KANAL24, Malang – Perubahan revolusioner telah terjadi di desa Mulyoagung Dau yang semula hanya dikenal sebagai kampung biasa di Kabupaten Malang mengalami transformasi luar biasa menjadi kampung wisata terpadu yang menawarkan destinasi wisata dan kuliner seperti wisata sengkaling, kafe dan resto, serta beberapa pertanian yang telah ada sejak lama.
Dengan adanya transformasi ini, desa Mulyoagung Dau telah menjadi tujuan wisata yang populer bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain menawarkan keindahan alam dan kuliner khas, desa ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk mengembangkan usaha mereka di sektor pariwisata. Desa Mulyoagung Dau telah berhasil meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Disisi lain, peningkatan destinasi wisata terpadu memberikan dampak negatif terhadap lahan pertanian, karena alih fungis lahan pertanian menjadi bangunan. Dalam beberapa tahun terakhir, masalah lahan pertanian semakin menyempit dan menjadi perhatian serius bagi komunitas petani di Kabupaten Malang.
Namun Dr. Tri Wahyu Nugroho melalui program doktor mengabdi UB telah telah menunjukkan jalan keluar yang cerdas, yaitu dengan memperkenalkan teknik pertanian sederhana dengan memanfaatkan limbah produk pertanain di desa tersebut .Teknik ini memungkinkan petani untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang sempit dengan menanam tanaman dengan menggunakan polibag baik dan bisa juga secara vertikal (vertikultur).
” Teknik pertanian vertikal ini sederhana, petani dapat tetap memanfaatkan lahan yang tersedia untuk pertanian meskipun terbatas, sehingga tidak tergantung pada lahan yang dikonversi menjadi destinasi wisata. Selain itu, dengan memanfaatkan limbah produk pertanian sebagai pupuk, petani juga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berdampak negatif pada lingkungan,” kata Wahyu.
Program doktor mengabdi yang diketuai oleh Dr. Tri Wahyu Nugroho menginisiasi kerjasama antara CV. Happy Tani dan masyarakat sekitar dalam mendukung program wisata terpadu di kelurahan ini. Happy Tani merupakan usaha bergerak di bidang pertanian hidroponik dan organik yang berada di dusun Jetak Ngasri kelurahan Mulyoagung.
Dengan program ini, bahan sisa produksi melon hidroponik Happy Tani yang berupa polibag dan cocopeat yang awalnya dibuang saja sekarang menjadi bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Dr. Tri Wahyu Nugroho menjadikan bahan tersebut menjadi media tanam yang dapat di manfaatkan oleh warga sekitar menjadi tanaman pekarangan melalui program urban farming.
Kepala dusun desa Jetak ngasri yang turut hadir dalam sosialisasi dan pendistribusian polibag dan mediata tanam sisa produksi dari Happy Tani sangat apresiasi terhadapa program tersebut.
” Masyarakat sangat antusias sekali Pak, karena ada pengarahan oleh tim Universitas Bawijaya dalam memanfaatkan media yang sudah tidak terpakai kemudian menjadi media tanam yang bisa ditanam disekitar pekarangan. Apalagi juga ada pendampingan dalam budidaya dan pemasarannya, itu yang kami harapakan selama ini,” ujar Shucma Cahya Dinata
Program dokor mengabdi ini menyambungkan antara masyarakat sekitar dengan pemilik Happy Tani. Pihak Happy Tani juga dilibatkan dalam budidaya serta pemasaran produk hasil pertanian tersebut. Diharapkan masyarakat sekitar dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam bercocok tanam dan memperoleh keuntungan yang lebih baik dari hasil pertanian mereka. Program ini juga memberikan kesempatan bagi pemilik Happy Tani untuk berkolaborasi dan memperluas jaringan suplai produk.
” Program ini ujungnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan memberikan pelatihan dan pengetahuan tentang teknik pertanian yang modern dan efisien,” pungkas Wahyu(sdk)