Kanal24, Malang – Alvinda Putri Ruriana, S.IP merupakan salah satu mahasiswa program studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) yang lulus sebagai wisudawan termuda. Alvinda lulus di usia 20 tahun dengan IPK 3,62.
Tak hanya menyandang gelar sebagai lulusan termuda di Wisuda UB Periode XIV pada Minggu (10/03/2024), Alvinda lulus bebas skripsi karena penelitiannya tembus di Jurnal SINTA 2 saat ia berada di semester 7. Ternyata, ia memang sudah merencanakan untuk lulus bebas skripsi sejak semester awal.
“Saya memiliki target untuk menggunakan penelitian sebagai syarat kelulusan sejak semester awal. Syukurnya, di UB, terutama di prodi HI, memang ada prosedur penyetaraan sehingga saya berniat mencoba saja waktu itu.” Ujarnya.
Penelitiannya berjudul “Political Party and Women’s Representation in the Indonesian Parliament, 2009-2019” membahas mengenai keterwakilan perempuan dalam dunia politik di Indonesia. Alvinda berusaha mengukur pengaruh karakteristik partai politik terhadap jumlah perempuan yang berhasil menduduki kursi parlemen dari tahun 2009 hingga tahun 2019. Ia terinspirasi dari jurnal internasional yang juga membahas hal yang sama, hanya saja ia aplikasikan pada fenomena partai politik yang ada di Indonesia. Alvinda mengaku bahwa ia memang menyukai isu-isu yang berkaitan dengan gender.
“Saya concern dengan isu-isu keperempuanan dan gender. Meskipun saat ini nilai kesetaraan sudah cukup maju di berbagai bidang, bukan berarti kasus-kasus yang merugikan perempuan dan kelompok rentan itu tidak ada. Di lingkungan saya, masih banyak ditemui kejadian atau tindakan yang mendiskreditkan perempuan dan kelompok rentan seperti pernikahan dini, pembatasan ke akses pendidikan, bullying, kenakalan remaja, dan lain-lain. Melalui penelitian, saya bisa lebih memahami konteks permasalahan tersebut, yang pada akhirnya mampu memberikan model penyelesaian masalah dengan lebih tepat sasaran,” tambahnya
Alvinda membutuhkan waktu kurang lebih selama satu tahun hingga jurnalnya dapat tembus di SINTA 2. “Jadi harus sabar nunggu, sabar nge-follow up ke editornya, rajin-rajin kirim email satu bulan sekali buat tanya progres agar kemajuan artikel kita tuh masih bisa kita pantau,” tuturnya.
Ia mengaku bahwa jurnalnya sempat tertolak di Jurnal Wacana Politik karena tema yang ia bawa tidak relevan dengan topik di Jurnal tersebut. Namun akhirnya, ia dapat melakukan submit di Jurnal Indonesian Political Science Review (IPSR) tepat waktu sesuai target pada timelinenya.
Alvinda juga menyampaikan bahwa penting bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian untuk membuat timeline agar penelitian dapat selesai tepat waktu. Selain membuat timeline, Alvinda juga mengaku bahwa ia mengikuti kegiatan-kegiatan di kampus yang memang membantunya berproses di dunia penelitian.
“Saya aktif menjadi asisten dosen pada kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat sejak semester 3, serta tergabung dalam UKM riset di fakultas selama satu tahun. Kegiatan tersebut banyak berkontribusi dalam pengembangan keilmuan saya, terutama memperdalam praktik riset sosial yang menjadi bagian studi saya,” ungkapnya pada tim Kanal24.(Erf)