Kanal24, Malang – Open AI, perusahaan yang memiliki fokus untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah memperkenalkan AI generatif model terbarunya bernama Sora. Sora dapat menghasilkan video pendek berdasarkan perintah yang kita tuliskan. Sora menjadi sorotan karena keunggulannya dalam mematuhi perintah yang kita berikan dan video yang dihasilkan terlihat begitu nyata. Kemunculan Sora memicu berbagai reaksi dari masyarakat, baik reaksi gembira maupun perasaan waspada.
Dalam unggahan Open AI di youtube (17/2/2024), Open AI juga menunjukkan video hasil buatan Sora. Ketika pertama kali melihat video tersebut, kita tidak akan menyangka bahwa itu merupakan buatan AI. Karena kualitas video yang tinggi, pergerakan dan sudut kamera, serta konsistensi video yang baik.
Sora bekerja dengan cara mengubah teks menjadi video (text-to-video AI) dengan menggabungkan fitur penghasil teks dan gambar yang disebut dengan “model transformator difusi”. Model transformator difusi ini yang merangkai teks, gambar, koherensi, serta konsistensi antar frame sehingga dapat menghasilkan video yang sesuai dengan yang diperintahkan.
Kemampuan yang dimiliki Sora memimpin model AI video generator, seperti Emu buatan Meta, Gen-2 milik Runway, Stable Video Diffusion oleh Stability AI, dan yang baru-baru ini diluncurkan oleh Google, yakni Lumiere. Sora dapat menciptakan video dengan resolusi hingga 1920×1080 piksel dalam berbagai rasio dengan durasi hingga 60 detik secara konsisten. Sora juga dapat membuat berbagai shot dalam satu video, mengedit video berdasarkan gambar atau video lain, menggabungkan elemen dari video berbeda, serta memperpanjang durasi video.
Video yang dihasilkan Sora terlihat lebih nyata dan sulit ditebak bahwa itu merupakan hasil AI dibandingkan dengan model AI video generator lainnya. Namun, setelah menonton video secara berulang dan lebih cermat, terdapat ketidakkonsistenan yang cukup jelas. Hal tersebut terlihat jelas pada unggahan video di Youtube milik The Conversation pada Senin (19/02/2024).
Sora dapat menjadi solusi baru bagi para produsen film untuk menghasilkan film dengan harga yang yang lebih murah dibandingkan dengan produksi film secara konvensional yang memakan waktu dan biaya yang lebih besar. Pada praktiknya, Sora juga dapat dimanfaatkan untuk membuat video pendek untuk kepentingan politik, pendidikan, periklanan, maupun hiburan di Indonesia.
Dibalik berbagai keunggulan yang dimiliki oleh Sora, teknologi ini juga menyimpan kekhawatiran tersendiri di hati masyarakat. Banyak potensi penyalahgunaan teknologi, Sora mungkin dapat memperburuk keadaan tersebut. Video yang dihasilkan Sora berpotensi digunakan sebagai bukti palsu pada pengadilan, menyebarkan berita bohong di masyarakat, potensi pelanggaran hak cipta, ancaman penipuan pada pihak-pihak tertentu, serta berpotensi digunakan sebagai alat pelecehan.
Penerapan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia harus menyesuaikan dengan nilai-nilai etika di Indonesia. Pemerintah juga harus menyusun regulasi yang tepat dan berimbang agar penerapannya tepat sasaran dan tidak disalahgunakan sehingga menimbulkan korban. Pihak Open AI juga mengatakan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah keamanan untuk mengantisipasi dampak negatif Sora sebelum meluncurkannya kepada masyarakat umum. (Erf)