oleh | Akhmad Muwafik Saleh
Ternyata corona lebih banyak menyerang mereka yang memiliki imunitas tubuh yang lemah. Imunitas adalah sistem kekebalan tubuh yang dapat kita produksi secara internal dalam diri kita, baik melalui makanan ataupun pola hidup sehat lainnya seperti olah raga, menghindari pola konsumsi yang buruk, menjauhi rokok dan alkohol hingga berpikir yang positif.
Cara berpikir seseorang adalah kunci utama dalam menciptakan pola hidup yang sehat. Karena dalam pola hidup sehat membutuhkan kedisiplinan tinggi serta cara pandang yang baik atas diri kita dan sekitar. Rasulullah saw adalah sosok pribadi teladan dalam menerapkan pola hidup sehat. Beliau makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang. Suka makan buah-buahan (kurma, anggur, buah zaitun, buah thin, labu, delima, semangka), minum susu, madu. Bahkan Rasulullah melarang mengkonsumsi binatang buas yang bertaring, ataupun burung yang memiliki cakar, melarang minum khamar, dan segala yang memabukkan. Kedisplinan Rasulullah untuk hidup sehat adalah teladan kebaikan. Disiplin adalah produk dari cara berpikir.
Berpikir positif dapat meningkatkan imunitas tubuh. Sebagaimana dilansir dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Universitas Queensland. Penelitian ini diikuti sekelompok orang dewasa berusia 65-90 tahun. Penelitian yang berlangsung selama dua tahun itu menemukan bahwa orang yang suka berpikiran positif cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh lebih kuat. Peserta diminta mengamati serangkaian foto positif dan negatif. Mereka kemudian diminta untuk mengingat foto pertama yang mereka suka. Saat mengingat, fungsi kekebalan tubuh mereka diukur melalui serangkaian tes darah. Ternyata peserta yang lebih banyak melihat gambar atau foto positif ketimbang negatif memiliki antibodi dalam darah yang menunjukkan sistem kekebalan tubuh mereka lebih kuat dibanding rekan-rekan mereka yang negatif (Republika, 2015)
Realitas hidup sebenarnya dapat kita kontrol sendiri dalam pikiran kita, apakah akan kita bikin mudah, gampang atau susah dan ruwet. Apakah akan kita buat diri kita sehat atau sakit. Apakah akan kita ciptakan bahagia atau kesedihan. Semua itu tergantung pilihan diri kita masing-masing. Dan semua itu kita mulai dalam pikiran kita. Sehingga tepatlah sebuah ungkapan mengatakan you are what you think, kamu akan menjadi seperti apa yang kamu pikirkan. Jadi jika diri kita berpikir positif maka kita akan mengundang realitas positif untuk hadir dalam kehidupan kita. Hal ini persis sebagaimana disabdakan oleh Nabi dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ.
“Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku, karnanya hendaklah ia berprasangka semaunya kepada-Ku.”
Abdullah bin Mas’ud berkata :
والذي لا إله غيره ما أعطى عبد مؤمن شيئا خيرا من حسن الظن بالله عزى وجل والذي لا إله غيره لا يحسن عبد بالله عز وجل الظن الا أعطاه الله عز وجل ذلك بأن الخير في يده
Artinya : Demi dzat yang tiada Tuhan selainNya ,tidak ada anugerah yang paling besar yang diberikan kepada seorang hamba selain baik sangka kepada Alllah.Demi dzat yang tiada tuhan selainNya,tidak seorang hamba berbaik sangka kepada allah melainkan Allah berbaik sangka kepadanya.Hal itu karena segala kebaikan ada ditanganNya.
Demikian pula dengan penanganan kasus virus corona, dapat dicegah melalui cara berpikir yang positif agar tercipta imunitas tubuh. Cara berpikir positif dalam mencegah virus corona ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi berita yang positif dan tidak mudah menyebarkan berita negatif bahkan hoax yang berdampak pada munculnya rasa kecemasan dan kepanikan diri dan masyarakat. Berita positif bisa berupa saling mendukung untuk sehat, keberhasilan seseorang yang berhasil mengalahkan virus corona dan kembali sehat dengan kedisiplinan dan motivasi hidupnya. Berita yang penuh harapan, berita yang menenangkan, berita kehidupan yang penuh motivasi. Karena demikian maka seseorang akan memproduksi semangat, harapan dan kehidupan pula sehingga meningkat pula imunitas tubuhnya.
Bukan dengan menyebarkan berita hoax, berita yang membuat ketakutan, kegelisahan, dan kekhawatiran. Seperti menyebarkan data tentang terus bertambahnya jumlah korban, korban yang terus bergelimpangan di jalan-jalan, dan produksi berita negatif lainnya. Semua ini bukan membuatkan edukasi positif bagi masyarakat, namun melainkan akan mencipta rasa takut, khawatir dan gelisah. Ketiga sikap itulah yang kemudian tanpa sadar seseorang telah melepaskan imun tubuhnya dan secara tidak sadar telah secara suka rela mengundang virus corona untuk menghampirinya, sehingga jadilah ia sebagai korban.
Karena itu tidak ada pencegahan yang sangat efektif bagi masyarakat kecuali membangun bersama cara pikir positif sehingga keseluruhan masyarakat secara kolektif juga berpikir positif yang sama. Karena itu dibutuhkan kedewasaan bagi setiap individu untuk berfikir seribu kali sebelum sharing setiap informasi yang sampai pada dirinya, terlebih jika berita online tersebut melampaui dari batas rasionalitas.
Saatnya dalam menghadapi wabah virus corona sebagaimana hari ini, setiap individu perlu untuk saling mendukung dalam kebaikan, bersatu padu untuk bangkit bersama melawan virus corona, dengan menjadikan kasus ini sebagai momentum untuk melakukan perubahan diri dan perubahan sosial. Yaitu kembali hidup bersih secara personal, dalam keluarga dan hidup bersih secara sosial. Karena dibalik setiap peristiwa selalu ada hikmah yang sedang Allah titipkan. wallahu a’lam
Penulis KH Akhmad Muwafik Saleh Pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen FISIP UB