Oleh : Clara Florita Insania Samosir*
Dalam kehidupan sehari-hari, kita secara tidak sadar terlibat dalam refleksi filosofis yang mendalam. Di balik rutinitas yang kadang monoton, terselip pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang makna eksistensi, sumber pengetahuan, dan nilai-nilai yang membimbing tindakan kita. Dalam dunia yang dinamis dan kompleks ini, konsep ontologi, epistemologi, dan aksiologi memberikan pandangan menarik untuk menjelajahi hakikat kehidupan manusia.
Sebelumnya, mari kita pahami apa itu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang eksistensi atau realitas. Secara sederhana, ontologi menjawab pertanyaan “apa yang ada?” atau “apa yang benar-benar ada di dunia ini?” Ini membantu kita memahami hakikat hal-hal di sekitar kita, termasuk diri kita sendiri, objek fisik, dan konsep abstrak seperti keadilan atau kebahagiaan.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari sumber, batasan, dan validitas pengetahuan. Epistemologi menjawab pertanyaan “bagaimana kita tahu apa yang kita ketahui?” atau “bagaimana kita memperoleh pengetahuan?” Ini membantu kita memahami cara kita memperoleh pengetahuan, apakah melalui pengalaman langsung, penalaran logis, atau otoritas.
Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan studi nilai atau nilai-nilai. Ini mencakup pertanyaan tentang “apa yang dianggap baik atau buruk?” dan “bagaimana kita harus bertindak?” Aksiologi membantu kita memahami prinsip moral atau etika yang membimbing tindakan dan keputusan kita sehari-hari.
Ontologi membawa kita pada perjalanan introspektif untuk memahami hakikat eksistensi. Dengan melihat melampaui penampakan fisik, kita mempertanyakan esensi diri kita dan tempat kita dalam kerumitan alam semesta. Dari refleksi sederhana tentang “siapa saya?” hingga pertimbangan mendalam tentang hubungan kita dengan dunia di sekeliling kita, ontologi memperluas pandangan kita tentang apa yang benar-benar ada dan bagaimana kita berinteraksi dengan itu.
Namun, ontologi sendiri tidaklah cukup. Epistemologi mengikuti dengan pertanyaan kritis tentang asal-usul, batasan, dan validitas pengetahuan. Melalui epistemologi, kita mengeksplorasi cara kita memperoleh, memvalidasi, dan memahami pengetahuan tentang dunia di sekitar kita. Dari pembelajaran melalui pengalaman langsung hingga refleksi mendalam tentang kebenaran dan ketidakpastian, epistemologi membuka jendela menuju proses belajar yang tak pernah berakhir.
Namun, pengetahuan semata tidaklah cukup. Aksiologi menambah dimensi etis ke dalam perbincangan, menyoroti nilai-nilai yang membimbing tindakan dan keputusan kita. Dalam dunia yang kompleks dan sering kontradiktif, aksiologi membantu kita menavigasi dilema moral dan memilih jalan yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang kita anut.
Contoh penerapan ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam pemecahan masalah sehari-hari terjadi saat seorang mahasiswa bingung memilih jurusan kuliah yang tepat.
Dalam pemecahan masalah ini, ontologi membantu mahasiswa merenungkan esensi diri dan keinginan dalam hidupnya. Melalui pertimbangan ontologis, mahasiswa dapat mengeksplorasi apakah pilihan jurusan mencerminkan identitas dan tujuan hidup mereka.
Epistemologi membantu mahasiswa memahami sumber-sumber pengetahuan yang mereka gunakan. Dengan pertimbangan epistemologis, mahasiswa dapat mengevaluasi informasi tentang berbagai jurusan dari berbagai sumber.
Aksiologi membimbing mahasiswa dalam menentukan nilai-nilai yang penting bagi mereka dalam memilih jurusan. Dengan memprioritaskan nilai-nilai yang sesuai dengan prinsip-prinsip mereka, mahasiswa dapat membuat keputusan yang konsisten dengan identitas dan tujuan mereka.
Dengan mengintegrasikan lensa ontologi, epistemologi, dan aksiologi, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan sehari-hari. Melalui refleksi filosofis ini, kita dapat memperluas pandangan kita tentang makna eksistensi, sumber pengetahuan, dan nilai-nilai yang membimbing tindakan kita. Dengan demikian, mari kita terus menjelajahi kehidupan sehari-hari melalui lensa filosofis yang memperkaya pengalaman kita. Dengan pemahaman dan penerapan nilai-nilai ontologi, epistemologi, dan aksiologi, kita dapat membangun masyarakat yang lebih sadar, kritis, dan bertanggung jawab, berpusat pada pemahaman diri, pengetahuan yang benar, dan tindakan yang baik.
*)Clara Florita Insania Samosir, Mahasiswa Semester 2, Prodi Psikologi, Fisip UB.