KANAL24, Jakarta – Menteri Kesehatan, Budi Gunawan Sadikin (BGS) menyatakan ada empat syarat utama yang harus diperhatikan agar wabah Covid-19 menjadi endemi di Indonesia. Keempat hal itu harus dilakukan secara masif dan bersama-sama dengan semua pihak baik pemerintah atau masyarakat.
Pertama, kata BGS, penerapan protokol kesehatan harus dilakukan secara ketat dan disiplin oleh siapapun dan dimanapun. Penerapan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) wajib dilakukan demi meminimalkan potensi terjadinya penyebaran virus.
Kedua adalah menerapkan surveillance (pengawasan) melalui gerakan 3T (tracing, testing dan treatment) secara ketat. Hal ini menjadi hal utama agar ada respon cepat dari pihak terkait ketika menemukan kasus positif di lapangan.
“Ini mutlak kita perlu lakukan bersama untuk bisa mengatasi pandemi dan mengawal prosesnya untuk menjadi endemi,” kata BGS dalam konferensi pers virtual, Senin (4/10/2021).
Ketiga, lanjut BGS, adalah dengan melakukan percepatan vaksinasi ke semua wilayah di Indonesia. Diakui bahwa pelaksanaan vaksinasi di Indonesia penuh dengan tantangan karena jumlah penduduk yang besar dan kondisi geografis Indonesia yang berpulau-pulau.
Data dari Kementerian Kesehatan per 31 Agustus 2021 diketahui total vaksinasi dosis pertama sebanyak 63.265.720 atau 30,49 persen. Kemudian vaksinasi dosis kedua sebanyak 36.050.866 atau 17,31 persen dan vaksinasi dosis ketiga (booster) bagi tenaga kesehatan telah mencapai 640.532 atau 43,61 persen.
“Total vaksin yang sudah diterima 220 juta, 193 juta udah di kirim ke daerah, total stok ada dikisaran 70 jutaan jadi masih cukup banyak. Kita memang percepat vaksinasi ini,” lanjut BGS.
Keempat, adalah kesiapan rumah sakit (RS) yang harus ditingkatkan layanan dan fasilitas kesehatannya. Hal ini dibutuhkan agar ketika terdapat kasus positif bisa tertangani dengan cepat sehingga potensi penularan bisa dicegah. Selain fokus pada penanganan kasus Covid-19 yang sudah mewabah di Indonesia, pemerintah memastikan juga akan fokus untuk mencegah potensi masuknya virus varian baru seperti MU, Lamda dan lainnya.
“Kita terus melakukan monitoring terkait dengan varian baru seperti MU atau Lamda atau Delta. Sebab ternyata varian Delta itu saja ada mutasi juga. Makanya kita monitor terus untuk memastikan kita siap dan kita tidak terlambat ketika ada masuk ke Indonesia,” sambung BGS.
BGS juga menambahkan bahwa saat ini pemerintah tengah menjalin kerjasama dengan RS Vertikal dan Badan Pengawasa Obat Makanan ( BPOM ) untuk melakukan kajian dan uji klinis dari semua obat-obatan yang diasumsikan dapat menjadi obat Covid-19. Pemerintah berharap dari serangkaian uji klinis yang dilakukan dapat diketahui hasilnya secara ilmiah mampu membentuk antibodi sehingga bisa menangkal virus-virus baru.
“Obat obatan itu sudah kita approach pabrikannya dan beberapa diantaranya sudah uji klinis dan diharapkan akhir tahun sudah bisa mengetahui obat – obatan mana yang cocok bagi masyarakat,” pungkas BGS.(sdk)