Kanal24 – Universitas Brawijaya sebagai salah satu universitas top di Malang memiliki sejarah yang cukup panjang. Pemberian nama Brawijaya diperoleh dari mantan Presiden Republik Indonesia ke-1 Ir. Soekarno pada tanggal 11 Juli 1961. Nama Brawijaya diambil dari gelar Raja-Raja Majapahit, sebuah kerajaan besar yang hampir menguasai kawasan Asia Tenggara pada abad ke-12. Brawijaya merupakan gabungan dari Kata Bhre atau Bra yang berarti keturunan, dan kata Wijaya. Pemberian nama Brawijaya oleh Presiden Soekarno dengan harapan mampu berjaya seperti era kepemimpinan Raden Wijaya.
Pembuatan lambang Universitas Brawijaya mengambil inspirasi dari arca Harihara.Arca Harihara digambarkan dalam bentuk kaku sehingga menunjukkan bahwa arca tersebut merupakan penggambaran dari seorang tokoh yang telah meninggal.,perwujudan dari Raden Wijaya, Raja Majapahit pertama di Jawa Timur. Harihara merupakan perwujudan gabungan antara dewa Wisnu (Hari) yang digambarkan sebagai bagian tubuh sebelah kiri dan Siwa (Hara) digambarkan sebagai bagian tubuh sebelah kanan. Perwujudan tersebut memperlihatkan satu toko terbagi menjadi dua penggambaran yaitu setengah badan merupakan Hari dan sebagian menggambarkan Hara.
Mengenal Raden Wijaya pada lambang UB (Infografis : Akbar/Kanal24)
Perwujudan tokoh Harihara ini menunjukkan adanya kesetaraan antara Siwa dan Wisnu. Menurut jurnal arkeologi nasional Wisa dan Wisnu memiliki kecenderungan aspek yang sama yaitu dikaitkan dengan kesuburan, Siwa dikaitkan dengan kesuburan gunung yang menjadi tempat mengalirnya air hujan hingga ke sungai-sungai kecil di pedesaan. Sementara itu, Wisnu mewakili kesuburan air melalui atribut sankha dan padma yang menyimbolkan air.
Harihara digambarkan memiliki empat tangan, yang masing masing memegang benda. Kedua tangan bagian kiri yang mewakili Wisnu membawa cakra (roda), gada (pemukul), dan di atas telunjuk tangan terdapat sangkha (siput). Sangkha merupakan alat musik tiup yang jika dibunyikan dalam medan perang akan menakutkan para musuh Wisnu. Bentuk sangkha yang berwujud rumah siput dengan siputnya yang masih hidup dan merayap keluar merupakan lambang dari jiwa yang telah keluar dari jasadnya. Sedangkan tangan bagian kiri yang mewakili Dewa Siwa memegang aksamala (tasbih) dan parasu (kapak).
Di samping kiri dan kanan Raden Wijaya terdapat sepasang dewi. Dewi-dewi tersebut adalah Laksmi sebagai śakti dewa Wisnu dan Parwati sebagai śakti dewa Siwa. Dua dewi tersebut diduga sebagai dua orang permaisuri dari Raja Kertarajasa Jayawardhana.
Pada lambang Universitas Brawijaya sosok Raden Wijaya dilukiskan menggunakan warna kuning keemasan. Secara keseluruhan lambang Universitas Brawijaya memiliki makna sebagai sosok yang memiliki jiwa kepeloporan, berani membongkar sesuatu yang tidak wajar, dan segala sesuatu dilakukan dengan kesucian. Sudah sepantasnya kita sebagai manusia untuk mempelajari sejarah kisah terdahulu karena sejarah adalah guru kehidupan.