KANAL24, Jakarta – Sepanjang 2019, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 47 persen (year-on-year) menjadi Rp2,35 triliun, melalui perolehan pendapatan mencapai Rp8,35 triliun atau bertumbuh 12 persen (yoy).
“Kami sangat puas dengan kinerja perseroan di 2019. MNCN berhasil melakukan diversifikasi lini bisnis melalui pengembangan berbagai aset digital. Memasuki tahun 2020, kami benar-benar senang dengan keputusan untuk meningkatkan harga iklan sebesar 25 persen,” kata Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo di Jakarta, Senin (24/2/2020).
Selain mendorong berbagai inisiatif digital, kata Hary Tanoe, MNCN berencana menjaga pertumbuhan iklan non-digital yang diyakini masih sebagai media paling efektif untuk menjangkau masyarakat luas di Indonesia. “Dengan perkembangan positif pada RCTI +, saya yakin bahwa kami dapat mencapai 30 juta MAU (monthly active user) di akhir 2020. Kami yakin pada tahun ini
MNCN akan memberikan pertumbuhan yang lebih baik lagi,” paparnya.
Menurut Hary Tanoe, total pendapatan MNCN di sepanjang 2019 yang mencapai Rp8,35 triliun ditopang oleh kenaikan pendapatan iklan sebesar 11 persen menjadi Rp8,07 triliun. Iklan digital meningkat hingga 167 persen (yoy) menjadi Rp697,4 miliar, karena MNCN telah memperluas inisiatif digital, khususnya melalui digital broadcast, portal berita, monetisasi media sosial dan suksesnya peluncuran MCN dan RCTI +.
Selain itu, iklan non-digital meningkat 6 persen (yoy) menjadi Rp7,37 triliun. Pertumbuhan positif ini didukung oleh penerapan berkelanjutan dari.iklan NTC (non-time consuming) dan siaran program berbasis sponsor.
Sementara itu, pendapatan konten di sepanjang 2019 meningkat menjadi Rp1,74 triliun sebelum eliminasi yang mewakili pertumbuhan sebesar 15 persen (yoy) dari Rp1,52 triliun selama 2018. Pertumbuhan ini merupakan hasil dari peningkatan produksi konten drama untuk FTA dan lisensi konten ke platform pihak ketiga.
Pendapatan lainnya, tercatat mengalami penurunan 43 persen di sepanjang 2019 menjadi Rp113,9 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh perampingan bisnis media cetak dan radio. Mayoritas pendapatan lainnya milik MNCN berasal dari unit manajemen bakat perseroan dengan kinerja positif. (sdk)