Kanal24, Malang – Tanggal 8 Juni setiap tahunnya, dunia memperingati Hari Laut Sedunia untuk menghormati dan menjaga keberagaman serta kelestarian laut. Tema Hari Laut Sedunia tahun 2023 adalah “Planet Ocean: Tides are Changing” atau “Planet Samudra: Pasang Surut Berubah”, yang menyoroti perubahan penting yang terjadi di lautan kita. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran sentral dalam menjaga laut dan ekosistem laut dunia.
Indonesia, dengan kekayaan alam yang melimpah dan wilayah laut seluas 5,8 juta kilometer persegi, merupakan salah satu negara dengan potensi kelautan yang besar. Laut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, dengan ribuan spesies ikan, terumbu karang yang indah, dan ekosistem laut yang mempesona. Lautan juga menjadi sumber mata pencaharian bagi jutaan nelayan Indonesia, menjaga keseimbangan ekosistem global, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian negara.
Namun, di balik potensi dan kekayaan tersebut, laut kita saat ini menghadapi berbagai tantangan serius. Perubahan iklim, polusi plastik, degradasi habitat, dan penangkapan ikan yang berlebihan telah menyebabkan kerusakan ekosistem laut yang mengkhawatirkan. Data menunjukkan bahwa lebih dari 80% terumbu karang di perairan Indonesia mengalami pemutihan dan sekitar 16 juta ton plastik memasuki laut setiap tahunnya.
Dalam rangka menjaga kelestarian laut dan ekosistem laut dunia, Indonesia telah mengambil berbagai langkah penting. Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai kebijakan dan program perlindungan laut, termasuk pendirian kawasan konservasi laut, penegakan hukum terhadap penangkapan ikan ilegal, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian laut.
Salah satu contoh keberhasilan Indonesia dalam menjaga laut adalah Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara, yang menjadi salah satu daerah dengan keanekaragaman terumbu karang terbesar di dunia. Melalui upaya konservasi yang berkelanjutan, Taman Nasional Wakatobi telah berhasil menjaga kelestarian terumbu karang dan menjadikannya sebagai destinasi pariwisata yang ramah lingkungan.
Selain itu, dalam mengatasi masalah polusi plastik, Indonesia telah meluncurkan Gerakan Indonesia Bersih Sampah 2025 dengan tujuan mengurangi sampah plastik hingga 70% pada tahun 2025. Upaya ini mencakup kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, peningkatan infrastruktur daur ulang, dan pendidikan masyarakat mengenai dampak negatif polusi plastik terhadap lingkungan laut.
Namun, upaya untuk menjaga kelestarian laut dan ekosistem laut dunia tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Partisipasi aktif dari masyarakat, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil juga sangat penting. Keterlibatan semua pihak dalam program pemeliharaan laut, penelitian ilmiah, serta pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan akan menjadi kunci kesuksesan dalam menjaga kelestarian laut dunia.
Pada Hari Laut Sedunia, kita refleksikan pentingnya laut bagi kehidupan kita dan menyadari bahwa tindakan kita memiliki dampak nyata terhadap keberlanjutan ekosistem laut. Dengan kesadaran yang tinggi, kolaborasi lintas sektor, dan tindakan nyata, kita dapat memastikan bahwa “Planet Ocean: Tides are Changing” menuju arah yang lebih baik, di mana laut kita tetap menjadi sumber kehidupan dan keajaiban alam yang tak ternilai harganya. (din)