Kanal24 – Pernahkah Anda merasa lebih nyaman mendengarkan lagu-lagu lawas ketimbang mengikuti tren musik terbaru? Fenomena ini bukan sekadar nostalgia belaka, melainkan memiliki alasan psikologis yang kuat. Banyak orang menemukan diri mereka semakin jarang mendengarkan musik baru seiring bertambahnya usia, khususnya setelah memasuki usia 30 tahun.
Musik, sebagaimana diketahui, bukan hanya sekadar hiburan, melainkan medium yang sarat emosi. Lagu dapat memicu perasaan yang intens, menciptakan ikatan emosional yang dalam dengan pendengarnya. Inilah mengapa banyak orang tetap setia pada lagu-lagu yang pernah mereka dengarkan di masa remaja, periode hidup yang penuh gejolak dan pengalaman emosional yang signifikan.
Menurut laporan Stylist, penelitian menunjukkan bahwa selera musik seseorang mulai terbentuk pada usia 13 hingga 14 tahun. Sebuah studi tahun 2018 yang dipublikasikan The New York Times mengungkapkan bahwa di awal usia 20-an, orang masih terbuka terhadap musik baru. Namun, menjelang usia 30 tahun, kecenderungan untuk mengeksplorasi musik baru menurun drastis.
Fenomena ini juga dijelaskan melalui teori psikologi sosial yang dikenal sebagai mere exposure effect atau efek paparan belaka. Frank McAndrew, profesor psikologi yang menulis di The Conversation, menyebutkan bahwa semakin sering seseorang terpapar sesuatu, semakin besar kemungkinan mereka akan menyukainya. Prinsip ini berlaku pada orang, iklan, hingga lagu yang kerap kita dengarkan.
“Seiring bertambahnya usia, kita cenderung memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mencari musik baru. Akibatnya, kita lebih sering kembali ke lagu-lagu lama yang sudah familiar, sehingga semakin memperkuat ikatan emosional dengan musik tersebut,” jelas McAndrew.
Tak bisa dipungkiri, kesibukan pekerjaan, kewajiban keluarga, dan tanggung jawab lain yang muncul di usia 30 tahun ke atas membuat banyak orang tak lagi punya waktu untuk mengikuti perkembangan musik terbaru. Lagu-lagu lama pun menjadi pilihan utama, bukan hanya karena mudah diakses, melainkan juga karena mampu membangkitkan kenangan masa muda yang penuh warna.
Dengan demikian, bukanlah hal aneh jika musik era 80-an dan 90-an kembali populer hingga kini. Nostalgia, efek psikologis, serta keterbatasan waktu menjadi alasan mengapa banyak orang lebih memilih “tembang kenangan” ketimbang lagu baru di tangga lagu masa kini. (dpa)