Kanal24 – Dinamika politik di Jawa Timur semakin memanas menjelang Pemilihan Umum 2024. Pasalnya, sejumlah tokoh dan figur publik mulai bermunculan untuk memimpin provinsi tersebut. Menurut hasil survei Indopol periode 16-24 Maret 2023, mayoritas responden lebih memilih figur pemimpin yang berpengalaman sebagai kepala daerah satu kali. Hasil survei juga menunjukkan bahwa figur Khofifah menjadi calon gubernur pilihan publik pertama.
Hasil survei Indopol menunjukkan bahwa jika Pilkada dilaksanakan hari ini, Khofifah menjadi figur pemimpin yang paling layak untuk menjadi Gubernur Jawa Timur. Persentase pilihan publik pertama untuk Khofifah mencapai 28,2 persen, disusul oleh Tri Rismaharini dengan persentase 17,8 persen dan Emil Dardak dengan persentase 4,3 persen. Sementara itu, Suyoto hanya mendapatkan persentase 1,6 persen, sedangkan figur lainnya mendapatkan dukungan di bawah 1 persen.
Demikian juga dalam pertanyaan semi terbuka dengan 5 nama calon Gubernur Jawa Timur yang disodorkan, pilihan publik pertama jatuh pada Khofifah sebesar 30,8 persen. Sementara itu, Tri Rismaharini menempati posisi kedua dengan persentase 28,8 persen, diikuti oleh Emil Dardak dengan persentase 7,5 persen. Sedangkan Mahfud Arifin dan Suyoto masing-masing mendapatkan persentase 5,2 persen dan 3,5 persen. Meski begitu, masih ada sebagian responden yang belum menentukan pilihan, dengan persentase sebesar 23,2 persen.
Dari hasil survei tersebut, terlihat bahwa persaingan dalam Pemilihan Umum 2024 di Jawa Timur akan semakin sengit. Figur Khofifah dan Tri Rismaharini menjadi dua figur yang paling banyak disukai oleh masyarakat.
Sebagaimana diketahui, Khofifah Indar Parawansa adalah seorang politisi dan aktivis perempuan Indonesia yang memulai karir politiknya sebagai anggota DPRD Jawa Timur pada tahun 1999. Selanjutnya, ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Timur sebelum terpilih sebagai anggota DPR RI pada tahun 2004. Ia pernah menjabat Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan ke-5 pada Kabinet Persatuan Nasional era pemerintahan Presiden KH. Abdurrahman Wahid, sekaligus menjadi menteri termuda di kabinet kala itu.Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial Indonesia ke-27 dari tanggal 27 Oktober 2014 hingga 17 Januari 2018.Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sejak tahun 2010.
Sementara itu, Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma, memulai karirnya sebagai PNS di Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 1986. Selama bekerja sebagai PNS, Risma menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Surabaya dan lulus dengan gelar sarjana dan magister. Pada tahun 2010, Risma diangkat menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Selama menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Risma dianggap berhasil dalam mengimplementasikan program-program inovatif, seperti program Sekolah Berkeadilan dan Sekolah Gratis. Pada tahun 2014, Risma terpilih sebagai Wali Kota Surabaya dan berhasil memenangkan pemilihan kembali pada tahun 2019. Selain itu, ia juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai Wali Kota terbaik se-Asia pada tahun 2019.
Namun, dengan masih banyaknya responden yang belum memutuskan pilihan, masih ada kemungkinan bagi figur lain untuk naik dalam persaingan. Semua kandidat harus terus berupaya untuk memenangkan hati masyarakat Jawa Timur dan menunjukkan bahwa mereka adalah figur yang tepat untuk memimpin provinsi tersebut.
Survei Indopol yang dilakukan pada Maret 2023 tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden lebih memilih figur pemimpin yang pernah menjadi kepala daerah satu kali. Persentase pilihan ini mencapai 32,7 persen, diikuti oleh tokoh masyarakat/ulama dengan persentase 10,1 persen, serta berlatar belakang sebagai birokrat (kepala dinas dll) dengan persentase 8,4 persen. Sementara itu, persentase pilihan figur yang berlatar belakang TNI dan pengusaha masing-masing hanya mencapai 6,0 persen dan 5,5 persen. (din)