KANAL24, Malang – Program Mahasiswa Masuk Desa atau MMD yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya kini telah berlangsung selama dua minggu. Dalam masa tersebut, sudah banyak hasil yang dapat dilihat dari berpartisipasinya mahasiswa dari Universitas Brawijaya dalam lingkungan masyarakat di desa-desa yang menjadi sasaran MMD. Desa Tulungrejo, misalnya, menjadi salah satu desa sasaran MMD yang merasa sangat terbantu dengan keberadaan Mahasiswa MMD di desanya.
Ditemui selepas acara BONSAI atau Bincang dan Obrolan Santai pada Selasa (18/7), Wildan selaku koordinator tim MMD di Desa Tulungrejo menyatakan bahwa sejatinya memang banyak potensi desa di Tulungrejo, utamanya potensi wisata. Ia menerangkan bahwa banyaknya lokasi tersembunyi atau hidden gem dari Tulungrejo ini menjadi salah satu potensi yang harus dimaksimalkan. Hal itulah yang kemudian mendasari salah satu program utama mereka untuk menguatkan media sosial desa yakni tiktok dan instagram untuk mempromosikan Desa Tulungrejo dalam berbagai aspek seperti budaya, pariwisata, dan potensi-potensi desa yang lainnya.
Mahasiswa Manajemen Perhotelan ini juga menjelaskan bahwa salah satu fenomena yang mereka temukan di Tulungrejo adalah kurangnya kemampuan masyarakat Desa Tulungrejo dalam mengelola media sosial secara maksimal. Hal inilah yang membuat masyarakat Tulungrejo kebingungan untuk mempromosikan Desa.
Salah satu program lain yang juga dicanangkan oleh Mahasiswa MMD adalah Agriedukasi untuk siswa sekolah. Menurut Wildan, program ini dipilih sebagai media untuk memperkenalkan konsep pertanian kepada anak-anak sekolah sehingga mereka lebih tertarik terhadap pertanian. “Karena kan ada yang ayahnya petani, orangtuanya petani, itu kan mereka malu mengakuinya. Itu (Agriedukasi) kita buat agar mereka tidak malu mengakui orangtuanya sebagai petani”, terang Wildan.
Ditemui dalam kesempatan serupa, Suliono selaku Kepala Desa Tulungrejo menjelaskan bahwa setiap kali diadakan program KKN baik dari UB maupun universitas lain, ia memiliki prioritas untuk menggandeng mahasiswa sebagai rekan untuk melihat secara transparan kondisi di lapangan. Menurutnya, adanya mahasiswa MMD di Tulungrejo sebagai pihak yang independen dapat memberikan pandangan dan opini baru yang lebih transparan dan netral tentang kelebihan dan kekurangan desa. Suliono sendiri mengaku selalu mengadakan sesi diskusi bersama dengan para mahasiswa yang datang ke desanya dan menampung pendapat para mahasiswa tentang kelebihan dan kekurangan desa untuk diakomodir dan dijadikan bahan pertimbangan untuk merancang kebijakan pembangunan desa dari tahun ke tahun.
Suliono juga menyambut baik inisiatif Mahasiswa MMD untuk mengaktifkan dan menggencarkan promosi Desa Tulungrejo melalui berbagai perangkat dan media sosial seperti instagram resmi milik desa. Ia merasa bahwa di era sekarang dimana informasi terus bermunculan dengan sangat cepat, kehadiran media sosial dan broadcast menjadi sesuatu yang sangat diperlukan bagi Desa Tulungrejo untuk memperkenalkan dirinya sebagai desa wisata dan untuk terus mengekspos potensi-potensi yang ada di Tulungrejo. “Maka inilah sarana prasarana yang harus kami tempuh. Kami dibantu UB, difasilitasi UB, maka kami (mengucapkan) terima kasih”, pungkasnya.(suf)