KANAL24, Jakarta – Badan usaha special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ( LPEI /Indonesia Eximbank) kembali membangun Desa Devisa dalam upaya meragamkan jenis produk unggulan berorientasi ekspor yang diharapkan menjadi sumber devisa bagi negara.
Menurut Direktur Eksekutif LPEI , James Rompas, dalam siaran pers Rabu (3/11), LPEI sebagai SMV Kemenkeu bersinergi dengan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Gresik, Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindang Kabupaten Gresik, Jawa Timur, membangun Desa Devisa Tenun Gresik.
Program Desa Devisa dimulai sejak 2019 yang diawali dengan membangun Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali, yang memiliki komoditas unggulan berupa biji kakao difermentasi. Selanjutnya, LPEI membangun Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta, dengan produk kerajinan ramah lingkungan yang sejauh ini melakukan ekspor ke Eropa.
“Program Desa Devisa yang dimiliki LPEI bertujuan untuk membangun dan meningkatkan potensi suatu kawasan yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor, serta diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat mencapai kondisi sosial ekonomi budaya yang lebih baik dan juga menghasilkan devisa dari kegiatan usaha yang dilaksanakan secara berkesinambungan,” papar James.
Dia menyebutkan, pengembangan Desa Devisa yang ketiga menyasar produk sarung tenun ATBM (alat tenun bukan mesin) di Desa Wedani, Gresik. Saat ini terdapat 1.500 penenun perempuan yang memproduksi sarung tenun ATMB di Koperasi Wedani Giri Nata (WGN).
Melalui Program Desa Devisa, Indonesia Eximbank berkolaborasi dengan sejumlah institusi pusat dan daerah untuk memberikan pendampingan pada aspek kelembagaan, produksi hingga akses pasar ekspor bagi anggota Koperasi Wedani Giri Nata.
James menyebutkan, saat ini kapasitas produksi sarung tenun di Desa Wedani mencapai 146.400 lembar sarung per bulan. Dengan adanya Program Desa Devisa, maka ditargetkan pelaksanaan ekspor perdana Koperasi Wedani Giri Nata pada semester I-2022.
Lebih lanjut James menambahkan, peresmian Desa Devisa Tenun Gresik menjadikan Desa Wedani sebagai desa ke-24 yang mengikuti Program Desa Devisa LPEI . Sehingga, total penerima manfaat dari program ini mencapai 2.774 petani/penenun.
Hingga November 2021, LPEI sudah meresmikan tiga desa devisa, yaitu Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, Kopi Subang, Tenun Gresik. Ke depan, LPEI akan melanjutkan sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk membangun desa devisa.(sdk)