Kanal24, Malang – Kebutuhan akan pelayanan kesehatan lansia berbasis empati dan pendekatan holistik menjadi semakin mendesak di tengah peningkatan jumlah populasi lanjut usia di Indonesia. Banyak panti werdha masih berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar, sementara aspek psikososial, spiritual, dan preventif belum maksimal. Merespons tantangan tersebut, sekelompok mahasiswa keperawatan Universitas Brawijaya (UB) menjalankan program pengabdian masyarakat bertajuk “Touch Your Heart: Healing Hati Bersama Oma” di Panti Werdha Griya Kasih Siloam, Malang, sebagai integrasi antara layanan kesehatan dan pendidikan keperawatan.
Kegiatan yang berlangsung pada 18–20 Juni 2025 ini merupakan bentuk kolaborasi antara dunia pendidikan dan pelayanan kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Pendekatan yang digunakan meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, serta memperhatikan kebutuhan spiritual dan sosial para penghuni panti. Tak hanya menjadi ajang praktik keterampilan, program ini juga menjadi bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan mendukung capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi.
Membangun Relasi Emosional dan Profesionalisme Mahasiswa
Kegiatan yang dilakukan mencakup skrining dan pemeriksaan kesehatan, terapi kelompok berupa musik dan latihan kognitif, serta kunjungan pribadi sahabat lansia. Bagi para mahasiswa, momen ini menghadirkan pembelajaran nyata di luar kelas tentang pentingnya komunikasi yang tulus dan hadir secara emosional dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Salah satu mahasiswa menuturkan pengalaman mendalam saat berinteraksi dengan Oma EM, seorang lansia berusia 86 tahun yang baru tiga bulan tinggal di panti. Awalnya tertutup, Oma EM perlahan membuka diri setelah diajak berbicara dengan empati. “Tolong bantu dan doakan oma terus ya,” ucap sang oma yang disambut haru oleh mahasiswa. Saat berpamitan, Oma EM bertanya, “Lama atau tidak?” – sebuah pertanyaan sederhana yang mencerminkan harapan lansia akan kehadiran yang konsisten dan penuh makna.
Interaksi hangat juga terjalin dengan Oma OT, lansia berusia 78 tahun yang masih bersemangat menceritakan masa mudanya. Dengan mata berbinar, ia mengenang masa sekolah di SMA Machung Malang. “Saya senang sekolah dulu, tapi dulu masih tidak ada universitas jadi hanya bisa sampai SMA,” tuturnya. Dari cerita-cerita tersebut, mahasiswa menyadari bahwa setiap lansia menyimpan sejarah panjang yang layak untuk dihargai.
Integrasi Pendidikan dan Kemanusiaan dalam Keperawatan
Program pengabdian ini juga menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi terapeutik, pemahaman psikologi geriatri, dan sikap empati yang akan menjadi bekal penting sebagai tenaga kesehatan masa depan. Para peserta belajar bahwa menjadi perawat bukan hanya tentang memberi tindakan medis, tapi juga memahami kondisi emosional pasien dan hadir dengan sepenuh hati.
Melalui pengamatan langsung, mahasiswa juga menghadapi tantangan seperti kehilangan fokus pada lansia, namun mampu mengatasinya dengan berbicara perlahan, menggunakan bahasa sederhana, dan memberikan waktu merespons. Hal ini membentuk pemahaman baru bahwa mendengarkan adalah salah satu bentuk perawatan paling mendasar dan manusiawi.
Kegiatan ini sekaligus mengintegrasikan mata kuliah Keperawatan Gerontik, serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan poin ke-17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Melalui program ini, nilai-nilai kemanusiaan, profesionalisme, dan kasih sayang menjadi nyata. Mahasiswa bukan hanya belajar merawat, tetapi juga hadir, mendengar, dan menyentuh hati. Touch Your Heart bukan sekadar nama program, melainkan misi yang terwujud melalui pelukan hangat, senyum, dan cerita yang menghubungkan generasi muda dengan para lansia yang telah lebih dahulu melintasi waktu.(Din/Yus)
