Kanal24 – Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia. Selama bulan Ramadhan, umat muslim menjalankan ibadah puasa yang merupakan salah satu rukun Islam. Selain itu, bulan Ramadhan juga diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti tarawih, iktikaf, sedekah, dan kajian-kajian keagamaan.
Untuk menyemarakkan suasana Ramadhan Pusat Studi Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat (PSP2M) UB bersama Brawijaya Institute for Islamic Civilization and Middle East Studies (BICMES) dan juga takmir masjid Ibnu Khaldun FISIP UB mengadakan sebuah majelis bernama KAFKA kajian fiqih kontemporer ba’da ashar (27/3/2023). Kegiatan Majelis ini diadakan setiap hari Senin dan Rabu di bulan Ramadhan di masjid Ibnu Khaldun Gedung C lantai 3 FISIP Universitas Brawijaya.
Pada rangkaian acara yang pertama ini dibuka dengan materi “Fiqih Budaya, Globalisasi Budaya dan Ketahanan Budaya Lokal” oleh Achmad Dhofir Zuhry. Sepanjang pemaparan materi Achmad Dhofir Zuhry atau yang biasa disebut Gus Dhofir memberikan gambaran-gambaran mengenai fiqih kebudayaan secara umum, sehingga acara ini dapat diikuti oleh banyak kalangan.
Meski bisa dibilang fiqih merupakan salah satu materi yang cukup sulit, pemaparan yang diberikan oleh Gus Zuhry terkesan ringan ditambah dengan selingan candaan khas bapak-bapak.
Dalam kajian ini Gus Dhofir banyak membahas mengenai bagaimana berperilaku terhadap manusia yang baik. Karena masih banyak orang beranggapan agama hanya perihal sholat, zakat, puasa, dan haji. Tapi sebenarnya agama itu sangat luas, seperti dalam surat Al-Balad yang mendahulukan pembahasan meliputi membebaskan perbudakan, menghidupi orang lain atau bermasyarakat, setelah semua itu baru membicarakan keimanan.
Pada ayat ke-14 yang memiliki arti memberi makan ketika hari kelaparan, makna dari ayat tersebut sangatlah luas. Memberi makan dapat berarti juga menghidupi orang-orang miskin hingga memberikan rumah yang layak. Karena Al-Quran memiliki sifat menyatakan secara spesifik namun memiliki makna yang luas.
Dalam ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa memuliakan manusia juga merupakan salah satu poin penting dalam kehidupan.
Contoh lain dari bentuk kepedulian terhadap manusia terdapat pada dua kalimat syahadat yang berisi meliputi hubungan manusia dengan Allah (Hablum Minallah) dan hubungan manusia dengan manusia (Hablum Minannas). Karena sesungguhnya hubungan kepada Allah lebih mudah dilakukan daripada hubungan kepada sesama manusia. Karena itulah terdapat ayat yang menyebutkan barangsiapa menghidupi satu orang maka sama saja menghidupi seluruh manusia.
“Kegiatan yasinan dan tahlilan merupakan salah satu contoh bentuk kelembagaan non formal untuk menjaga Al Quran,” ungkap Gus Zuhry.
Proses pelembagaan yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu menjadikan munculnya sebuah budaya yang hingga kini masih dilakukan oleh banyak masyarakat di daerah Jawa Timur khususnya.
Mengikuti kajian-kajian keagamaan merupakan salah satu pilihan untuk ngabuburit sembari menunggu waktu berbuka puasa. Majelis KAFKA menjadi salah satu opsi tempat untuk menimba ilmu di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut dapat mengikuti akun instagram @pesantrenub. (fan)