Kanal24, Malang – Di tengah dinamika geopolitik global dan perubahan sosial yang cepat, upaya memperkuat karakter kebangsaan di kalangan generasi muda menjadi semakin penting. Melalui kegiatan Lemhannas Goes to Campus, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) mendorong mahasiswa untuk memahami nilai-nilai kebangsaan sebagai bekal menghadapi tantangan masa depan sekaligus memastikan keberlanjutan karakter bangsa. Program ini digelar dengan tujuan membentuk generasi muda yang unggul secara intelektual dan juga kuat dalam jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air.
Acara Lemhannas Goes to Campus diselenggarakan oleh Lemhannas RI bekerja sama dengan Universitas Brawijaya pada Kamis (20/11/2025) di Gedung Samanta Krida Universitas Brawijaya. Hadir sebagai narasumber antara lain Gubernur Lemhannas RI, DR. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si., dan Wakil Rektor UB, Dr. Setiawan Noerdajasakti, S.H., M.H.
Baca juga:
Zidane–Kafitan Menang Pemira UB 2025, Unggul 52,20% Suara

Peran Kampus sebagai Kawah Candradimuka Kebangsaan
Dalam pemaparannya, DR. TB. Ace Hasan Syadzily menegaskan bahwa kampus memiliki fungsi strategis sebagai tempat pembentukan karakter kebangsaan. Ia menekankan bahwa universitas adalah kawah candradimuka yang harus menanamkan nilai patriotisme, nasionalisme, kedisiplinan, serta kecintaan terhadap tanah air kepada generasi muda.
Menurutnya, di tengah ketidakpastian geopolitik global, penting bagi mahasiswa memiliki kesadaran geopolitik dan pemahaman atas kondisi bangsa. Hal ini menjadi semakin krusial mengingat Indonesia tengah memasuki fase bonus demografi, yang berarti generasi muda memegang peran besar dalam menentukan masa depan bangsa.
Ace juga menyebutkan adanya diskusi bersama berbagai tokoh, termasuk Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Deputi Lemhannas, serta Guru Besar Universitas Brawijaya Prof. Bisri, untuk memperdalam pembahasan tentang pentingnya empat konsensus kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Empat Konsensus Kebangsaan sebagai Fondasi
Ace menegaskan bahwa empat konsensus kebangsaan merupakan pedoman bangsa yang tidak boleh luntur di tengah arus globalisasi. Nilai-nilai tersebut harus terus diajarkan dan diinternalisasikan, baik melalui kegiatan akademik maupun non-akademik di kampus.
Ia menyampaikan bahwa konsensus-konsensus ini harus menjadi landasan semua generasi muda dalam berbangsa dan bernegara agar Indonesia mampu menjadi bangsa yang kuat dengan ketahanan nasional yang tangguh. Upaya menanamkan ketahanan ini tidak dapat dilepaskan dari peran lembaga pendidikan tinggi.
Urgensi Literasi Digital dan Penanganan Bullying
Dalam kesempatan tersebut, Ace juga menyoroti pentingnya literasi digital di tengah arus informasi yang tak terbendung. Mahasiswa dinilai perlu memiliki kemampuan menyaring informasi dan menggunakan media sosial secara bijak agar tidak terjebak konten kekerasan, pornografi, maupun ujaran kebencian.
Ia menyinggung fenomena maraknya kasus perundungan di lingkungan pendidikan dan menekankan perlunya pengawasan intensif serta edukasi literasi digital kepada masyarakat. Pemerintah, menurutnya, telah menyiapkan sejumlah regulasi, namun implementasi yang konsisten masih diperlukan agar penggunaan media digital semakin sehat dan aman. Ia juga menyoroti perlunya penguatan layanan psikologis, termasuk peran guru BP dan penyediaan tenaga psikolog di sekolah maupun kampus.
Komitmen Universitas Brawijaya Menanamkan Nilai Kebangsaan
Wakil Rektor Universitas Brawijaya, Dr. Setiawan Noerdajasakti, menegaskan bahwa UB konsisten menanamkan nilai kebangsaan kepada mahasiswa sejak hari pertama mereka memasuki dunia perkuliahan hingga lulus. Nilai-nilai tersebut ditanamkan melalui perkuliahan, kegiatan akademik, organisasi kemahasiswaan, hingga program pengabdian kepada masyarakat.
Ia berharap mahasiswa UB menjadi insan yang kuat dalam memegang teguh empat konsensus kebangsaan ketika terjun ke dunia profesional maupun sosial. Komitmen tersebut, menurut Dr. Setiawan, merupakan bagian dari misi UB dalam mencetak generasi penerus yang unggul secara kompetensi dan juga berkarakter kuat dalam mencintai bangsa. (nid/dht)










