Kanal24, Malang – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya (UB) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan strategi sinergi UB Forest-KEK Singhasari dan ekosistem Gunung Arjuno sebagai destinasi wisata berbasis potensi alam dan budaya, Sabtu (16/12/2023) di BeSS Resort Hotel Malang Anggun Sejahtera Residence Lawang.
Dalam kegiatan yang melibatkan beberapa narasumber penting ini, Ketua LPPM UB, Prof. Luchman Hakim, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D menyampaikan tujuan untuk memperkuat konsep dari penyusunan strategi penguatan kluster UB Forest-KEK Singhasari-Arjuno sebagai destinasi wisata berkelanjutan.
Kluster administratif ini berlokasi di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. UB Forest seluas 544,74 hektar dianggap sebagai aset UB yang akan dioptimalkan untuk mendukung visi misi UB sebagai universitas dengan reputasi global. Untuk mencapai hal tersebut tidak sederhana, diperlukan kolaborasi dengan potensi-potensi lainnya untuk menjadikan UB dikenal masyarakat ilmiah dunia.
“Keberadaan Cagar Biosfer Bromo Tengger Semeru Arjuno yang telah ditetapkan UNESCO adalah salah satu peluang dalam mendorong UB masuk dalam jaringan akademisi global,” ungkap Prof. Luchman,
Dalam Diskusi ini, Prof. Purwanto dari BRIN menjelaskan bahwa Jawa Timur memiliki dua Cagar Biosfer, yaitu Bromo Tengger Semeru Arjuno dan Cagar Biosfer Blambangan.
“Konsep Cagar Biosfer merupakan gagasan UNESCO untuk pembangunan wilayah berkelanjutan yang mengintegrasikan fungsi lindung dan budidaya. Dalam konteks Cagar Biosfer Bromo Tengger Semeru Arjuno, Kecamatan Sing menjadi zona penyangga dan transisi yang memegang peran penting dalam menunjukkan kehidupan harmonis berkelanjutan.”
Sementara itu, Kabid Destinasi Pariwisata Disbudpar Jawa Timur, Dra. Susiati, M.M., menyatakan bahwa pengembangan sektor pariwisata di Singosari sangat penting, dan UB Forest serta KEK Singhasari menjadi kekuatan utama dalam pengembangan sektor tersebut.
Ekosistem Singosari dianggap penting karena menyimpan kekayaan peninggalan sejarah masa lalu, termasuk candi dan bangunan bersejarah. Pada diskusi ini, Dr. Blasius Suprapta, M.Hum, menyatakan bahwa peninggalan sejarah dan kebudayaan Singosari perlu dioptimalkan untuk mendukung Singosari sebagai kawasan pariwisata budaya penting di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Secara keseluruhan, FGD ini merangkum beberapa isu strategis untuk mensinergikan potensi daya tarik wisata, amenitas, dan aksesibilitas di Singosari, terutama kluster yang menghubungkan UB Forest-KEK Singhasari dan Gunung Arjuno.
Dalam diskusi ini disepakati bahwa kesiapan masyarakat menjadi faktor penting, dan langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat menjadi isu strategis. Sekretaris Kecamatan Singosari dan pemerintah desa di Kecamatan Singosari berharap ada tindak lanjut dari FGD ini dan berharap bahwa UB dapat terus melakukan program pendampingan masyarakat dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk mitra East Java Ecotourism Forum, budayawan, penggiat lingkungan, dan lembaga pemberdayaan masyarakat lainnya.(nid/skn)