Kanal24, Lumajang – Suasana hangat dan penuh tawa memenuhi Balai Desa Kraton, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, pada Senin pagi (7/7/2025). Hari itu menjadi pembuka rangkaian kegiatan LENTERA (Les Privat Calistung dan Apresiasi Anak Desa), sebuah program literasi dan numerasi yang diinisiasi oleh Desiana Mullarosy, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025 Kelompok 52. Program ini terlaksana di bawah bimbingan Ibu Saparila Worokinasih, S.Sos., M.Si., Ph.D., dengan dukungan penuh masyarakat setempat.
LENTERA bukan sekadar mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung. Program ini hadir sebagai ruang belajar yang menyenangkan, memadukan metode bermain, mendongeng, diskusi, hingga latihan matematika yang interaktif. Sasaran utama adalah anak-anak kelas 3 dan 4 SD, meskipun semangat belajar juga menarik minat peserta dari kelas lebih rendah.
Baca juga:
Pelatihan Pemasaran Digital: Kunci Promosi Efektif
Hari Pertama: Menyemai Kepercayaan Diri Melalui Huruf dan Angka
Kegiatan dibuka dengan registrasi dan permainan kecil sebagai pemecah suasana. Anak-anak dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing didampingi satu mahasiswa. Ada yang awalnya malu-malu, namun perlahan mulai tersenyum saat diajak membaca buku cerita dengan gaya mendongeng penuh ekspresi.
Sesi membaca bersama dilanjutkan dengan diskusi singkat tentang tokoh cerita. Anak-anak diminta menulis siapa tokoh favorit mereka, sifat yang dimiliki, serta pelajaran yang bisa diambil. Setelah istirahat, fokus bergeser ke pembelajaran matematika dasar, termasuk hafalan perkalian 1–5.
Suasana belajar matematika berlangsung seru, diwarnai sorakan saat jawaban benar meluncur cepat. Apresiasi diberikan dalam bentuk stiker bintang yang ditempel di papan masing-masing peserta. Penghargaan ini tidak hanya untuk yang tercepat, tetapi juga untuk mereka yang berani mencoba dan aktif bertanya.
Hari Kedua: Buku Menjadi Sahabat Baru
Pada Selasa pagi (8/7/2025), kegiatan berpindah ke Perpustakaan Desa Kraton. Anak-anak yang sebelumnya ragu kini datang dengan penuh percaya diri. Mereka memilih buku sendiri, lalu membacanya di kelompok masing-masing.
Momen mengharukan terjadi saat Yaqdan, siswa kelas 4, bertanya dengan malu-malu, “Kak, bukunya boleh aku bawa pulang nggak? Aku mau bacain lagi buat adikku di rumah.” Permintaan sederhana ini menjadi bukti bahwa minat membaca mulai tumbuh dari keinginan pribadi.
Selain membaca, anak-anak juga belajar menulis kembali kisah tokoh favorit, bahkan beberapa menambahkan ilustrasi. Sesi matematika hari itu berlanjut dengan hafalan perkalian 6–10. Fokus utama bukan lagi siapa yang tercepat, melainkan siapa yang tetap mencoba meski belum sempurna.
Hari Ketiga: Menulis Harapan untuk Masa Depan
Kamis (10/7/2025) menjadi penutup rangkaian kegiatan LENTERA. Anak-anak mengerjakan evaluasi tertulis yang mencakup kemampuan membaca dan berhitung. Soal terakhir meminta mereka menulis cerita tentang kakak-kakak MMD. Dari lembar jawaban itu lahir kalimat-kalimat tulus, seperti “Aku suka waktu kakak bacain cerita. Kakaknya baik. Aku nggak mau kakaknya pulang,” hingga “Kalau kakaknya balik lagi, aku janji udah bisa baca sendiri.”
Mereka juga menulis “Surat untuk Masa Depan” berisi cita-cita pribadi dan harapan untuk perpustakaan desa. Penutup kegiatan diisi dengan sesi apresiasi, pemberian penghargaan bagi peserta dengan perkembangan terbaik, dan foto bersama penuh keceriaan.
Baca juga:
Cegah Stunting, KKN FP UB Dorong Desa Bokor Wujudkan Pekarangan Gizi
Cahaya LENTERA yang Tak Padam
Meski hanya berlangsung tiga hari, LENTERA meninggalkan kesan mendalam bagi anak-anak dan para pendamping. Program ini membuktikan bahwa literasi dan numerasi bukan hanya soal kemampuan akademis, melainkan juga membangun rasa percaya diri, keberanian, dan semangat belajar seumur hidup.
Dengan kolaborasi mahasiswa dan masyarakat, Balai Desa dan Perpustakaan Kraton menjadi pusat cahaya kecil yang akan terus menerangi langkah masa depan generasi muda desa. (nid)