Kanal24, Lumajang – Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya menghadirkan inovasi baru dalam upaya menjaga ketahanan pangan sekaligus menghadapi tantangan krisis air yang tengah dialami masyarakat Desa Gucialit, Kabupaten Lumajang. Melalui program bertema “GEMARI-GALON: Gemar Makan Ikan dan Budidaya Ikan dalam Galon”, para mahasiswa memperkenalkan metode budidaya ikan lele menggunakan media galon air sebagai solusi hemat air yang tetap produktif.
Program ini digelar dalam dua rangkaian utama, yaitu sosialisasi dan edukasi, yang melibatkan masyarakat umum serta siswa sekolah dasar. Sosialisasi pertama diadakan pada 19 Juli 2025 di Balai Desa Gucialit dan dihadiri antusias warga setempat. Sementara itu, pada 22 Juli 2025, kegiatan lanjutan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran interaktif bersama siswa SDN 01 Gucialit, Lumajang. Program ini dipimpin oleh Faudina Anggraeni di bawah bimbingan Ibu Edriana Pangestuti, S.E., M.Si., DBA, dan didukung 12 mahasiswa lainnya sebagai satu tim pengabdian.

Salah satu ibu kader posyandu Desa Gucialit menyampaikan bahwa inovasi ini sangat membantu masyarakat yang sering menghadapi kesulitan air.
“Kami sering kesulitan mencari air untuk budidaya ikan, jadi menurut saya program ini sangat membantu karena menggunakan galon yang tidak membutuhkan banyak air dan cara ini bisa dilakukan untuk tetap memproduksi ikan untuk keluarga,” ungkapnya.
Selain memperkenalkan metode budidaya hemat air, sosialisasi juga memberikan pemahaman mengenai kriteria ikan konsumsi yang baik serta pentingnya protein hewani untuk masa pertumbuhan anak usia sekolah. Para kader posyandu berperan aktif sebagai penggerak, membimbing keluarga agar lebih gemar mengonsumsi ikan.
Antusiasme juga terlihat dari para siswa yang mengikuti pembelajaran.
“Saya senang sekali mengenal jenis-jenis ikan konsumsi dan manfaat makan ikan untuk pertumbuhan, apalagi ikan rasanya enak,” ujar salah satu siswa kelas 2 SDN 01 Gucialit.
Menurut Fatikhul Ilham, Koordinator Desa Kelompok 60 MMD Universitas Brawijaya, keberhasilan program ini menunjukkan besarnya potensi kolaborasi mahasiswa dengan masyarakat dalam menyelesaikan masalah desa.
“Program ini merupakan hal solutif dalam menangani permasalahan desa, saya senang karena program ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Besar harapannya program ini dapat dipraktekkan secara langsung oleh masyarakat ke depannya,” jelasnya.

Baca juga:
17 Ribu Mahasiswa Baru UB Ambil Almamater dan KTM Secara Terjadwal
Lebih jauh, kegiatan ini tidak hanya memperkuat peran ibu kader posyandu dalam pemberdayaan keluarga, tetapi juga menumbuhkan nilai kebersamaan dan tanggung jawab sosial di tingkat komunitas. Dengan output berupa meningkatnya pemahaman masyarakat dalam proses budidaya ikan dan konsumsi ikan sehat, Desa Gucialit diharapkan mampu terus mengembangkan praktik ini sebagai solusi berkelanjutan di tengah keterbatasan sumber air.
Inisiatif GEMARI-GALON ini sekaligus mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 6 tentang Air Bersih dan Sanitasi Layak, poin 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, poin 2 Tanpa Kelaparan, serta poin 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera. (nid)