungkinan kolaborasi akademik yang lebih luas antara FH UB dengan para penulis maupun akademisi yang terlibat. Sebelumnya, pihaknya telah bekerja sama dalam penulisan artikel akademik mengenai kebebasan berkumpul, yang saat ini sedang dalam proses publikasi.
Baca juga:
Pembicara ICWRDEP 2025 Tawarkan Solusi Water Sensitive Urban Design
“Kami berharap kerja sama seperti ini bisa terus berkembang, baik dalam bentuk penelitian bersama, publikasi, maupun kegiatan akademis lainnya. Mahasiswa dan dosen tentu akan mendapat manfaat berupa pengetahuan yang lebih terkini dan relevan dengan situasi global,” jelasnya.
Dengan adanya kuliah tamu dan peluncuran buku ini, FH UB menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat tradisi akademik kritis sekaligus memberikan ruang bagi mahasiswa untuk memahami serta merespons isu-isu HAM yang tengah dihadapi Indonesia. (nid/tia)