Kanal24, Malang – Semangat menyuarakan pentingnya literasi kembali menggema melalui karya inovatif dalam Madfest 2025, gelaran tahunan dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Vokasi Universitas Brawijaya pada Selasa (10/06/2025). Salah satu sorotan tahun ini datang dari Ananda Krisna Diwangga, mahasiswa semester 8 angkatan 2021, yang menyuguhkan karya berjudul “Pentingnya Literasi” sebagai tugas akhir sekaligus wujud kepeduliannya terhadap rendahnya minat literasi di kalangan remaja Indonesia.
Berangkat dari keresahan terhadap fakta bahwa Indonesia menempati peringkat ke-70 dari 80 negara dalam hal literasi (berdasarkan skor 359), Ananda merasa terpanggil untuk menciptakan media edukatif yang bisa diakses oleh remaja dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami. Maka lahirlah sebuah animasi grafis interaktif yang secara khusus dirancang untuk anak-anak dan remaja di Panti Asuhan Al Husna, Kabupaten Malang.
Baca juga:
Karya Mahasiswa DKV Unjuk Gigi di Pra-MADFEST 2025

“Literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga tentang memahami dan berpikir kritis. Kalau pendidikan formal belum bisa dijangkau semua orang, setidaknya minat membaca dan belajar bisa tumbuh lewat cara yang menyenangkan dan dekat dengan keseharian mereka,” jelas Ananda.
Literasi sebagai Kebutuhan, Bukan Sekadar Tambahan
Melalui proyek ini, Ananda ingin membuktikan bahwa literasi bukanlah hal yang kaku dan eksklusif, melainkan bisa disampaikan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Animasi yang ia rancang penuh warna cerah dan visual yang atraktif, mencerminkan semangat dan karakter khas remaja yang penuh energi dan rasa ingin tahu tinggi.
“Kita tahu remaja adalah masa yang sangat penting untuk membentuk cara berpikir. Maka dari itu saya pilih animasi karena medium ini sangat kuat untuk menarik perhatian mereka,” ujarnya.
Selain animasi utama, karya ini juga didukung oleh leaflet informasi sebagai pengantar mengenai pentingnya literasi, serta kartu diskusi berisi berbagai topik ringan hingga mendalam seputar literasi, gaya hidup, dan opini. Kartu ini dirancang untuk merangsang diskusi interaktif antar remaja, mendorong mereka berpikir lebih luas dan memahami berbagai sudut pandang.
“Kartu ini saya buat karena saya percaya diskusi adalah bagian penting dalam proses belajar. Saat diskusi, pikiran kita tidak hanya berkutat pada satu sudut pandang, tapi juga terbuka terhadap pemikiran orang lain,” tambahnya.
Akses Mudah, Pesan Mendalam
Salah satu keunggulan karya Ananda adalah aksesibilitasnya. Animasi edukatif ini bisa dinikmati oleh siapa saja, cukup dengan memindai QR code yang tersedia di leaflet maupun kartu diskusi. Dengan akses semudah ini, diharapkan siapa pun bisa mulai belajar tanpa hambatan.
“Bukan cuma remaja, bahkan anak-anak dan orang dewasa juga bisa nonton animasi ini. Saya ingin pesan tentang pentingnya literasi bisa sampai ke semua kalangan,” kata Ananda penuh semangat.

Baca juga:
Manager Toyota Soroti Fondasi Dasar Lulusan Teknik di Era AI
Dampak dan Harapan untuk Masa Depan
Bagi Ananda, pendidikan adalah fondasi kehidupan. Ia berharap karya ini dapat memberi dampak nyata, terutama bagi anak-anak dan remaja Panti Asuhan Al Husna sebagai sasaran utama programnya. Namun lebih jauh, ia juga ingin menyuarakan bahwa setiap anak di Indonesia berhak mendapatkan kesempatan belajar yang sama, apa pun latar belakangnya.
“Harapan saya, remaja di Al Husna maupun di tempat lain bisa menyadari bahwa belajar bisa menyenangkan dan tidak harus selalu lewat jalur formal. Literasi bisa membentuk karakter, membangun pola pikir yang kritis, dan pada akhirnya menjadikan kita pribadi yang kuat dalam menghadapi dunia,” tutup Ananda.
Melalui pendekatan yang segar dan penuh warna, karya Ananda Krisna Diwangga menjadi bukti bahwa generasi muda mampu mengambil peran besar dalam membentuk budaya literasi di Indonesia. Tidak hanya melalui buku, tetapi lewat inovasi yang menggabungkan teknologi, seni, dan kepedulian sosial. (nid)