KANAL24, Jakarta – Lima emiten Grup Salim yang bergerak di bidang pangan berhasil membukukan kinerja positif pada pada kuartal I/2020.
Adapun pertumbuhan pendapatan kelima emiten tersebut sebesar 2,4 persen dan laba bersihnya sebesar 23,19 persen. Kelima emiten itu adalah PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT Perkebunan London Sumatera Tbk (LSIP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).
Total pendapatan yang dibukukan oleh kelimanya pada kuartal I/2020 mencapai Rp36,34 triliun, naik 2,40 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp35,49 triliun. Sementara itu, Grup Salim memperoleh kenaikan laba bersih yang signifikan 26,79 persen. Total laba bersih Grup Salim mencapai Rp3,48 triliun sedangkan periode sebelumnya Rp2,79 triliun.
Meningkatnya laba bersih disebabkan kinerja laba ICBP yang naik 47,76 persen ke posisi Rp1,98 triliun. Selain itu, laba INDF juga naik 4,48 persen menjadi Rp1,40 triliun.
Menurut Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP, Anthoni Salim, di tengah ketidakpastian global, ICBP tetap tangguh dan mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba pada kuartal I/2020.
“Kami akan terus memonitor dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, serta senantiasa mengelola bisnis kami secara berhati-hati dan tetap dapat bersaing di pasar,” jelasnya seperti dilansir dari Bisnis, Jumat (22/5).
Selain ICBP, laba ROTI meningkat dua digit yakni 20,03 persen. Penjualan bersih ROTI kuartal I/2020 mencapai Rp912,9 miliar, tumbuh 15,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, emiten yang memproduksi dan mengolah minyak mentah sawit (crude palm oil/CPO) yakni SIMP dan LSIP mengalami kinerja yang jauh berbeda.
Sebab, SIMP mencatatkan pertumbuhan rugi bersih 65,90 persen menjadi Rp51,86 miliar. Penjualan CPO pun anjlok 22 persen dari posisi 214.000 ton menjadi 167.000 ton. Begitu juga dengan produk PKO yang turun 16 persen menjadi 39.000 ton. Manajemen SIMP menyebutkan hal itu terutama berasal dari rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp141 miliar.
Di sisi lain, LSIP mengalami pertumbuhan laba bersih sebesar 121,19 persen dari posisi Rp81 miliar menjadi Rp36,62 miliar. Sementara terkait saham INDF dan ICBP di lantai bursa yang mengalami koreksi sebelum laporan keuangan kuartal pertamanya dirilis para analis memiliki penilaian tersendiri .
Sebagai informasi laju saham INDF dan ICBP masing-masing melemah 4,81 persen dan 3,03 persen pada penutupan pasar Rabu (20/5) lalu. Adapun secara year-to-date, saham INDF sudah terkoreksi 19,44 persen, sedangkan ICBPmengalami koreksi yang lebih kecil yakni sebesar 13,9 persen.
Menurut konsensus Bloomberg, 27 dari 33 analis merekomendasikan investor untuk membeli saham ICBP, dan 25 dari 28 analis merekomendasikan investor membeli saham INDF.
RHB Sekuritas, misalnya, menyematkan rekomendasi overweight dari netral untuk sektor konsumer dengan saham pilihan yakni INDF. Analis Michael W Setjoadi mengatakan iklim industrinya yang defensif di tengah situasi PSBB yang sudah berjalan lebih dari dua bulan membuat sekuritas lebih merekomendasikan INDF dibandingkan ICPB.
“Kami lebih menyukai INDF, karena diskon besar untuk ICPB dan memanfaatkan prospek harga CPO yang lebih tangguh,” tulisnya dalam riset, Jumat (8/5) lalu. (sdk)