Kanal24, Malang – Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy dalam penutupan “Malang Koi Show” di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, (28/8/2022) mengemukakan budi daya dan bisnis ikan koi dapat menjadi salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan di negeri ini.
“Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang harus dientaskan. Oleh karena itu, bisnis dan budi daya ikan koi menjadi salah satu jawaban atas masalah itu,” tuturnya.
Menurutnya, Center of Excellence (CoE) Koi UMM adalah upaya strategis dalam pengembangan usaha serta upaya mewujudkan cita-cita pemerintah Indonesia menjadi poros perikanan dunia.
“Kerja sama yang dibangun UMM dengan mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) adalah langkah bagus. Dengan begitu, kemajuan dan pendidikan budi daya koi bisa terlaksana,” ucapnya.
Dijelaskannya, dari sisi ekonomi, perdagangan ikan cukup menguntungkan. Misalnya, di lahan setengah hektar dengan sistem tumpang tindih, bisa menghasilkan Rp 350 juta dalam enam bulan, jadi dalam satu tahun pembudidaya mendapatkan sekitar Rp 700 juta.
Dibandingkan dengan pendapatan petani padi, dalam enam bulan hanya sekitar Rp 40 juta dan setahun Rp 80 juta dengan luas yang sama (setengah hektar), maka usaha ikan koi cukup menguntungkan.
Senada dengan Menko PMK, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto mengatakan bahwa kepentingan peserta bisa dilakukan secara profesional, sehingga menghasilkan modal. Selain itu, dengan dibukanya kelas koi profesional UMM, kelas ini akan mampu memberikan pendidikan yang berkualitas.
Didik mengajak mahasiswa untuk serius menekuni dunia koi karena membantu dunia perikanan Indonesia.
“Pak bupati (Bupati Malang Sanusi) juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kegiatan tersebut. Bahkan, nanti Pak bupati akan ambil bagian di kelas profesional koi,” katanya.
Wabup Malang berharap langkah-langkah yang telah dilakukan dapat didampingi dengan baik oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sehingga dapat membawa hasil yang maksimal dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Rektor UMM Dr Fauzan pada kesempatan yang sama menilai bahwa ajang ini menjadi bahan bakar lahirnya CoE Koi dari prodi Akuakultur UMM, lulusan UMM diharapkan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja atau memberikan pendidikan.
“Saya yakin kerja sama strategis UMM dengan DUDI dapat menjadikan koi sebagai komoditas bagus dan menjadi bagian dari kemajuan ekonomi Indonesia,” ucapnya.
Heru Santoso, peserta asal Magetan menjadi juara umum dalam ajang tersebut dengan perolehan poin 100.350 dari 12 juri.
1.700 ekor ikan koi dipamerkan pada ajang kolaborasi UMM dengan “Malang Koi Club” yang digelar pada 27-28 Agustus 2022.
Perlombaan tersebut merupakan satu dari tiga rangkaian acara Malang Koi Show, sedangkan dua lainnya adalah temu bisnis koi dan peluncuran CoE Koi prodi Akuakultur UMM.
Malang Koi Show memperebutkan piala bergengsi, di antaranya Piala Menko PMK, Piala Dirjen Perikanan Budi Daya KKP RI, Piala Bupati Malang, Piala Rektor UMM, dan Piala Rektor Institut Injil Indonesia.