KANAL24, Malang – Sebagai bentuk tanggung jawab sosial khususnya dari bidang kemahasiswaan untuk membantu mahasiswanya, Universitas Brawijaya (UB) memberikan paket sembako kepada mahasiswa dan masyarakat kurang mampu sekitar kampus biru tersebut.
Pemberian paket sembako ini dilakukan dengan sistem gelombang untuk menghindari kerumunan, gelombang pertama dimulai hari selasa (7/4/2020) hingga jumat (10/4/2020) esok di Gedung Kebudayaan Mahasiswa UB.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UB, Prof. Abdul Hakim, mengatakan ide ini muncul didasari pada surat edaran yang dikeluarkan Dirjendikti untuk membantu mahasiswa yang pada kondisi saat ini mengalami masalah finansial dalam mememuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Mahasiswa-mahasiswa ini kan dihimbau untuk tidak pulang ke daerahnya dan mengikuti kuliah secara daring di Malang. Karena himbauan tersebut, tidak semua mahasiswa yang tinggal atau kos di Malang itu berasal dari keluarga mampu secara finansial, sehingga kami memutuskan untuk memberi bantuan berupa paket sembako,” terangnya.
Dalam pendataan mahasiswa penerima bantuan tersebut, Bidang Kemahasiswaa UB bekerja sama dengan Eksekutif Mahasiswa (EM) UB bagian Advokesma membuat link pendaftaran yang telah dibuka sejak 1/4/2020.
Sedangkan, untuk sumber pendanaan donasi sendiri, dana yang dipakai berasal dari sedekah yang dikumpulkan Badan Pengelola Zakat dan Infaq Universitas Brawijaya (BAZIS UB). Rencananya, BAZIS UB menyiapkan 500 paket sembako untuk mahasiswa UB yang masih berada di Malang.
“Bantuan sembako ini, rencananya akan diberikan hingga 6 minggu kedepan. Pemberian bantuan dilakukan setiap 2 minggu sekali,” imbuh Hakim.
Data penerima bantuan yang masuk, tidak serta merta langsung diterima tetapi dilakukan validasi terlebih dahulu. Mahasiswa yang lolos menjadi penerima bantuan, adalah mereka yang orang tuanya bekerja sebagai buruh, kerja serabutan, pensiunan, tukang batu, sopir truk, PKL, dsb serta kemungkinan ada mahasiswa penerima bidik misi.
Paket sembako ini bukan hanya diperuntukkan bagi mahasiswa UB kampus utama, tetapi juga untuk UB kampus Dieng dan UB kampus Kediri.
Dengan bantuan ini, Hakim berharap mahasiswa bisa kuliah daring dengan tenang tanpa harus memikirkan kebutuhan sehari-hari.(meg)