Kanal24, Malang – Lomba Stand Up Comedy yang digelar oleh UPT PKM Universitas Brawijaya (UB) pada Kamis (17/10/2024), dalam rangka memperingati Bulan Bahasa Indonesia, menampilkan peserta yang memadukan kritik sosial dengan humor, suatu pendekatan yang secara unik menantang mereka untuk berani menyuarakan isu-isu yang relevan di masyarakat. Gilang Herlambang, juri utama lomba ini, menyampaikan bahwa perbedaan kultur antara komedi di Indonesia dan luar negeri sangat terasa, terutama dalam topik yang diangkat.
“Di Indonesia, kritik sosial yang dikemas dengan humor biasanya lebih kritis dan sering kali berkesan ‘underground’. Meski demikian, penyampaian yang menarik tetap perlu dilengkapi dengan punchline dan humor agar penonton tertawa, tidak hanya sekadar bertepuk tangan. Dalam kompetisi ini, kami menilai komika dari aspek LPM atau ‘laugh per minute’, yang menunjukkan seberapa sering komika mampu mengundang tawa dalam satu menit,” ujar Gilang. Ia menambahkan bahwa komedi memiliki kekuatan sebagai media kritik sosial yang efektif, namun harus dilakukan secara bijaksana mengingat sensitifitas isu yang dibahas.
Dewangga Pribaditya Arif, juri lain dalam lomba ini, mengapresiasi keberanian para peserta dalam mengangkat tema yang cukup kritis. “Komika yang tampil di sini memiliki potensi besar untuk bisa tampil di tingkat nasional, apalagi mereka memiliki gaya penyampaian yang terinspirasi dari komika besar seperti Abdur Arsyad. Stand Up Comedy saat ini berbeda dengan masa lalu, kini harus menyertakan opini yang bertanggung jawab atas materinya. Ini adalah tantangan tersendiri karena komika harus memahami batasan sensitivitas agar tetap aman di atas panggung,” kata Dewangga.
Selain Lomba Stand Up Comedy, UPT PKM UB juga mengadakan Coaching Clinic Penulisan Artikel untuk membantu mahasiswa mengasah keterampilan mereka dalam menulis karya populer. Dr. Mohamad Anas, M.Phil., Kepala UPT PKM UB, menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi UPT PKM dalam mengembangkan kepribadian mahasiswa, khususnya dalam membangun karakter ke-Indonesia-an yang kuat.
“Sebagai Kepala UPT PKM, saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Coaching Clinic Penulisan Artikel dan Lomba Stand Up Comedy ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menjadi pribadi yang kreatif dan kritis. Selain hard skill, mahasiswa juga perlu membangun soft skill yang mencerminkan karakter Indonesia, khususnya karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Universitas Brawijaya,” tutur Dr. Anas.
Ia juga berharap agar kegiatan ini menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk lebih aktif dalam kegiatan yang berorientasi pada pengembangan diri. Dengan adanya rangkaian acara seperti ini, UPT PKM UB berupaya membekali mahasiswa dengan keterampilan berbahasa dan berkomunikasi yang tidak hanya relevan dalam konteks akademik, tetapi juga dapat digunakan dalam interaksi sosial sehari-hari, termasuk di media sosial.
Melalui perayaan Bulan Bahasa Indonesia, UPT PKM UB berhasil menciptakan platform yang mendukung kreativitas dan daya kritis mahasiswa dalam berbagai bidang, termasuk humor dan penulisan artikel. Kedepannya, kegiatan semacam ini diharapkan menjadi tradisi tahunan yang semakin memperkaya pengalaman dan keterampilan mahasiswa Universitas Brawijaya, serta memupuk rasa cinta terhadap bahasa dan budaya Indonesia. (nid/una)