Kanal24, Malang – Batik, sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, memiliki banyak jenis dan motif yang mencerminkan kekayaan sejarah dan identitas daerah. Kabupaten Malang, dengan segala keunikan dan sejarahnya, juga memiliki berbagai motif batik khas yang sarat dengan makna filosofi dan simbolisme. Berikut adalah lima motif batik khas Malang yang menarik dan penuh arti.
1. Batik Malang Kucecwara: Simbol Sejarah dan Keindahan Kota
Motif Batik Malang Kucecwara memiliki filosofi yang mendalam, dengan elemen-elemen yang mencerminkan keindahan dan kekayaan sejarah kota Malang. Terdapat simbol-simbol penting seperti Tugu Malang, mahkota, Rumbai Singa, bunga teratai, arca, serta sulur-sulur dan isen-isen berbentuk belah ketupat. Setiap elemen dalam motif ini menggambarkan perjalanan panjang kota Malang, dengan harapan agar pemakai batik ini selalu mengingat sejarah dan nilai-nilai luhur yang ada di kota ini.
Baca juga: Dekranasda Fest 2024, Geliat UMKM Malang Raya
2. Batik Topeng Malangan: Mengangkat Ikon Budaya Kota
Batik dengan motif Topeng Malangan diperkenalkan pertama kali oleh Wiwik Niarti pada tahun 2012 melalui Rumah Batik Blimbing. Motif ini mengangkat salah satu ikon kebanggaan Kota Malang, yaitu Topeng Malangan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurmia Megananda Pratiwi dan Nunuk Giari Murwandan dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2021, ditemukan empat jenis perwujudan batik motif Topeng Malangan. Keempatnya mencakup karakter-karakter seperti Panji Asmorobangun, Dewi Sekartaji, dan Bapang, yang memperlihatkan karakter khas dari topeng asli. Motif ini juga sering dilengkapi dengan hiasan bunga teratai, tanaman rambat, serta Gunungan Pancasila, memberikan kesan yang khas dan menghubungkan batik dengan budaya lokal yang kaya.
3. Batik Motif Rumbai Singa: Semangat Juang dan Keberanian
Motif Rumbai Singa merupakan corak khas batik Malang yang melambangkan semangat juang dan keberanian yang tinggi. Sesuai dengan julukan “Singo Edan” yang melekat pada kota Malang dan Arema, motif ini mencerminkan kekuatan, tekad, dan semangat pantang menyerah. Dengan menggunakan motif ini, diharapkan seseorang yang mengenakannya bisa mendapatkan inspirasi untuk terus berjuang menghadapi segala tantangan hidup, sejalan dengan semangat juang yang ada di kota Malang.
4. Batik Singosari: Menjaga Keseimbangan Hidup
Motif Batik Singosari, yang berasal dari daerah yang menjadi pusat Kerajaan Singosari di masa lampau, mencerminkan nilai-nilai etika dan keseimbangan hidup. Motif-motif khas dari Batik Singosari meliputi motif seperti Pending, Parijoto, Padma, dan Candi Singosari. Filosofi yang terkandung dalam batik ini mengajarkan pentingnya menghormati Tuhan, leluhur, sesama manusia, serta menjaga keharmonisan dengan alam sekitar. Batik ini sering menggunakan warna-warna alami seperti cokelat soga, yang memberikan kesan elegan, tenang, dan formal, serta mengandung makna mendalam tentang keseimbangan hidup yang perlu dijaga.
Baca juga: Mengenal Batik Garudeya, Warisan Ikonik Kabupaten Malang
5. Batik Garudeya: Ikon Baru Kabupaten Malang
Motif Batik Garudeya resmi menjadi simbol identitas Kabupaten Malang sejak diresmikan sebagai seragam Aparatur Sipil Negara (ASN) pada 17 Agustus 2023. Terinspirasi dari relief Candi Kidal di Kecamatan Tumpang, motif ini menggambarkan sosok Garudeya, kendaraan Dewa Wisnu dalam mitologi Hindu, yang melambangkan pelindung dan pemelihara alam semesta. Dengan bentuk kepala, sayap, dan ekor menyerupai burung elang serta tubuh manusia, motif ini mencerminkan semangat kebesaran Kerajaan Singhasari yang menjadi bagian penting dari sejarah daerah.
Batik Garudeya adalah hasil karya Sumiarsih, perajin batik asal Malang, yang mendedikasikan karyanya untuk melestarikan budaya lokal. Setelah tercatat di Kementerian Hukum dan HAM, motif ini diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Malang. Peluncurannya tidak hanya memperkuat identitas daerah, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat luas.
Dengan berbagai motif batik yang kaya makna ini, masyarakat Malang semakin diberdayakan untuk melestarikan budaya lokal dan memperkenalkan kekayaan warisan ini ke seluruh penjuru negeri. Setiap motif batik bukan hanya sekadar hiasan, tetapi juga simbol perjuangan, sejarah, dan kebanggaan daerah yang patut dilestarikan. (nid)