KANAL24, Malang – Transaksi keuangan non tunai akan terus berkembang dan menjadi trend dimasa yang akan datang. Sehingga edukasi keuangan non tunai perlu dilakukan sejak usia dini agar menjadi kebiasaan. Mahasiswa Universitas Brawijaya Membuat Konsep dengan Menggabungan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification) serta Bank Sampah Sebagai Media Literasi Keuangan Nontunai Anak Sekolah Dasar.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (UB) merancang konsep program literasi keuangan nontunai dengan memanfaatkan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) dan Bank Sampah.
Ide program tersebut muncul karena adanya kesadaran mitra yaitu SD Muhammadiyah 9 Malang terhadap literasi keuangan. Namun, muncul permasalahan dari pihak sekolah yaitu belum adanya program yang dinilai cocok dalam kegiatan literasi keuangan non-tunai. Program ini juga didasari karena pengelolaan sampah di SD Muhammadiyah 9 Malang dinilai belum cukup baik hal tersebut terbukti dari masih bercampurnya jenis jenis sampah pada satu tempat sampah.
Perwakilan Tim dari UB, Muhammad Denay Widyatama (Akuntansi 2019), mengatakan SD Muhammadiyah 9 Malang sudah memiliki kesadaran tentang literasi keuangan sejak dini yang cukup bagus dengan telah mengadakan kegiatan literasi keuangan seperti pengenalan uang dan juga simulasi transaksi di pasar tradisional maupun modern. Namun, sayangnya belum dilaksanakan literasi keuangan nontunai.
“Padahal literasi keuangan nontunai sangat penting dan hal tersebut juga sejalan dengan Bank Indonesia yang semakin menggencarkan literasi keuangan non-tunai.” ungkap Denay Sabtu (26/9/2020)
Denay tidak sendirian, ia bersama keempat rekannya Muhammad Choiri Ikhsan(Akuntansi 2017), I Made Candra Dedi Manuarsa (Akuntansi 2019), Rifki Ahmad Maulana (Manajemen 2019), Isnaini Bariza (Ilmu Ekonomi 2019),dan dosen pembimbing Yenny Kornitasari, SE., ME.
Mereka membuat rancangan serta mensosialisasikan konsep program yang mereka berinama Cash Fiction (Cashless Financial Literation) ini melalui media online untuk meningkatkan melek literasi keuangan serta menambah kesadaran anak-anak khususnya anak sekolah dasar untuk menjaga lingkungan sekitar dengan program bank sampah.
“Alur dari program ini adalah siswa mendapatkan literasi keuangan non – tunai serta literasi mengenai bank sampah kemudian siswa mengumpulkan sampah dan membawanya ke bank sampah sekolah lalu sampah akan dipilah dan dipisahkan berdasarkan jenisnya. Setelah itu siswa diberikan sebuah kartu Rfid yang didalamnya sudah terisi saldo sesuai dengan sampah yang dibawa. Proses yang terakhir adalah menggunakan kartu rfid untuk membeli makanan atau minuman di kantin sekolah.” bebernya
Dia menambahkan, rancangan program Cash Fiction ini juga memanfaatkan teknologi RFID (Radio Frequency Identification), teknologi tersebut dinilai cocok untuk mensimulasikan literasi keuangan nontunai pada anak sekolah dasar. Terlebih lagi teknologi RFID telah digunakan dalam transaksi nontunai pada gerbang tol atau sering disebut dengan kartu e-tol.
“Melalui program Cash Fiction yang didesign simple tetapi menarik ini diharapkan anak-anak sekolah dasar dapat lebih mengenal transaksi nontunai dan teknologi RFID serta memiliki ketertarikan dengan program bank sampah untuk menjaga lingkungan hidup sekitar.” kata mahasiswa angkatan 2019 tersebut.
Rancangan dari program Cash Fiction ini dapat dikembangkan menjadi sebuah kurikulum literasi keuangan nontunai untuk anak anak sekolah dasar. Selain itu program ini juga dapat digunakan sebagai strategi dari Dinas Lingkungan Hidup untuk mengkampanyekan zero waste melalui penerapan bank sampah.(sdk)