Hari senin, tanggal 17 Agustus 2020, tepat 75 tahun Negara saya tercinta INDONESIA merdeka dari cengkeraman dan belenggu penjajah! Pada hari ini pula saya genap menginjak umur 40-an lebih. Sehingga hampir 40-an tahun, hidup menghirup nafas serta mencari nafkah di Negeri ini.
Di tengah sambil bekerja menjemput rejekiNya siang ini di kota Surabaya. Saya ingin menuliskan tentang makna arti sebuah kemerdekaan.
Yuk simak tulisan saya nan sederhana ini. Tulisan ini saya buat sebagai ungkapan terima kasih kepada setiap pemimpin di Negeri ini yang tiada lelah berjuang meraih visi besarnya sebagai sebuah Bangsa yang besar!
Ada sebuah konsep kehidupan yang terlintas di dalam pikiran saya. Bahwa jagat kecil kehidupan pribadi merupakan gambaran jagat besar kehidupan berbangsa dan bernegara .
Dalam konsep jagat kecil sebut saja alam mikro kehidupan pribadi. Kita semua memiliki pengalaman hidup beraneka rupa. Tidak enak menjadi orang miskin, tidak enak menjadi orang tidak terpelajar, tidak enak menjadi orang tidak memiliki pekerjaan, tidak enak menjadi kaum marginal, dan tidak enak menjadi orang bergantung terhadap belas kasihan orang. Kenapa? Karena hidup kita laksana dalam kehidupan di negara berkembang, tidak dihargai, dikucilkan, dianggap tidak ada, sekadar menjadi beban hidup semata!
Sakitkah? Tentu saja. Sakitnya sampai di ulu hati relung jiwa. Kita akan di vonis sebagai manusia sampah tidak berguna tidak saja oleh teman, tetangga, namun pedihnya keluarga kita pun tak sudi mendekat sekadar bertanya kabar. Mereka ketakutan bila menjadi tempat bersandar dan bergantung dari diri kita!
Ketika Anda dan saya saat berada pada posisi yang demikian, dipinggirkan, dianggap manusia kelas 2, bagaimana respon tindakan yang mesti Anda lakukan? Berkeluh kesah menganggap Tuhan tidak adil, dan menuding dengan telunjuk jari Anda menyalahkan ke orang-orang yang menjauhi Anda? Percuma! Saya dan Anda akan semakin terpuruk, juga Negeri ini, dan orang-orang di luaran sana bahkan termasuk keluarga Anda sekalipun, juga Negara lainnya hanya akan bertepuk tangan melihat polah kebodohan kita! Jangan goblok lakukan tindakan meminta belas kasihan! Kita mesti bangkit melakukan perubahan nyata yang siginifikan. Manfaatkan semua anugerah Tuhan berupa tubuh kita yang terdiri dari pikiran dan jiwa ini sepenuhnya, semaksimalnya.
Lebih khusus membicarakan jagat besar, alam makro, kehidupan Negeri tercinta ini. Saya kira kejadian yang di alami Negeri ini sebelas duabelas yang dialami oleh jagat kecil di alam mikro setiap diri pribadi di Negeri ini. Untuk duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan negara-negara yang maju. Tidak mudah perjuangannya. Kita hanya dianggap sebelah mata, apabila tidak yakin dan bangga dengan kemampuan sendiri. Berharap visi besar ini dilakukan hanya oleh pemimpin, pejabat di negeri ini, hal ini tidak cukup menggoyang perubahan. Sebagai anak Bangsa yang mencintai Negeri ini, kita harus turun gunung membantu pemimpin kita dengan semangat dan antusias diri.
Yang mesti melakukan adalah setiap anak Bangsa di negeri ini, setidaknya harus memiliki mental untuk maju dengan bekerja keras melakukan tindakan nyata merubah keadaan yang ada! Minimal bergerak bertindak nyata mengatasi problema dirinya sendiri. Setidaknya janganlah memiliki mental sebagai manusia dan Bangsa kelas 2, apalagi kelas 3. Berani mendeklarasikan diri sejak di dalam pikiran sendiri bahwa kita sebagai manusia dan sebagai bangsa adalah entitas JUARA. Menginstal mental seorang juara di dalam diri sendiri, adalah tindakan awal yang mesti kita lakukan!
Terus bagaimana cara selanjutnya?
Minimal sebagai seorang pribadi jangan batasi impian besar yang ingin Anda kerjakan selagi hidup di Negeri ini. Lalu ajak pengaruhi anak Bangsa di Negeri ini guna melakukan hal yang sama! Jangan masukkan di dalam hati apalagi di dalam pikiran dan jiwa Anda, apabila diprovokasi di agitasi oleh orang lain, bahwa Anda adalah manusia kelas dua, tidak akan mampu melakukan hal yang besar, cukup dengarkan saja tapi jangan beri kesempatan untuk masuk ke dalam hati, dan Anda membenarkan kata-kata negatif nan brengsek tersebut.
Kalaupun toh posisi Anda sekarang memang lagi terpuruk, terima saja, dan bangkitlah. Namun jangan sampai Anda mengiyakan bahkan membenarkan sabagai sebuah keyakinan, bahwa diri Anda dan Negara Anda adalah manusia dan Negara pecundang! Sekali saja Anda iyakan provokasi dan agitasi sampah itu dari orang dan Bangsa lain, masuk apalagi sampai melekat di dalam pikiran juga benak Anda, alamat KIAMAT kehidupan terjadi dalam hidup kita, baik sebagai manusia maupun sebagai BANGSA.
Mumpung hari ini adalah perayaan dirgahayu ke 75 Negeri ini. Benamkan keyakinan itu sedalam-dalamnya ke dalam jiwa kita, bahwa kita dan Bangsa ini adalah manusia dan Bangsa besar. Tunjukkan itu dengan bukti dan tindakan nyata.
Mari semua kita mulai dari diri kita masing-masing. Jangan mau menjadi manusia dan Bangsa kelas 2 apalagi kelas 3, lalu ajaklah masyarakat disekitar kita masing-masing memiliki dan melakukan hal yang sama. Sejak di alam pikiran kemudian termanivestasikan dalam sebuah tindakan praksis!
Terima kasih ya Allah atas nikmat kemerdekaan Yang Engkau berikan. Dan selamat DIRGAHAYU ke 75 teruntuk Negeri tercinta INDONESIA.
Penulis: Agus Andi Subroto Kandidat Doktor FEB UB dan Praktisi Manajemen Embongan