Kanal24, Malang – Potensi jeruk sebagai komoditas unggulan di Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, menyisakan permasalahan lingkungan akibat limbah kulit buah yang belum dimanfaatkan secara optimal. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) menjawab tantangan ini dengan menginisiasi pelatihan pembuatan Citrus Vinegar Cleaner, cairan pembersih alami berbahan dasar kulit jeruk. Inovasi ini diharapkan mampu mengurangi pencemaran sekaligus membuka peluang ekonomi berbasis rumah tangga.
Pelatihan ini berlangsung pada 9 Juli 2025 di Balai Desa Wonomulyo, melibatkan 19 peserta yang mayoritas berasal dari kalangan Tim Penggerak PKK. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja bertema “Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia dan Peran Kelembagaan Masyarakat Desa dalam Pengembangan Potensi Holtikultura dan Ekonomi Kreatif Menuju Pembangunan Desa yang Berkelanjutan.”
Koordinator Desa KKN FP UB, Muhammad Putra Tsani Kurnia Zaman, menjelaskan pentingnya pengolahan limbah kulit jeruk yang selama ini dibuang begitu saja. “Jeruk adalah komoditas lokal Wonomulyo, namun sayang sekali kulitnya hanya dibuang begitu saja. Padahal jika diolah, bisa menjadi cairan pembersih alami yang aman dan ekonomis,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Pelatihan Produksi Cairan Pembersih dari Kulit Jeruk
Pelatihan berlangsung interaktif, diawali dengan pre-test, dilanjutkan demonstrasi dan praktik pembuatan Citrus Vinegar Cleaner, serta diakhiri dengan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta. Proses fermentasi kulit jeruk menjadi cairan pembersih ini memerlukan waktu sekitar dua minggu.
Dalam sesi praktik, peserta menghasilkan lima botol cairan pembersih, hasil dari fermentasi kulit jeruk selama demonstrasi. Produk tersebut kemudian dibagikan kepada peserta untuk dipindahkan ke botol semprot dan dapat digunakan sebagai pembersih alat makan, peralatan dapur, maupun kaca.
Ketua PKK Wonomulyo, Tutik Hariati, menyambut baik pelatihan ini. “Praktik pemanfaatan limbah kulit jeruk ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kulit jeruk yang biasanya dibuang atau dibakar ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembersih yang aman. Inovasi ini sangat bermanfaat dan dapat langsung diterapkan di rumah sebagai alternatif cairan pembersih yang bebas dari bahan kimia berbahaya,” ujarnya.
Program ini diselenggarakan oleh tim KKN FP UB yang terdiri dari 24 mahasiswa, di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan Mahfudlotul ‘Ula, S.E., M.Si., dan Alia Fibrianingtyas, S.P., M.P.

Dukung SDGs dan Ekonomi Sirkular
Kegiatan pelatihan ini turut mendukung tiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Pertama, SDG 3 (Good Health and Well-being) karena penggunaan pembersih alami yang aman dan bebas bahan kimia mendukung kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan rumah tangga. Kedua, SDG 5 (Gender Equality) karena pelatihan memberdayakan perempuan desa dalam edukasi dan potensi usaha rumah tangga berbasis lingkungan. Ketiga, SDG 12 (Responsible Consumption and Production) melalui edukasi pengolahan limbah menjadi produk ramah lingkungan, yang sejalan dengan konsep ekonomi sirkular.
Melalui pelatihan ini, mahasiswa KKN berharap masyarakat dapat lebih sadar akan potensi limbah organik dan mengelolanya secara kreatif. Selain menjadi bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat, pelatihan ini juga diharapkan memicu lahirnya inovasi desa yang mandiri dan berkelanjutan.(Din)