KANAL24, Malang – Berawal dari keluhan para pembudidaya ikan yang ada di sekitar Kota Malang dan Batu, serta mahalnya pakan ikan selama ini menyulitkan para pembudidaya untuk memperoleh keuntungan. Permasalahan tersebut mendorong Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (HMP PSP FPIK) Universitas Brawijaya menciptakan sebuah terobosan baru dibidang pangan ikan. Sebuah ide dengan mengembangkan pengelolaan terhadap limbah ternak sapi yang kemudian dimanfaatkan menjadi produk perikanan berupa Pelet Ikan bernilai ekonomi.
Kegiatan ini lolos dalam tahap pendanaan skala nasional yang diadakan oleh Kemendikbudristek.
“Alhamdulillah tahun ini bisa lolos PPK Ormawa, senang rasanya, karena hasil dari kerja keras dan kerja sama dari teman-teman tim sekalian yang sudah mau relain waktu untuk kegiatan ini. Menjadi kebanggaan tersendiri, tentunya,” ungkap Bagus Kuntara, Ketua PPK Ormawa HMP PSP FPIK UB kepada Kanal24 (25/10/2022)
Bagus juga menjelaskan tahapan PPK Ormawa muncul setelah tim melakukan riset permasalahan di sekitar kota Malang dan Batu, serta melihat berbagai potensi yang dapat bernilai ekonomi. Setelah proses penyaringan dari banyaknya potensi yang ada, tim menemukan fakta mengenai banyaknya potensi kotoran sapi yang terbuang sia-sia di sekitar wilayah kota Batu tepatnya di Desa Oro-Oro Ombo. Maka tercetuslah sebuah ide untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (socio–preneur) dengan membuat pakan ikan berupa pelet dengan media kotoran sapi.
Tim PPK Ormawa HMP PSP melakukan proses pengolahan cacing untuk pelet (dok. Tim PPK Ormawa HMP PSP FPIK UB)
“Ya meskipun bahan utama pelet bukan langsung dari kotoran sapi, melainkan dari cacing yang dibudidaya dengan media kotoran sapi. Akan tetapi, peran kotoran ini juga tidak kalah penting sebagai media cacing untuk hidup dan berkembang biak,” Bagus menjelaskan.
Alasan tim PPK ini memilih pelet adalah karena ingin membantu masyarakat, khususnya para pelaku budidaya ikan sebagai konsumen tetap, yang sering mengeluhkan mahalnya harga pakan untuk menemukan pakan ikan ramah kantong.
Kemudian, pengggunaan cacing sebagai bahan utama dari pelet ini dikaremakan kandungan protein dalam cacing yang sangat tinggi dinilai mampu membantu pertumbuhan ikan dengan sangat baik, sehingga selain untuk menyelesaikan masalah pembudidaya pelet ini, harapannya juga dapat memenuhi kebutuhan protein bagi ikan.
Kegiatan PPK Ormawa yang dilaksanakan pada akhir bulan Juli 2022 ini menggandeng masyarakat peternak sapi yang ada di desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu sebagai mitra produksi sebagai bentuk pengabdian oleh mahasiswa kepada masyarakat setempat agar dapat meningkatkan perekonomian. Dalam hal ini masyarakat menjadi memiliki usaha sampingan selain peternakan sapi, yaitu budidaya cacing yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Tim PPK Ormawa HMP PSP melakukan pembuatan pelet (dok.PPK Ormawa HMP PSP FPIK UB)
Tim PPK Ormawa melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang penggunaan media kotoran sapi dan melakukan praktek langsung proses pembudidayaan cacing di salah satu rumah warga yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar pelet ikan tersebut. Selain itu, mahasiswa juga menggandeng mitra-mitra lainnya dalam proses pengolahan pelet serta berupaya untuk melakukan pemasaran terhadap hasil produksinya.
Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan produk pakan ikan yang ramah kantong, serta menjadikan Desa Oro-oro Ombo sebagai desa ekonomi kreatif berupa sentra penghasil produk cacing bernilai ekonomi tinggi.