Kanal24, Boyolali – Universitas Brawijaya (UB) kembali mengirimkan mahasiswa dalam program Mahasiswa Merdeka Kampus Merdeka (MBKM) untuk membantu mengatasi masalah lingkungan di Kabupaten Boyolali. Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Dana Padanan (PDP) 2024, yang berfokus pada inovasi teknologi pemanfaatan limbah kotoran sapi berbasis sirkular ekonomi, dengan tujuan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di desa-desa Kabupaten Boyolali.
Dalam keterangan yang diterima Kanal24 (2/9/2024) tim dosen dari UB, yang dipimpin oleh Prof. Sri Suhartini, STP. M.Env.Mgt., PhD, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Boyolali dan Universitas Boyolali (UBY). Dalam proyek ini, Prof. Sri Suhartini dibantu oleh anggota tim lainnya, yaitu Prof. Dr. Ir. Bambang Susilo, M.Sc.Agr., Nimas Mayang Sabrina Sunyoto, STP., MP., PhD., Dra. Sri Wardhani, M.Si., dan Aris Budi Prasetyo, S.Pt., M.Pt. dari UBY. Dari pihak DLH, program ini diketuai oleh Kepala Dinas, Bapak Suraji, ST. MSi.
Program MBKM kali ini melibatkan enam mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB, yaitu Pramadito Sondha Ramadhani, Muhammad Rasyid, Ishlah Addiin, Fakhrul Maulana Army, Zahirah Khoirunnisa, dan Andini Fathima Achson. Selain itu, empat mahasiswa dari Fakultas Pertanian (FP) UBY, yaitu Nunik Purwanti, Ishak Romadhoni, Joko Priyono, dan Surya Aditya Nuril Huda, juga turut ambil bagian.
Para mahasiswa ini akan tinggal selama beberapa bulan di lokasi kegiatan, di mana mereka berperan sebagai perwakilan tim dosen untuk mengintroduksi pengembangan teknologi digester biogas dan pressure swing adsorption (PSA) guna memurnikan biogas dan mengkonversinya menjadi listrik.
Sebelum keberangkatan, mahasiswa UB telah mengikuti pelatihan terkait pengoperasian digester biogas langsung dari Bapak Slamet, seorang praktisi dan peternak sapi di Desa Argosari, Jabung, Kabupaten Malang. Pelatihan ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dasar yang diperlukan sebelum mereka terjun langsung ke masyarakat.
Prof. Sri Suhartini menjelaskan, “Pembekalan kepada mahasiswa MBKM merupakan kegiatan penting agar mahasiswa memiliki informasi dasar sebelum terjun ke masyarakat secara langsung. Dengan demikian, mereka akan dapat berkontribusi memberikan alternatif solusi atau jika perlu bekerja bersama masyarakat mitra untuk mengatasi permasalahan lingkungan di sana.”
Pada Rabu (31/07/2024) mahasiswa MBKM berkoordinasi dengan tim DLH untuk melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk sosialisasi biogas, pengoperasian digester, pendataan lokasi digester biogas, serta pengembangan teknologi pemurnian biogas menjadi energi listrik. Selain itu, mereka juga terlibat dalam berbagai kegiatan masyarakat di Desa Samiran, Kecamatan Selo, seperti bersih desa, mengajar anak-anak, dan mengikuti perayaan HUT RI ke-79. Menurut Bapak Suraji dari DLH, keberadaan mahasiswa MBKM ini sangat mendukung beberapa kegiatan di DLH dan masyarakat setempat.
Program ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjadikan proyek tugas akhir mereka lebih relevan dengan isu-isu lingkungan, energi, teknologi, dan ekonomi. Topik-topik yang diangkat dalam tugas akhir meliputi desain teknologi PSA, life cycle assessment (LCA), techno-economic analysis (TEA), dan analisis jejak karbon serta nutrient footprint dari pemanfaatan biofertilizer.
Aris Budi Prasetyo dari UBY menambahkan bahwa “Adanya program MBKM gabungan antara mahasiswa UB dan UBY dapat menjadi salah satu implementasi nyata kolaborasi antara dua institusi, sehingga antar mahasiswa dapat saling belajar kerjasama dan networking.” Harapannya, melalui program MBKM ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung di masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan waktu kelulusan sebagai salah satu indikator kinerja institusi. (nid)