KANAL24, Malang – Wakil rektor bidang kemahasiswaan, Prof. Abdul Hakim merespon beberapa isu terkait dengan aksi mahasiswa baik yang terjadi di Malang maupun di Jakarta. Ditemui seusai upacara Hari Kesaktian Pancasila hari ini (1/10/2019), Abdul mengatakan banyak isu bermunculan bhawa mahasiswa tidak memahami apa yang mereka perjuangkan.
“Mahasiswa dikatakan tidak memahami apa yang mereka perjuangkan walaupun hal ini sudah di bantah oleh mahasiswa dalam berbagai forum. Jadi, disarankan kepada kami itu supaya melakukan dialog dan workshop untuk lebih memperjelas substansi dari RUU yang di protes tersebut,”ungkapnya.
Lebih lanjut, menurut Abdul, UB juga diharapkan untuk memperbanyak kegiatan dalam bidang kemahasiswaan sehingga mahasiswa tidak disibukkan untuk merespon berita-berita yang sifatnya hoax. Kemudian, UB juga diminta untuk mengontrol penggunaan fasilitas kampus. Jangan sampai digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya “radikal”.
Terkait dengan isu Menristekdikti akan menegur rektor yang mahasiswa masih turun ke jalan, mantan direktur Pasca UB itu mengungkapkan bahwa isu itu telah dipelintir.
“Jadi, pak menristek membantah kemarin, bahwa berita itu dipelintir. Memang benar. kita khususnya pak rektor diminta untuk mendisiplinkan dosen maupun tenaga kependidikannya. Jadi, seperti ini misalnya kita lihat tadi upacara akan selesai tapi masih banyak pegawai yang berjalan di luar barisan, harusnya kedepan hal-hal seperti itu tidak boleh lagi terjadi,” lanjut Abdul Hakim.
Kemudian, dosen maupun tendik diminta untuk lebih disiplin. Kalau ketahuan ada tendik maupun dosen yang memprovokasi dengan jelas dan nyata kegiatan yang sifatnya anti Pancasila diminta untuk ditegur. Teguran dilayangkan, baik secara tertulis maupun lisan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (meg)