Kanal24, Malang – Tim Mahasiswa Indonesia bersama timnya, meraih penghargaan dalam ajang International Youth Innovation Summit yang diadakan oleh Yayasan Global Youthpreneur Nusantara (GYN). Acara ini berlangsung pada tanggal 19-21 Maret 2024 dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara. Pada ajang ini, Mahasiswa Indonesia yang digawangi Dinda Khalisa Khalifatunnisa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) raih penghargaan atas inovasinya dengan memberdayakan penyandang disabilitas menggunakan teknologi digital.
Yayasan Global Youthpreneur Nusantara (GYN) merupakan lembaga kepemudaan non-pemerintah yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi kreatif dan pengembangan potensi diri. Berdasarkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0024419.AH.01.04. Tahun 2022, GYN secara resmi mendapatkan legalitas sebagai badan hukum sejak 2 Desember 2022, dengan berkedudukan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dinda Khalisa Khalifatunnisa, FISIP UB bersama timnya yang terdiri dari lima orang, meraih penghargaan Best Presentation dan Best Team. “Tentu saya merasa sangat senang dan bersyukur karena ini merupakan perlombaan pertama saya yang dilaksanakan secara offline di luar negeri. Sebagai pengalaman pertama, saya senang karena telah berusaha dengan maksimal hingga akhirnya mendapatkan penghargaan yang memotivasi saya untuk terus berkembang dan mencoba hal lainnya,” ujar Dinda pada Minggu (14/07/2024).
Tim Dinda terdiri dari lima orang: Oktri, lulusan jurusan Manajemen SDM Universitas Riau, Fachrunnisa Ernanda Manurung, mahasiswa jurusan Manajemen Universitas Malikussaleh, Maritsa Gaozhan Putri, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB University, dan Alda Maritsa, jurusan Pemikiran Politik Islam UIN Sunan Ampel Surabaya.
Tema besar dari kegiatan ini adalah “Youth Led Digital Innovation” yang berfokus pada inovasi berbasis digital dengan empat pilihan bidang, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Kelompok Dinda memilih topik terkait disabilitas dengan judul “GOOBEL: Pemanfaatan Teknologi Digital Melalui Wadah Perdagangan Elektronik Sebagai Upaya Pemberdayaan Penyandang Disabilitas dan Menciptakan Inklusivitas dalam Konteks Sosial dan Ekonomi”.
Dalam prosesnya, kelompok Dinda menghadapi berbagai tantangan. Awalnya, mereka menetapkan inovasi di bidang ekonomi dengan ide pemanfaatan limbah bulu ayam dalam pembuatan lis plafon gypsum. Namun, karena perbedaan pemahaman terkait output inovasi yang diharapkan panitia, mereka memutuskan untuk mengubah ide inovasi. Akhirnya, mereka berfokus pada inklusivitas dan menciptakan wadah digital bagi teman-teman difabel untuk berjualan secara online dengan fitur-fitur khusus.
Dinda menambahkan, “Aku suka melihat fasilitas di FISIP yang sangat mengupayakan inklusivitas, yang memberikanku kesadaran terkait urgensi dari hal ini dan menginspirasiku untuk membuat suatu inovasi untuk membantu mewujudkan inklusivitas bagi teman-teman difabel.”
Dinda juga berbagi tips dan trik untuk meraih sukses dalam perlombaan. Menurutnya, memiliki tujuan yang didukung dengan tekad dan keinginan yang kuat sangat penting. Persiapan yang matang dan latihan yang konsisten juga menjadi kunci keberhasilan. Selain itu, restu orang tua dan keyakinan pada diri sendiri sangat penting untuk mendapatkan izin dan dukungan.
Dalam waktu dekat, Dinda berencana mengikuti ajang lomba lainnya, dan berharap bisa berkompetisi di Turki. “Aku suka dan ingin sekali ke sana,” katanya. Untuk pengembangan karya, Dinda menyebutkan bahwa masih perlu diskusi dengan kelompoknya karena adanya beberapa pertimbangan seperti biaya.
Pengalaman Dinda dan timnya dalam International Youth Innovation Summit menunjukkan pentingnya inovasi, inklusivitas, dan kolaborasi dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat. Dengan semangat dan tekad yang kuat, mereka berhasil meraih prestasi yang membanggakan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya. (nid)