Kanal24 – Banyaknya pilihan brand dalam jenis bisnis yang sama bagi konsumen, menyulitkan suatu bisnis untuk membedakan diri dari pesaingnya. Maka dari itu, teknik pemasaran yang patut dicoba oleh suatu bisnis adalah sensory marketing.
Sensory Marketing melibatkan konsumen melalui panca indera – penglihatan, suara, sentuhan, bau, dan rasa. Tujuan di balik sensory marketing adalah menciptakan pengalaman yang berkesan bagi konsumen dan membangun hubungan emosional yang lebih kuat antara konsumen dengan brand.
Dengan melibatkan berbagai indera, dapat mendorong tanggapan emosional yang lebih positif yang akhirnya berpengaruh pada peningkatan loyalitas, serta peningkatan penjualan.
Jadi, bagaimana bisnis dapat menerapkan sensory marketing? Cara tersebut bisa dilihat dalam perusahaan kosmetik asal Inggris bernama Lush. Lush menerapkan semua indra sensorik bagi konsumen melalui tokonya.
Salah satu cara yang digunakan adalah pemilihan warna. Lush menggunakan warna-warna yang kontras pada produknya, sehingga visual yang ditangkap terlihat mencolok layaknya toko buah dan bakery shop. Warna tersebut membangkitkan emosi tertentu, seperti rasa penasaran bagi konsumen, sehingga bisnis dapat menggunakan ini sebagai suatu keuntungan.
Cara lain yang digunakan adalah melalui penggunaan musik. Musik digunakan untuk menciptakan suasana tertentu di suatu tempat. Dalam halnya, Lush menyiapkan playlist khusus bertema hari baik yang diputar untuk mengantarkan rasa bahagia dan kenyamanan bagi konsumen.
Akhirnya, bisnis dapat menggunakan wewangian untuk terlibat dengan konsumen. Dari semua indera sensorik, yang membuat Lush paling diingat oleh pelanggan adalah wangi khas tokonya.
“Anda dapat mencium Lush hingga dari lantai 2 yang mana justru menjadi signature brand tersebut. Aroma gourmet sabun, shampoo, sampai bath bomb yang berbaur secara natural mampu memanjakan penciuman pelanggannya hingga tidak terasa telah menghabiskan waktu berjam-jam di toko.” tulis Beverly, dalam Google review.
Aroma mampu menyentuh ingatan kita dan bertahan lebih lama dibanding indera lainnya. Begitupun dengan Lush, yang mampu membangkitkan emosional positif bagi konsumennya melalui indra sensorik, terutama indra penciuman. Sebagai makhluk yang emosional, terjalin hubungan antara kita dengan aroma.
Salah satu agen pemasaran, Steve Hughes, mengatakan “Kita mengingat 1% dari yang disentuh, 2% dari yang didengar, 5% dari yang dilihat, 15% dari yang dirasakan. Tetapi 35% dari yang kita cium tetap bersama kita.”
Dengan demikian, sensory marketing sebagai teknik pemasaran yang ampuh bagi bisnis untuk menciptakan pengalaman unik yanh membedakan mereka dari pesaing.
Disamping itu, produk Lush juga sudah dikenal karena menggunakan bahan dasar organik yang segar. Hal ini menjadi citra dan daya tarik Lush, terutama bagi konsumen yang mencintai produk-produk organik. Terlepas dari bahan dasarnya, produk Lush juga dibuat secara handmade, sehingga konsumen memiliki kesan yang lebih personal ketika membeli produk Lush. (rbs)