KANAL24,Malang – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis pernyataan bahwa Indonesia akan mengalami bencana hidrometeorologi pada akhir tahun ini. Hal ini berhubungan dengan bencana banjir bandang yang menimpa kota Batu dan Malang pada Kamis (4/11/2021).
Guru Besar Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya (FMIPA UB), Prof. Dr. Sunaryo, S.Si., M. Si. memaparkan jika hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh adanya fluktuasi atau parameter meteorologi terutama meteorologi yang berpengaruh pada air hujan.
“Intinya diakibatkan oleh hujan yang mengakibatkan adanya banjir dan longsor dan tergantung kapasitas wilayah,” kata Sunaryo, Jum’at (5/11/2021).
Ia menjelaskan jika hujan deras dan dalam jangka waktu yang lama memang terjadi pada daerah-daerah yang banyak tutupan. Permasalahnnya terdapat pada daya dukung dari wilayah dalam rangka meresapkan air. “Jika daerah kurang resapan dan kurang wilayah untuk meresapkan air hujan maka otomatis akan melebihi daya tampung dari lokasi setempat sehingga air akan meluap,” ujarnya.
Bencana banjir yang menimpa Batu adalah dampak dari daerah yang banyak beralih fungsi lahan menjadi gedung sehinga vegetasinya sudah hilang. Hal ini berbeda dengan daerah Brau yang topografinya sangat bervariasi namun masih aman karena walaupun banyak yang terbuka tetapi masih banyak daerah resapan sehingga air hujan masih dapat meresap kebawah.
“Dalam rangka menghadapi banjir memang tidak bisa instan karena ini buah dari perbuatan manusia pada masa lalu. Tidak bisa langsung instan menanam kemudian akan mampu menyerap air banyak,” ujar guru besar FMIPA tersebut.
Dirinya berharap masyarakat dan pemerintah kompak untuk menjaga lingkungan dengan beberapa aksi nyata seperti menjaga saluran air, melakukan reboisasi sebagai investasi lingkunga jangka panjang.(val)