KANAL24, Malang – Melalui program Indonesian International Student Mobility Awards edisi Vokasi (IISMAVO) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek dan didanai oleh LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan), Caroline Aldora Pardede, mahasiswa semester 5 dari program studi Teknologi Informasi, Fakultas Vokasi, Universitas Brawijaya berkesempatan menjalani perkuliahan di Coventry University.
Caroline mengungkapkan alasan memilih Coventry University sebagai tempat belajarrnya selama 4 bulan di Inggris yang dilatarbelakangi oleh program pembelajaran menarik yang ditawarkan oleh host university dan penglaman baru lainnya.
Di Coventry University, Caroline dapat merasakan suasana belajar di kampus dibawah bimbingan Prof Benny Tjahjono, Professor of Sustainability and Supply Chain Management, Centre for Business in Society (CBiS) (https://www.coventry.ac.uk/research/areas-of-research/business-in-society/). CBiS merupakan salah satu research centre unggulan di Coventry University yang mempunyai jejaring industri yang luas.
Dari 3 skema yang ditawarkan program IISMA, Caroline mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan skema B. Awardee dengan skema B berhak mengikuti kegiatan yang merupakan perpaduan antara kedua skema lainnya, skema A dan C, yaitu kegiatan pembelajaran di kelas sekaligus mengunjungi industri di negara host university.
“Aku berkesempatan mengikuti skema B yang perpaduan antara skema A dan C,” jelas Caroline melalui penjelasan tertulisnya, Senin (5/12/2022).
Baca Juga :
Sambil Kuliah, Mahasiswa Vokasi UB Magang di Mercedes Benz Inggris
Caroline telah mengikuti kelas dan melakukan beberapa kunjungan industri ke perusahaan-perusahaan yang ada di Inggris seperti perusahaan manufaktur mobil terkenal seperti Morgan Motor Company, Jaguar Land Rover, dan Mini. Selain itu, Caroline juga mengunjungi Brompton, perusahaan manufaktur sepeda lipat dari Inggris dan Bloomberg, perusahaan global penyedia software dan data keuangan.
Selama hampir 3 bulan mengikuti pembelajaran di Coventry, Caroline banyak mengalami secara langsung pertukaran budaya dengan mahasiswa dan masyarakat lokal maupun internasional di kegiatannya sehari-hari. Caroline mengungkapkan bahwa metode pembelajaran di dalam kelas lebih banyak menerapkan metode diskusi dan tugas kelompok. Dengan banyak berdiskusi dan melakukan aktivitas secara kelompok, ia menjadi lebih terbiasa untuk berpikir kritis dengan cepat, mendapatkan banyak insight baru, dan menjadi lebih terbuka dengan adanya perbedaan pendapat setelah menyadari keunikan dari cara berpikir tiap individu yang berbeda.
“Saat awal program masih merasa canggung dengan metode belajar disini karena belum terbiasa dengan ritmenya. Apalagi ini semester pertama saya mengikuti perkuliahan offline karena terdampak Covid-19 selama kuliah di Brawijaya, tetapi lama kelamaan sudah makin terbiasa dengan kelas yang sifatnya fast-paced dan banyak diskusinya,” ungkap Caroline.
Sedangkan dari kegiatan kunjungan industrinya, Caroline berkesempatan untuk berkeliling dan mengobservasi pabrik tempat pembuatan mobil dan sepeda lipat yang telah mendunia. Sembari berkeliling, ia diberikan penjelasan mengenai sejarah, proses produksi, hingga nilai-nilai yang dipegang dari tiap perusahaan yang dikunjungi.
“Perusahaan-perusahaan disini punya value yang mereka pegang kuat masing-masing, mengutamakan kualitas dan detail dari produk yang mereka tawarkan, dan selalu berusaha menghadirkan inovasi di produk maupun cara bekerja mereka,” ungkapnya mengenai hasil yang ia dapatkan dari kunjungan yang telah dilakukan.
Di luar kelas, Caroline mengikuti kegiatan crafting society atau ekstrakurikuler kerajinan tangan yang tersedia di Coventry University. Ia mengakui tujuannya memilih ekstrakurikuler tersebut ialah untuk menambah relasi dan memperbanyak interaksi dengan mahasiswa lainnya.
“Kegiatan ekskulnya cenderung santai dan suasananya nyaman karena anggotanya sangat terbuka dan ramah. Sengaja pilih yang kegiatannya gak terlalu intens karena memang tujuannya ingin kenal lebih banyak orang dan ngobrol-ngobrol ringan aja”, cerita Caroline.
Caroline mengungkapkan bahwa multi-kultural dan inklusivitas ialah beberapa budaya yang terlihat jelas hadir di eksktrakurikuler yang diikutinya. Dikarenakan banyaknya mahasiswa internasional yang juga belajar di Coventry University, Caroline membentuk banyak relasi baru dengan mahasiswa dari berbagai belahan dunia lewat crafting society. Selama berinteraksi ia banyak belajar ilmu dan budaya baru sekaligus mengenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa lainnya.
“Ini merupakan pengalaman mahal dan bermanfaat yang aku peroleh dari IISMAVO dan harapannya kegiatan seperti IISMA ini terus berlanjut sehingga semakin banyak mahasiswa Indonesia yang memiliki pengalaman global,” pungkas Caroline. (sdk)