Kanal24, Malang – Di tengah meningkatnya ancaman perubahan iklim dan curah hujan ekstrem di berbagai wilayah Indonesia, penelitian mengenai pola distribusi hujan menjadi kunci penting dalam perencanaan infrastruktur sumber daya air. Hal inilah yang menjadi fokus riset Yunita Ayu Setiyowati, M.T., lulusan Program Magister Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB), yang baru saja diwisuda pada Sabtu (11/10/2025) di Gedung Samantha Krida.
Dalam tesisnya, Yunita meneliti kalibrasi pola distribusi hujan menggunakan data satelit. Penelitian ini berangkat dari kenyataan bahwa data curah hujan di Indonesia masih terbatas dan seringkali tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan. “Pendekatan satelit membantu menghasilkan perhitungan debit banjir rancangan yang lebih akurat, terutama untuk perencanaan bendungan dan saluran pengendali banjir,” jelasnya.
Menurut Yunita, akurasi data debit banjir sangat menentukan kekuatan konstruksi bangunan air. Jika perhitungannya meleset, infrastruktur bisa berisiko tidak mampu menahan curah hujan ekstrem. “Dengan metode kalibrasi ini, perencanaan bisa lebih adaptif terhadap kondisi iklim yang terus berubah,” tambahnya.
Penelitiannya diharapkan dapat menjadi referensi bagi para perencana dan insinyur di bidang sumber daya air dalam menciptakan desain bangunan yang tangguh terhadap bencana hidrometeorologi.
Prestasi di Tengah Kesibukan Profesional
Di balik risetnya yang aplikatif, Yunita juga mencatatkan prestasi akademik luar biasa. Ia berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,00 dan dinobatkan sebagai salah satu lulusan terbaik pada wisuda UB periode Oktober 2025. Capaian itu ia raih hanya dalam waktu 1 tahun 11 bulan, meski harus membagi waktu antara studi pascasarjana, pekerjaan, dan kehidupan pribadi.
“Saya bekerja di perusahaan konsultan teknik, jadi waktu sangat terbatas. Kuncinya disiplin dan manajemen waktu,” ujarnya sambil tersenyum. Ia mengaku sering memanfaatkan waktu senggang secara produktif. “Kalau diajak ngopi, saya tetap ikut tapi sambil buka laptop dan mengerjakan revisi. Jadi tetap bisa bersosialisasi tanpa kehilangan momentum akademik.”
Motivasi dan Dukungan Beasiswa
Kesuksesan itu, diakui Yunita, tak lepas dari dukungan banyak pihak, terutama dari kedua orang tuanya yang telah wafat. “Motivasi terbesar saya berasal dari almarhum ayah dan ibu. Mereka ingin saya bisa sekolah sampai S2, padahal ibu saya hanya lulusan SD dan ayah lulusan SMP. Jadi setiap kali lelah, saya selalu ingat keinginan mereka,” tuturnya haru.
Selain dukungan moral, ia juga bersyukur memperoleh bantuan dari program Afirmasi Pendidikan Dikti Pascasarjana (APDP) yang sangat membantu kelancaran studinya. Program ini, menurutnya, tidak hanya memberikan bantuan finansial tetapi juga memperluas jejaring akademik dan profesional yang menunjang penelitiannya.
Rencana Studi ke Luar Negeri
Setelah menuntaskan pendidikan magister dengan hasil sempurna, Yunita berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang doktoral (S3) di luar negeri. Fokusnya tetap pada bidang hidrologi dan pengelolaan sumber daya air, bidang yang menurutnya sangat strategis untuk ketahanan lingkungan dan pangan Indonesia.
“Sekarang saya sedang mempersiapkan diri agar bisa melanjutkan studi S3 di luar negeri. Harapannya, saya bisa membawa ilmu baru untuk diterapkan di Indonesia,” ungkapnya penuh semangat.
Perjalanan Yunita Ayu Setiyowati menunjukkan bahwa riset yang relevan dengan tantangan bangsa dapat lahir dari dedikasi dan disiplin tinggi. Di tengah kesibukan profesional, ia mampu menyeimbangkan peran akademisi dan praktisi, membuktikan bahwa kerja keras, waktu yang terkelola, dan niat tulus bisa membawa seseorang pada puncak prestasi.(Nid/Din/Yor)