Sukses itu tidaklah hadir dengan sendirinya. Sukses, berhasil, menang, juara atau apapun itu adalah merupakan hasil usaha konkret yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkannya dan konstruksi berpikir berupa keutuhan niat dan keyakinan. Keberhasilan itu tidaklah serta merta turun dan jatuh dari langit pada orang yang tidur, berleha-leha dan santai. Kesuksesan adalah hasil kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.
Keberhasilan dan kesuksesan dalam meraih cita adalah perpaduan antara kekuatan bumi dan kekuatan langit. Kekuatan bumi adalah upaya mengerahkan energi kecerdasan fisik intelektual berupa formulasi karya rasionalitas yang dilakukan dengan sungguh-sungguh penuh dedikasi dan tanggungjawab. Disinilah perpaduan upaya kerja keras dan kerja cerdas, yaitu perkawinan antara olah pikir dan olah rasa berupa keyakinan yang utuh atas apa yang dicita-citakan, mimpi besar yang akan diraih dengan tidak memberikan sedikit pun ruang keraguan, karena keraguan hanya akan mengacaukan frekwensi kemenangan.
Keraguan adalah musuh utama keyakinan. Keduanya tidak akan pernah bertemu dalam satu wadah untuk mewujudkan satu cita. Keyakinan adalah modal utama dalam mewujudkan mimpi, ia bertugas membulatkan tekad, menyatukan semua energi, meresonansikan niat sehingga menggerakkan semua kekuatan untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan. Sementara keraguan hanyalah menciptakan kebimbingan dan kekacauan atas fokus menggapai cita.
Kekuatan bumi adalah sesuatu yang tampak melalui panca indera yang kebanyakan manusia menyebutnya sebagai realitas. Padahal realitas inderawi hanyalah dua belas persen saja dari bangunan besar kesuksesan sementara delapan puluh delapan persennya adalah realitas non inderawi yaitu berupa kuatnya niat, perasaan dan keyakinan. Namun anehnya, segala hal yang tidak bisa dilihat oleh indera fisik dianggap bukanlah suatu realitas. Sehingga kekuatan non inderawi juga dianggap tidak mampu mewujudkan realitas.
Padahal ada sebuah kekuatan yang melampaui segalanya, yaitu kekuatan langit. Inilah kekuatan doa dan ketawakkalan. Sebuah kekuatan yang melibatkan semua energi semesta dengan kekuatan powerfull yang mampu mewujudkan apapun yang diimpikan sekalipun rasionalitas tak mampu mengindera. Inilah kekuatan ghaib yang menguasai dunia profan manusia dan kehidupan.
Kepercayaan kepada yang ghaib merupakan salah satu unsur utama keimanan, karena memang kehidupan manusia sejatinya dikuasai oleh kekuatan ghaib yang mampu menggerakkan, merubah dan mewujudkan suatu realitas. Bahkan puncak keimanan seorang muslim adalah manakala memiliki kepercayaan yang kuat atas yang ghaib.
ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka ( Al-Baqarah : 3)
Allah swt adalah Maha Ghaib, malaikat adalah ghaib, baik buruk dan hari akhir adalah gaib. Percaya pada yang ghaib berada pada level kemanusiaan yang luar biasa, karena atas hal yang tidak tampak saja mereka memiliki mampu percaya, maka terlebih atas hal yang tampak, tentulah akan lebih mudah percaya. Kekuatan langit membutuhkan keyakinan penuh atas kepercayaan pada yang ghaib dengan cara mengetuknya melalui doa dan ketawakkalan.
Doa adalah cara mengetuk pintu langit agar semua penghuni langit bersedia membantu membukakan misteri kesuksesan. Sementara ketawakkalan ibarat surat penjamin yang memastikan bahwa keyakinan itu utuh tidak tergoyahkan dan menyerahkan segala urusan yang dicitakan dikembalikan padaNya agar diambil alih olehNya. Sehingga apabila urusan dirinya telah diambil alih oleh Dzat Sang Penguasa Segala urusan, maka adakah hal yang mustahil untuk terwujud ? Sementara Dia-lah Sang Pemilik “Kun, Fayakun”, Jadi maka Jadilah.
Jemputlah kesuksesan dan keberhasilan sebagai juara dalam kehidupan dengan memadukan dua kekuatan inti yaitu kekuatan bumi dan kekuatan langit. Kekuatan daya upaya dan kekuatan doa ketawakkal, pasrahkanlah segala urusan padaNya, cukupkanlah hanya Allah swt sebagai sebaik-baiknya pelindung dan penolong. Hasbunallah wa ni’mal wakiil…
Semoga Allah swt menggenapi dan mewujudkan segala impian kita karena hanya Dia-lah yang mewujudkan segalanya. Yaa Rabb.. kabulkan doa kami dan segala impian harapan kami. Aamiiin…
KH. Akhmad Muwafik Saleh dosen FISIP UB, penulis produktif, pengasuh pondok pesantren mahasiswa Tanwir al Afka