Kanal24, Malang – Di era digital yang semakin terhubung, tantangan menjaga kepedulian terhadap lingkungan hidup tidak hanya berhenti pada penyuluhan dan ajakan konvensional. Diperlukan pendekatan baru yang menyentuh generasi muda secara lebih interaktif dan atraktif. Hal inilah yang mendorong tim Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya Kelompok 24 untuk mengembangkan sistem edukasi lingkungan berbasis digital di Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Dengan mengusung konsep Green Education System, mahasiswa MMD merancang dan mensosialisasikan sistem digitalisasi edukasi lingkungan melalui media QR Code. Inovasi ini menggabungkan empat elemen media secara blended—yakni audio, video, teks, gambar, dan animasi—sehingga informasi tentang pohon dan hewan khas desa dapat diakses secara mudah dan menarik oleh warga, terutama siswa sekolah dasar dan menengah.
Sistem ini menampilkan konten edukatif yang dibagi menjadi tiga kategori: informasi umum aset (seperti letak pohon atau hewan, jarak dari kantor desa, dan tahun pengadaan), informasi ilmiah (taksonomi, morfologi, anatomi, hingga manfaatnya), serta informasi cerita rakyat dan legenda setempat. Ketiga kategori ini diintegrasikan untuk memperkuat wawasan lingkungan dan pelestarian nilai-nilai sosial budaya lokal.
Simulasi Interaktif dan Hibah QR Code

Sosialisasi dilakukan selama dua hari, pada Senin (25/7/2025) di Balai Desa Argosuko dan beberapa sekolah, serta Selasa (26/7/2025) di sekolah lainnya. Kegiatan ini melibatkan SDN Argosuko 1, SDN Argosuko 2, dan SMP Mathlalul Huda. Dalam praktiknya, para guru dan siswa melakukan simulasi langsung dengan memindai QR Code yang telah disiapkan, menggunakan gawai guru.
Setiap sekolah menerima hibah satu paket QR Code yang terdiri dari empat aset desa—dua pohon dan dua hewan—yang nantinya dipasang dalam pigura dan menjadi media pembelajaran permanen di lingkungan sekolah. Sementara itu, Balai Desa Argosuko menerima empat media QR Code dalam ukuran besar (A2), yang dicetak menggunakan teknologi Hot Print UV System, menjadikannya tahan terhadap cuaca hingga sepuluh tahun ke depan.

Pemerintah Desa Apresiasi Inovasi
Kasi Pemerintahan Desa Argosuko, Suparman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa media edukasi ini sangat penting agar warga tetap mengingat sejarah orang-orang desa yang berjasa dalam membangun peternakan sapi dan kambing berbasis masyarakat. Menurutnya, hewan ternak dan pohon lokal tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga memiliki nilai kearifan lokal yang layak dijaga dan diwariskan.
“Dengan menggali informasi edukatif tentang sapi, kambing, dan pohon-pohon khas desa seperti belimbing dan jambu, warga dapat merasakan kebanggaan tersendiri terhadap kekayaan lokal. Harapannya, Desa Argosuko bisa berkembang menjadi ekosistem ternak sapi dan kambing yang unggul di Indonesia,” ujarnya.

Dukungan Dosen Ahli
Teknologi ini dikembangkan oleh mahasiswa dengan supervisi dosen-dosen pembimbing MMD dari Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya, termasuk kolaborasi khusus dalam pengembangan media QR Tech bersama dosen ahli.
Pendamping lapangan, Fitriana Rakhma Dhanias, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah positif dalam mengintegrasikan teknologi digital ke dalam edukasi cinta lingkungan.
“Kegiatan ini sangat membanggakan karena menghasilkan karya nyata yang mendukung SDGs, khususnya dalam konteks edukasi lingkungan yang berbasis digital dan relevan dengan karakter anak-anak sekolah saat ini,” ujarnya.
Program ini membuktikan bahwa transformasi digital dapat menjadi alat yang kuat untuk membangun kesadaran lingkungan sejak dini, sekaligus melestarikan pengetahuan lokal yang selama ini tersembunyi dalam narasi rakyat.(Din)