Kanal24, Malang – Pada zaman modern ini teknologi telah mengubah cara kita memproses makanan. Salah satu teknologi yang terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pangan adalah Teknologi Heterogenous Dual Treatment (HeDT).
HeDT adalah metode modifikasi pati yang melibatkan dua proses secara simultan untuk memodifikasi karakteristik pati. Hal ini memungkinkan untuk meningkatkan nilai fungsional dan menghasilkan produk pangan yang berperan menunjang kesehatan.
Metode HeDT ini juga dikembangkan oleh Prof. Dr. Widya Dwi Rukmi Putri, S.T.P, M.P. Dalam pidato pengukuhan yang dilaksanakan di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya (22/2/2024), ia menjabarkan bahwa HeDT menjadi penelitian bidang ilmu teknologi pengolahan pangan pada Fakultas Teknologi Pertanian UB (FTP UB).
Ia telah melakukan penelitian dan pengembangan dalam menerapkan HeDT pada berbagai bahan berpati, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pangan yang dihasilkan.
“Sebelumnya, terdapat metode modifikasi pati tunggal dan homogenous dual treatment. Namun, HeDT menjadi pengembangan terbaru karena mampu melakukan perlakuan fisik, kimia, biologis, atau enzimatis secara bersamaan dalam satu proses pengolahan,” tuturnya.
Prof Widya mengungkapkan bahwa salah satu kelebihan utama HeDT adalah kemampuannya untuk diterapkan pada tepung atau bahan berpati secara utuh, sehingga memodifikasi interaksi pati dengan komponen lain dalam bahan pangan.
“Proses modifikasi pati sebelumnya lebih difokuskan pada pati murni, yang memerlukan proses ekstraksi yang panjang dan rendemen yang rendah. Namun, dengan HeDT, teknologi modifikasi pati telah diaplikasikan pada keseluruhan bagian dari bahan pangan atau komoditas dengan fokus pada komponen patinya. Metode ini terbukti lebih efektif dalam menghasilkan pati yang resisten,” paparnya.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa HeDT tidak hanya meningkatkan kadar pati resisten tetapi juga mengubah karakteristik fungsional produk secara keseluruhan.
Selain itu Prof Widya juga mengungkapkan bahwa metode ini memiliki beberapa kelebihan, seperti pengendalian proses yang lebih mudah, aplikasi simultan dengan proses pengolahan pangan utama, peningkatan level pati resisten, dan produk pangan yang lebih fungsional bagi kesehatan.
Meski demikian, HeDT juga memiliki kelemahan, seperti kondisi proses yang spesifik pada suatu komoditas dan efisiensi proses yang sangat tergantung pada kombinasi metode yang dipilih.
Untuk mengoptimalkan manfaat HeDT, perlu diaplikasikan secara intensif pada pengolahan produk pangan, terutama makanan tradisional dan produk pangan lainnya yang tinggi karbohidrat mudah cerna. Dengan demikian, teknologi HeDT dapat meningkatkan pati resisten dan menyumbangkan peran terhadap kesehatan masyarakat. (fan)