Kanal24, Lumajang – Desa Klakah, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perkebunan. Beragam produk olahan seperti kue basah, rengginang, keripik tempe, singkong, hingga pisang menjadi andalan masyarakat setempat. Namun, sebagian besar usaha mikro kecil menengah (UMKM) di desa ini masih berskala rumahan dengan jangkauan pemasaran terbatas. Produk banyak dijual dengan kemasan sederhana bahkan tanpa label, sehingga sulit bersaing di pasar yang lebih luas.
Melihat tantangan tersebut, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Kelompok 76 hadir memberikan solusi melalui kegiatan bertema “Optimalisasi Kemasan sebagai Strategi Pemasaran” pada Sabtu (12/07/2025).
Baca juga:
UB Sambut 2000 Mahasiswa Pascasarjana di ORDIK 2025

Sosialisasi Strategi Kemasan untuk Branding Produk
Kegiatan yang diprakarsai oleh Azzahra Alifah Yusuf selaku ketua pelaksana ini dilaksanakan dengan dukungan dosen pembimbing lapangan Dr. Jaisy Aghniarahim Putritamara, S.Pt., M.P., serta seluruh anggota tim MMD UB 76.
Sebanyak 25 pelaku UMKM Desa Klakah hadir dalam kegiatan yang dibagi menjadi tiga sesi utama. Pada sesi pertama, peserta mendapatkan materi tentang fungsi kemasan, unsur visual dan informatif, serta komponen penting yang perlu ada dalam sebuah kemasan. Tim juga membandingkan contoh kemasan optimal dan kurang optimal, serta mengenalkan alternatif bahan ramah lingkungan sebagai penyesuaian dengan tren pasar.
Interaktif dan Responsif: Dari Kuis hingga Tanya Jawab
Setelah materi disampaikan, sesi kedua berupa kuis interaktif digelar untuk menguji pemahaman peserta. Antusiasme tinggi terlihat ketika para pelaku UMKM saling berebut menjawab dengan cepat dan tepat.
Sesi terakhir adalah tanya jawab, di mana peserta mengajukan pertanyaan spesifik terkait kebutuhan produk mereka. Misalnya, bagaimana kemasan yang sesuai untuk produk berkuah, serta strategi pengemasan yang efisien tanpa menambah biaya produksi secara signifikan.
“Program ini kami rancang untuk membantu UMKM memahami bahwa kemasan bukan sekadar pelindung produk, tetapi juga kunci daya tarik dan citra usaha,” jelas Azzahra Alifah Yusuf.
Dukungan Desa untuk UMKM Lebih Kompetitif
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari perangkat desa. Bu Linda, perwakilan perangkat desa sekaligus pembimbing mahasiswa MMD UB, menegaskan pentingnya pelatihan ini.
“Kami sangat mendukung kegiatan sosialisasi ini. Program ini relevan dengan kebutuhan UMKM di Desa Klakah yang selama ini masih kurang dalam hal kemasan dan branding produk. Harapannya, pelatihan ini bisa memberikan dampak nyata dan mendorong pelaku UMKM untuk lebih siap bersaing di pasar yang lebih luas,” ungkapnya.
Dampak dan Keberlanjutan Program
Hasil kegiatan menunjukkan mayoritas peserta memahami materi dan mulai mempertimbangkan perubahan kemasan pada produk mereka. Sebagai tindak lanjut, tim MMD UB membuka ruang diskusi tambahan di luar forum resmi bagi pelaku UMKM yang membutuhkan pendampingan lebih lanjut.
Program ini juga diarahkan untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 8: Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan. Dengan strategi kemasan yang lebih baik, UMKM Desa Klakah diharapkan dapat memperluas pasar, meningkatkan daya tarik produk, dan menambah pendapatan masyarakat.
Baca juga:
Rektor UB: Kemerdekaan adalah Kebebasan Berpikir dan Berinovasi
Menuju Branding yang Lebih Kuat
Selain sebagai pelatihan teknis, kegiatan ini menjadi langkah awal membangun kesadaran pelaku UMKM bahwa branding tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk, tetapi juga bagaimana produk tersebut dikemas dan dipresentasikan.
Ke depan, tim MMD UB merencanakan pendataan menyeluruh pelaku UMKM Desa Klakah, pembentukan forum komunikasi, serta pelatihan lanjutan yang lebih spesifik sesuai jenis produk. Dengan upaya berkelanjutan ini, branding produk lokal diharapkan semakin kuat sehingga UMKM mampu menjadi penggerak ekonomi desa. (nid)