Kanal24, Malang – Kebutuhan untuk menyiapkan mahasiswa agar mampu beradaptasi di tengah dinamika dunia global menjadi latar belakang digelarnya kegiatan student inbound internasional di lingkungan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB). Fakultas menilai bahwa mahasiswa masih perlu diperkuat dalam hal jejaring internasional, pertukaran wawasan, serta pembentukan global mindset agar mampu berperan sebagai bagian dari komunitas ilmiah perikanan di tingkat dunia.
Kegiatan bertajuk Opening Ceremony Student Inbound dari Universiti Malaya dan Student Inbound Universiti Putra Malaysia ini dilaksanakan pada Senin (08/12/2025), berlokasi di Ruang Meeting Lantai 2 Gedung B dan Ruang Exhibition Lantai 1 FPIK UB, dan digelar oleh FPIK Universitas Brawijaya. Acara ini menjadi penanda dimulainya rangkaian program mobilitas mahasiswa internasional yang melibatkan mahasiswa dari Indonesia dan Malaysia.
Baca juga:
CoMove Tawarkan AI Atasi Macet Kota

Membangun Sense of Global Community
Ketua Pelaksana kegiatan, Zulkisam Pramudia, menjelaskan bahwa program ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan membentuk komunitas global di kalangan mahasiswa perikanan. Pertemuan mahasiswa UB dengan mahasiswa Universiti Putra Malaysia (UPM) pada kegiatan sebelumnya mendorong lahirnya gagasan untuk memperkuat interaksi lintas negara secara lebih terstruktur. Melalui program ini, mahasiswa diharapkan memiliki kepekaan global serta kemampuan berinteraksi dalam komunitas internasional.
Sebanyak 20 mahasiswa dan 3 dosen dari UPM terlibat dalam program ini, ditambah rencana kedatangan sekitar 40 mahasiswa dari Universiti Malaya. Selain pembelajaran akademik, kegiatan ini juga diarahkan untuk mencapai target Key Performance Indicators (IKU) institusi, sekaligus membuka jalan bagi pengiriman mahasiswa UB ke luar negeri pada tahun-tahun mendatang.
Rangkaian Agenda Akademik dan Budaya
Program ini dirancang berlangsung selama tujuh hari efektif, ditambah program kunjungan lapangan. Rangkaian kegiatan dimulai dengan tur kampus dalam lingkup FPIK UB, dilanjutkan dengan kunjungan ke laboratorium di luar kampus, seperti fasilitas di Sumber Pasir dan balai provinsi di kawasan Batu.
Pada hari-hari berikutnya, mahasiswa akan mengikuti perkuliahan dari dosen FPIK UB dan dosen dari universitas mitra, termasuk perguruan tinggi dalam negeri. Agenda juga diselingi kunjungan ke Gunung Bromo yang menjadi wisata edukasi dan juga sarana pertukaran budaya, di mana mahasiswa saling mengenalkan budaya Malang, Jawa Timur, dan budaya Malaysia. Di akhir program akademik, para peserta akan mempresentasikan proyek kelompok hasil kolaborasi lintas universitas, sebelum ditutup dengan kunjungan edukatif ke kawasan wisata Batu.
Penguatan Kolaborasi Riset dan Mobilitas
Dosen Universiti Putra Malaysia, Ts. Dr. Muhammad Azfar bin Ismail, menyampaikan bahwa pemilihan Universitas Brawijaya didasarkan pada reputasi UB sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, serta kesesuaian bidang kajian dalam aquaculture dan perikanan. Kolaborasi ini dinilai penting untuk memperluas pengalaman internasional mahasiswa, sekaligus memperkaya perspektif keilmuan terbaru lintas negara.

Dekan FPIK UB, Prof. Dr. Sc. Asep Awaludin Prihanto, S.Pi., M.P., menegaskan bahwa program ini menjadi langkah awal menuju pertukaran mahasiswa yang lebih besar. FPIK UB menargetkan pengiriman mahasiswa secara bergantian ke Malaysia pada tahun-tahun mendatang, sekaligus membangun portofolio kerja sama riset, publikasi ilmiah, dan program mobilitas jangka panjang. Harapannya, mahasiswa semakin terbiasa berinteraksi secara global dan mampu mengukur kualitas keilmuan diri di tingkat internasional.
Dosen Universiti Malaya, Ts. Dr. Noorhidayah Binti Mamat, menambahkan bahwa kolaborasi antar-institusi tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus terus diperkuat melalui pertukaran pengetahuan, riset bersama, dan penguatan jejaring akademik. Menurutnya, kunjungan ini merupakan bentuk realisasi nyata dari kerja sama yang telah dituangkan dalam nota kesepahaman, sekaligus fondasi untuk kolaborasi jangka panjang di bidang akademik dan penelitian.
Kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak terbentuknya ekosistem kolaborasi internasional yang berkelanjutan dengan Malaysia dan juga dengan negara-negara lain di masa mendatang, guna memperkuat posisi mahasiswa perikanan Indonesia di kancah global. (nid/dht)










