Kanal24, Malang – Bulan Ramadhan memang menjadi bulan yang paling ditunggu oleh seluruh umat muslim di dunia. Umat muslim di seluruh belahan dunia akan menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan amalan-amalan yang dikerjakan. Oleh karena itu, Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh keajaiban. Pengalaman ibadah Ramadhan di tanah suci menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan oleh muslim yang menjalankannya.
Kali ini, cerita pengalaman puasa di tanah suci dibagikan oleh Fatih, salah satu jamaah umroh yang menjalankan ibadah Ramadhan disana. Ia merasakan spirit dan semangat Bulan Ramadhan yang luar biasa dari orang sedunia.
“Alhamdulillah luar biasa bisa merasakan ibadah puasa di tanah suci dan bisa merasakan spirit Ramadhan dari orang seluruh dunia.” kata Fatih pada Tim Kanal24 (4/4/2024).
Rangkaian kegiatan yang dijalankan tak jauh berbeda dengan kegiatan umroh pada umumnya. “Ketika di Madinah kita mengunjungi Masjid Nabawi, Makam Baqi, Masjid Quba, Kebun Kurma, Jabal Uhud serta ambil miqat di Bir Ali. Ketika di Mekkah kita mengunjungi Masjidil Haram, Padang Arafah, Jabal Rohmah, Jabal Nur, serta beberapa tempat miqat,” ujarnya.
Fatih mengaku tidak terlalu memiliki masalah dengan jenis makanan disana, karena ia masih bisa menemukan masakan Indonesia dengan mudah.
“Kalau menu takjil di masjid biasanya kita dapat air, kurma, roti gandum dan yogurt. Sedangkan kalo kita di hotel yang saya tempati, menunya disesuaikan dengan masakan Indonesia karena banyak orang Indonesia dan Malaysia di hotel itu” kata Fatih.
Menurutnya, orang-orang disana sangat berlomba-lomba dalam melakukan ibadah. “Di Madinah suasananya nyaman dan Alhamdulillah dapet hotel agak dekat. Di Mekkah, suasananya berbeda, disini sangat ramai. Lebih-lebih ketika 10 hari terakhir Ramadhan. Bahkan beberapa orang bilang jumlah orangnya lebih dari haji.” ungkapnya.
Fatih menyampaikan bahwa ia harus meluangkan waktu untuk mencari tempat di Masjidil Haram setidaknya 2 jam sebelum waktu sholat tiba. “Banyak orang Arab sendiri meluangkan waktu di 10 hari terakhir Ramadhan.” lanjutnya, “Untuk bisa masuk Masjidil Haram kita harus menyiapkan waktu 2 jam sebelum waktu sholat. 1 jam mendekati waktu sholat sudah banyak jalan yang ditutup. Dan di Mekkah seperti masjid yang tidak ada sepinya. Orang thawaf datang silih berganti sampai di sekeliling Ka’bah ramai terus. Yang saya lihat dari rangkaian ibadah haji dan umroh adalah sebuah keajaiban” tambahnya.
Menariknya, Fatih juga mengaku sempat bertemu dengan 2 pemuda asal Jawa Barat yang pergi ke Kota Mekkah dengan sepeda.
“Saya dan rombongan juga sempat bertemu dengan Ulfi dan Basir di depan Masjidil Haram saat akan melakukan thawaf. Mereka ke Mekah memakan waktu 7 bulan perjalanan dari Singapura, Malaysia, Thailand, Turki dan Arab Saudi. Setiap hari minimal 50 km dan maksimal 100 km ” ujarnya.
Fatih pun mengaku ia sempat sakit saat umroh. Cuaca yang panas membuatnya tergoda untuk menghabiskan segelas es. “Jaga kesehatan. Istirahat yang cukup. Makan yang cukup dan menyehatkan. Hindari minum es. Saya sempat sakit karena minum es dan obat di Makkah sangat mahal,” ungkapnya.
Fatih menutup sesi wawancara dengan memberikan pesan bagi orang-orang yang akan beribadah umroh nantinya. “Ibadah haji dan umroh merupakan ibadah panggilan dari Allah SWT. Jadi, tugas kita hanya berusaha entah apalah nanti hasilnya. Apabila kita sudah di Mekah dan Madinah maksimalkan untuk beribadah dengan baik karena kita sudah terpilih untuk datang ke kota sucinya Allah SWT,” tutup Fatih.(Erf)