Kanal24, Malang – Kanker kolorektal, atau kanker usus besar, yang beberapa dekade lalu memiliki tingkat insiden yang rendah, namun kini telah menjadi salah satu penyakit dominan yang menyumbang sekitar 10% kematian akibat kanker di negara-negara barat. Penyebab peningkatan ini sangat kompleks, karena melibatkan faktor-faktor seperti pertambahan populasi lansia, kebiasaan makan yang tidak sehat, serta peningkatan risiko terkait gaya hidup, termasuk merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas.
Pengetahuan tentang kanker kolorektal sangat penting karena sebagian besar kasus dapat dicegah melalui pemeriksaan rutin yang bertujuan mendeteksi kelainan pada usus besar dan rektum lebih awal. Melalui skrining dan deteksi dini, benjolan jinak di dalam usus besar dan rektum dapat ditemukan dan diangkat sebelum berubah menjadi kanker. Sayangnya, kanker kolorektal stadium awal seringkali tidak menunjukkan gejala, dan gejala umumnya muncul ketika penyakit sudah cukup lanjut.
Pentingnya Kesadaran akan Faktor Risiko dan Deteksi Dini
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan kanker kolorektal, tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Cabang Malang mengadakan kegiatan penyuluhan dan skrining dini kanker kolorektal di Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang pada Agustus lalu (6/8/2023). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang faktor risiko, gejala, dan tindakan preventif yang dapat membantu mencegah kanker kolorektal.
Ketua PAPDI Cabang Malang, Dr. dr. Nursamsu, SpPD-KGH, menyatakan,“Kanker kolorektal dan penyakit kronis lainnya merupakan problem masalah kesehatan yang cukup serius yang seringkali dilupakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan yang berkepanjangan perlu dilakukan melalui kegiatan penyuluhan seperti ini.”
Acara penyuluhan dan skrining dini tersebut dipimpin oleh dr. Nina Nurarifah, SpPD-KHOM, dan dihadiri oleh warga dari berbagai kelompok usia, termasuk lansia, perempuan menopause, dan pemuda. Dalam penyuluhan ini, masyarakat diberikan pemahaman bahwa kanker kolorektal adalah jenis kanker yang menyerang jaringan usus besar (kolon) dan rektum (bagian usus paling bawah sampai anus/dubur).
Gejala-gejala yang Perlu Diwaspadai
Peserta penyuluhan diberi wawasan agar waspada terhadap gejala-gejala seperti perubahan diameter tinja, terutama tinja yang menyerupai kotoran kambing, dengan atau tanpa adanya darah pada tinja. Gejala lain yang perlu diwaspadai termasuk kesulitan buang air besar yang berulang, anemia atau kurang darah, penurunan berat badan yang signifikan, atau sakit perut yang berulang dan berkepanjangan.
Peserta menyambut baik kegiatan penyuluhan ini dan merasa bahwa mereka telah memperoleh pemahaman baru tentang kanker kolorektal. Mereka juga menyadari pola makan dan gaya hidup sehat yang dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker kolorektal. Salah satu peserta mengatakan bahwa penyuluhan ini memberikan informasi yang sangat berguna tentang pentingnya deteksi dini kanker kolorektal, serta langkah-langkah yang harus diambil jika gejala mencurigakan muncul, seperti mengonsumsi makanan tinggi serat, memastikan asupan air yang cukup, dan tetap aktif dengan bergerak dan berolahraga.
“Pengetahuan tentang kanker kolorektal merupakan hal yang esensial diketahui masyarakat umum, karena selain prevalensinya meningkat di beberapa tahun terakhir, sebagian besar masyarakat belum paham mengenai tanda dan gejala kanker kolorektal sehingga ketika datang ke dokter sudah dalam stadium lanjut, yang tentunya harapan hidupnya menjadi lebih rendah. Harapan kami dengan adanya penyuluhan ini adalah meningkatnya kewaspadaan masyarakat terhadap faktor risiko dan gejala awal yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga kanker kolorektal ditemukan lebih awal, belum ada penyebaran ke organ lain (atau metastasis), dan dapat disembuhkan dengan baik,” ujar dr. Djoko Heri Hermanto, SpPD-KHOM, FINASIM sebagai ketua Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN) sekaligus ketua panitia pengabdian masyarakat ini.
Pentingnya Pencegahan dan Deteksi Dini
Meskipun upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker kolorektal adalah langkah yang baik, tetapi masih ada banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan dalam penanganan penyakit ini. Salah satu aspek yang sangat penting adalah pencegahan. Kanker pada umumnya dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti memilih makanan bergizi, beraktivitas fisik yang cukup, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, menghindari polutan, serta secara aktif memantau dan mengenali setiap perubahan pada tubuh sebagai bagian dari tindakan deteksi dini.
Tanggal 30 September ditetapkan sebagai Hari Kewaspadaan Kanker Kolorektal dengan Metastasis. Namun, harapan kita, dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang deteksi dini dan pencegahan, semakin sedikit atau bahkan tidak ada lagi pasien kanker kolorektal yang ditemukan dengan stadium lanjut atau telah menyebar ke organ lain. Dengan upaya bersama, kita dapat memerangi kanker kolorektal dan meningkatkan kualitas hidup semua orang. (din)