Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

MENCERDASI FANATISME KELOMPOK

Adam Kukuh Kurniawan by Adam Kukuh Kurniawan
August 4, 2023
in Ekonomi
0
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

oleh | Akhmad Muwafik Saleh

Salah satu sifat dasar manusia adalah bahwa setiap orang merasa dirinya baik sehingga tentu dia tidak akan rela disaat dirinya dijelek-jelekkan, dicela atau dihina terlebih jika dihadapan orang lain. Hal substantif dalam diri seseorang adalah keyakinan yang dimilikinya. Mencela keyakinan sebenarnya adalah mencela hal prinsip dalam diri seseorang. Keyakinan adalah sesuatu yang dianggap benar dan melandasi pola pikir dan gerak langkah seseorang. Mempersuasi keyakinan pada orang lain membutuhkan effort (usaha) yang sungguh-sungguh bukan pada ranah fisik. Merubah keyakinan tidaklah semudah membalikkan tangan. Keyakinan adalah produk berpikir yang bersifat intangible.

Tindakan menghina atau mencela adalah suatu tindakan yang bersifat resiprokal (berbalas) karena dibangun atas dasar konflik. Seseorang akan mudah merespon suatu pesan negatif sebagai bentuk perwujudan dari naluri mempertahankan diri (gharizatul baqa’). Sehingga tindakan mencela amatlah dilarang dalam agama Islam bahkan jika hal itu mencela sesama saudara seiman diibaratkan dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati. Sementara jika mencela keyakinan orang lain yang bersifat prinsip akan sangat berdampak negatif dalam konflik komunikasi karena dianggap masuk ke ramah yang sangat sensitif. Yaitu akan berbalas celaan yang lebih dahsyat atas keyakinan agama ini disebabkan kebencian dan ketidaktahuan atas konsep keyakinan. Sebuah keyakinan bersifat kolektif yaitu dibangun oleh sebuah keyakinan dalam diri subjektif dari setiap anggotanya. Karena itu perspektif profetik melarang untuk menghina keyakinan atau agama orang lain.

وَلَا تَسُبُّواْ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّواْ ٱللَّهَ عَدۡوَۢا بِغَيۡرِ عِلۡمٖۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمۡ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرۡجِعُهُمۡ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-An’am, Ayat 108)

Nilai Keyakinan akan melahirkan rasa memiliki (sense of belonging) dan menganggap baik atas apa yang dikerjakan serta melahirkan sikap fanatisme kelompok. Sebagaimana disampaikan dalam ayat tersebut. Serta ditegaskan dalam ayat berikut atas sikap fanatisme :

مِنَ ٱلَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمۡ وَكَانُواْ شِيَعٗاۖ كُلُّ حِزۡبِۭ بِمَا لَدَيۡهِمۡ فَرِحُونَ

yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS. Ar-Rum, Ayat 32)

Kalimat  كُلُّ حِزۡبِۭ بِمَا لَدَيۡهِمۡ فَرِحُونَ ini disebutkan dua kali dalam alquran, yaitu di surat ar rum ayat 32 dan surat al mukminun ayat 53. Ayat ini memberikan kesan bahwa suatu kelompok memiliki naluri fanatisme yang dibangun dari loyalitas atas sebuah keyakinan. Respon resiprokal dari orang lain atas keyakinan yang berbeda manakala tidak didasari atas saling pengertian maka akan melahirkan konflik yang sangat berdampak.

Karena itulah dalam perspektif profetik memberikan arahan tentang bagaimana komunikasi menghadapi perbedaan keyakinan, yaitu melalui mekanisme komunikasi hikmah, komunikasi mauidhah hasanah dan komunikasi jidal atau mujadalah. Sebagaimana disebutkan dalam teks sumber wahyu :

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl, Ayat 125)

Tiga metode komunikasi profetik dalam mengkomunikasikan antar keyakinan serta menekan munculnya fanatisme adalah pertama komunikasi hikmah, menurut Syeh Mustafa Al-Maroghi dalam tafsirnya mengatakan bahwa hikmah yaitu; perkataan yang jelas dan tegas disertai dengan dalil yang dapat mempertegas kebenaran, dan dapat menghilangkan keragu-raguan. Yaitu dengan mengungkapkan argumentasi dalil melalui teks sumber wahyu dan sunnah atau hadits nabi (sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya). Kedua, komunikasi mau’idhah adalah memberi peringatan kepada orang lain dengan menyampaikan pahala atas tindakan kebaikan dan siksa atas tindakan kemungkaran yang dapat menaklukkan hati. Ketiga, komunikasi mujadalah, atau dengan cara tukar menukar berpikir melalui mekanisme diskusi atau berdebat dengan cara yang terbaik menurut Imam al Ghazali dalam kitab Ikhya’ Ulumuddin menegaskan agar orang-orang yang melakukan tukar pikiran itu tidak boleh beranggapan bahwa yang satu sebagai lawan bagi yang lainnya, tetapi mereka harus menganggap bahwa para peserta mujadalah atau diskusi itu sebagai kawan yang saling tolong-menolong dalam mencapai kebenaran.

Fanatisme sebenarnya terjadi disebabkan seseorang memahami sebuah keyakinan tanpa didasari ilmu dengan keterbatasan wawasan yang sempit serta tidak dilakukan diskusi atau tukar fikiran dengan pemahaman yang berbeda. Fanatisme adalah bentuk sikap meremehkan dan skeptif atas pemikiran yang berbeda sehingga mudah menyalahkan pemahaman orang lain. Prof. Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki cakrawala yang luas tentu tidak akan mudah protes dan menyalahkan orang lain yang berbeda. Artinya fanatisme bukanlah bentuk loyalitas yang benar melainkan sikap yang didasarkan atas sempitnya wawasan seseorang atas suatu persoalan.

Untuk itu untuk meminimalkan sifat fanatisme kelompok yang berlebihan maka perlu upaya untuk membuka diri mengenali pemahaman kelompok yang berbeda adalah dengan melakukan dialog. Istilah teman saya, “perbanyak melakukan piknik, jangan kurang piknik” maksudnya belajar mencoba membuka wawasan untuk mengenali pemahaman orang lain yang berbeda.

Namun batasan utama dalam upaya membangun saling pengertian itu adalah selama hal demikian tidak memgaburkan pemahaman semula serta tidak melakukan campur aduk antar keyakinan. Biarlah masing-masingnya memahami keyakinannya serta dengan hati terbuka dan pikiran yang luas serta kecerdasan spiritual yang mendalam dapat memilih kebenaran dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dan tanpa saling menghina dan mencela keyakinan yang berbeda. Karena kebenaran telah jelas dan keburukan pun telah jelas, hanya akal yang sehat dan hati yang bersih dapat melabuhkan pilihannya. Lakum diinukum waliyadiin.

Penulis KH. Akhmad Muwafik Saleh pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen Fisip UB

Post Views: 373
Previous Post

F-16 TNI AU Terus Patroli di Natuna

Next Post

IHSG Berpotensi Terus Menghijau, Mainkan Saham Pilihan Analis

Adam Kukuh Kurniawan

Adam Kukuh Kurniawan

Next Post

IHSG Berpotensi Terus Menghijau, Mainkan Saham Pilihan Analis

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Sukses dengan Santai: Filosofi Malas Positif

Sukses dengan Santai: Filosofi Malas Positif

June 22, 2025
Tiga Kesalahan Gym yang Bikin Gagal Total

Tiga Kesalahan Gym yang Bikin Gagal Total

June 21, 2025
Senja Kopi Batu: Nyore Penuh Cerita dengan Secangkir Kopi

Senja Kopi Batu: Nyore Penuh Cerita dengan Secangkir Kopi

June 21, 2025
Breakfast Rasa Spesial Sajikan Kuliner Jepang, Korea dan Tiongkok

Breakfast Rasa Spesial Sajikan Kuliner Jepang, Korea dan Tiongkok

June 21, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023