Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Mengapa Lailatul Qadar Harus Diburu?

Dinia by Dinia
March 30, 2024
in Ramadhan
0
Mengapa Lailatul Qadar Harus Diburu?
118
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Akhmad Muwafik Saleh*

Jam menunjukkan pukul 00.30 dini hari. Terlihat beberapa orang berjalan di tengah remang-remang lampu penerang jalan, yang laki-laki tampak membawa sajadah dan sementara yang perempuan tampak mengenakan mukenah putih, mereka bergegas menuju masjid. Awalnya hanya beberapa orang namun tidak lama kemudian masjid mulai tampak ramai oleh jamaah. Fenomena ini biasa terjadi pada malam likuran (sepuluh malam terakhir) di bulan Ramadan. Mereka dikenal dengan para pemburu Lailatul Qadar.

Sepuluh malam terakhir adalah sesi ketiga dari tahapan perjalanan Romadhon. Jika sesi yang pertama Allah banyak memberikan rahmatnya sesi yang kedua Allah banyak memberikan ampunan-nya dan pada sesi yang ketiga adalah pembebasan dari api neraka. Pada sesi yang ke-3 ini Rasulullah SAW mensyariatkan kepada kaum muslimin untuk melakukan i’tikaf di masjid yaitu berdiam diri melaksanakan ibadah di masjid. Pada sepuluh hari terakhir itulah terdapat satu malam yang sangat mulia yang kebaikannya melebihi dari pada seribu Bulan itulah malam Lailatul Qadar. 

Lalu mengapa Lailatul qadar diburu dengan sangat antusias oleh kaum muslimin..?. Pertama,  karena pada malam itu alquran diturunkan oleh Allah swt dari lauh mahfudz ke langit bumi secara utuh (mujmal). Penurunan alquran secara utuh ini disebut dengan proses inzal. Karena malam itu adalah turunnya alquran maka keberkahan tentulah menyelimuti malam tersebut. Disaat seseorang memperoleh keberkahan dari malam itu maka kebaikan akan terus bertambah pada diri dan kehidupannya.

Kedua, mereka yang mendapatkan lailatul qadar akan mendapatkan kebaikan melebihi dari pahala ibadah dan jihad  yang dilakukan selama seribu tahun atau 83 tahun. Sementara usia ummat Muhammad hanya kisaran 60-80 tahun saja. Mendapatkan lailatul qadar tentu melebihi kebaikan dari seluruh usianya. Asbabun nuzul dari ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa dimana suatu ketika Rasulullah bercerita di hadapan para sahabatnya tentang seorang laki-laki dari Bani Israel yang tidak henti-hentinya berjihad di jalan Allah selama seribu bulan. Kaum muslimin lantas terkagum-kagum dengan hal itu. Allah lalu menurunkan ayat, 

 إِنَّاۤ أَنزَلۡنَـٰهُ فِی لَیۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ ۝  وَمَاۤ أَدۡرَىٰكَ مَا لَیۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ ۝  لَیۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَیۡرࣱ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرࣲ ۝
 
Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” Artinya, lebih baik dari seribu bulan yang dihabiskan oleh laki-laki itu dalam berjihad di jalan Allah swt. (Quran Surat Al-Qadar 1 – 5)

Dalam riwayat lain sebagaimana di riwayatkan oleh ibnu Abu Hatim, dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Maslamah ibnu Ali, dari Ali ibnu Urwah mengatakan bahwa di suatu hari Rasulullah Saw. menceritakan tentang kisah empat orang lelaki dari kalangan kaum Bani Israil (di masa lalu); mereka menyembah Allah selama delapan puluh tahun tanpa melakukan kedurhakaan kepada-Nya barang sekejap mata pun. Beliau Saw. menyebutkan nama mereka, yaitu Ayyub, Zakaria, Hizkil ibnul Ajuz, dan Yusya’ ibnu Nun. Hal demikian sebagaimana dijelaskan dalam tafsir ibnu Katsir.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid yang berkata, “Dahulu, di antara Bani Israel hidup seorang laki-laki yang senantiasa melakukan shalat malam hingga subuh tiba, sementara di pagi harinya berjihad menumpas musuh hingga sore hari. Ia terus menerus melakukan hal tersebut selama seribu bulan. Allah lalu menurunkan ayat, ‘Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.’ Artinya, melaksanakan shalat di malam itu lebih baik dari amalan yang dilakukan laki-laki Bani Israel tadi.

Ketiga, pada malam lailatul qadar itu turun sejumlah banyak malaikat ke bumi ( تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَـٰۤئكَةُ وَٱلرُّوحُ فِیهَا) untuk memberikan keberkahan dan rahmat kepada manusia yang sedang beribadah. Sehingga saking banyaknya jumlah malaikat yang turun maka seakan bumi terasa sempit karena penuhnya jumlah malaikat yang turun tersebut. Sehingga siapa saja yang mendapati malam tersebut tentu akan mendapatkan kemuliaan dan keberkahan hidup yang tiada tara.

Keempat, turunnya malaikat pada malam itu untuk menyelesaikan berbagai persoalan (من كل امر) memenuhi segala doa harapan dan hajat manusia. Imam Qatadah dan yang lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud segala urusan ialah semua urusan ditetapkan di dalamnya dan semua ajal serta rezeki ditakdirkan, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

فِيها يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (Ad’ Dukhan: 4)

Tentu setiap kita memiliki harapan dan hajat yang dengannya berharap terwujud, maka barang siapa yang mendapati malam lailatul qadar tersebut segala harapan, doa dan hajatnya akan dikabulkan oleh Allah swt. 

Kelima, barang siapa yang mendapatkan lailatul qadar maka dia akan mendapatkan keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicurahkan dari Allah swt. Tentu keselamatan yang sangat diharapkan oleh seorang muslim adalah selamat dunia dan akhirat, selamat dari api neraka dan diperjumpakan dengan Allah swt dalam keadaan bersih tanpa dosa.

Lalu bagaimana cara mendapatkannya?. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa untuk mendapatkannya adalah :
Pertama, terkait waktu maka carilah lailatul qadar itu pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir khususnya pada tanggal 25, 27 dan 29 Ramadhan. 
Kedua, terkait dengan siapa orang yang akan mendapatinya. Lailatul qadar ini hanya akan diberikan kepada para hambanya yang sedang beribadah kepada Allah pada malam hari itu di masjid hingga terbit fajar. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Sa’id ibnu Mansur mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Abu Ishaq, dari Asy-Sya’bi sehubungan dengan makna firman-Nya: untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (QS. Al-Qadar: 4-5). 
Ketiga, terkait apa ciri-ciri dari malam lailatul qadar. Hal ini dapat dipahami dari hadita yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,

حَدَّثَنَا حَيْوَة بْنُ شُرَيح، حَدَّثَنَا بَقِيَّة، حَدَّثَنِي بَحير بْنُ سَعْدٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَان، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “لَيْلَةُ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْبَوَاقِي، مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ حِسْبَتِهِنَّ، فَإِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، وَهِيَ لَيْلَةٌ وِتْرٍ: تِسْعٍ أَوْ سَبْعٍ، أَوْ خَامِسَةٍ، أَوْ ثَالِثَةٍ، أَوْ آخِرِ لَيْلَةٍ”. وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إن أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَة، كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا، سَاكِنَةٌ سَجِيَّةٌ، لَا بَرْدَ فِيهَا وَلَا حَرَّ، وَلَا يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ يُرمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ. وَأَنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً، لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَلَا يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ”

telah menceritakan kepada kami Haiwah ibnu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah. telah menceritakan kepadaku Bujair ibnu Sa’d dan Khalid ibnu Ma’dan: dari Ubadah ibnus Samit, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Lailatul Qadar terdapat di malam sepuluh yang terakhir (dari bulan Ramadan); barang siapa yang melakukan qiyam padanya karena mengharapkan pahala di malam-malam tersebut, maka Allah memberi ampunan baginya atas semua dosanyayang terdahulu dan yang kemudian. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang ganjil, yang jatuh pada malam dua puluh sembilan, atau dua puluh tujuh, atau dua puluh lima, atau dua puluh tiga, atau malam yang terakhir. Rasulullah Saw. telah bersabda pula: Sesungguhnya pertanda Lailatul Qadar ialah cuacanya bersih lagi terang seakan-akan ada rembulannya, tenang, lagi hening; suhunya tidak dingin dan tidak pula panas, dan tiada suatu bintang pun yang dilemparkan pada malam itu sampai pagi hari. Dan sesungguhnya pertanda Lailatul Qadar itu dipagi harinya matahari terbit dalam keadaan sempurna, tetapi tidak bercahaya seperti biasanya melainkan seperti rembulan di malam purnama, dan tidak diperbolehkan bagi setan ikut muncul bersamaan dengan terbitnya matahari di hari itu.

Karena itulah, dengan banyaknya kebaikan pada malam lailatul qadar itu maka seorang muslim yang cerdas (al kayyis) tentu akan berusaha berburu untuk mendapatinya. Dan tidaklah seseorang mendapati lalilatul qadar kecuali dalam keadaan ibadah di dalam masjid (i’tikaf). Ketahuilah, lailatul qadar tentu tidak akan diberikan kepada orang yang tidur dan tidak ada susah payah pada dirinya. Wallahu a’lam.(ams)

*)Akhmad Muwafik Saleh, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UB, Pengasuh Ponpes Mahasiswa Tanwir al Afkar Malang

Post Views: 515
Tags: Akhmad Muwafik SalehLailatul QodarLentera RamadhanTausiyah Ramadhan
Previous Post

Dosen UB Ajarkan Strategi Regulasi Emosi pada Anak

Next Post

Mumupuddingncookies Menyediakan Hampers Lebaran untuk Momen Spesial

Dinia

Dinia

Next Post
Mumupuddingncookies Menyediakan Hampers Lebaran untuk Momen Spesial

Mumupuddingncookies Menyediakan Hampers Lebaran untuk Momen Spesial

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Juleha Perempuan Fapet UB: Menjaga Halal, Merawat Nilai Keberkahan

Juleha Perempuan Fapet UB: Menjaga Halal, Merawat Nilai Keberkahan

May 21, 2025
Peluang Produk Lokal Indonesia di Tengah Perang Dagang AS-Tiongkok

Peluang Produk Lokal Indonesia di Tengah Perang Dagang AS-Tiongkok

May 21, 2025
MRP UB Konsisten Gaungkan Free Palestine

MRP UB Konsisten Gaungkan Free Palestine

May 21, 2025
Hananta Wiratama: UMKM Harus Adaptif, AI Jadi Kawan Baru 

Hananta Wiratama: UMKM Harus Adaptif, AI Jadi Kawan Baru 

May 21, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023