Kanal24 – Memasuki dunia perkuliahan bukan hanya tentang hadir di kelas, mendengarkan dosen, dan mengerjakan tugas. Lebih dari itu, menjadi mahasiswa berarti menghadapi dinamika kehidupan baru yang menuntut kesiapan mental, fisik, dan kemampuan mengelola diri. Konselor IPB University, Dr. Melly Latifah, menegaskan bahwa kesehatan mental dan kebiasaan positif adalah fondasi penting agar mahasiswa bisa meraih kesuksesan akademik maupun pengembangan diri.
“Selain fisik, menjaga kesehatan mental adalah salah satu kebiasaan positif yang perlu diterapkan agar kehidupan kuliah berjalan lancar,” ungkap Melly, dikutip dari laman resmi IPB University, Sabtu (6/9/2025). Menurutnya, banyak mahasiswa yang terlalu menuntut kesempurnaan pada diri sendiri. Padahal, hal itu justru dapat menimbulkan tekanan berlebihan. “Jangan memaksakan diri untuk selalu sempurna. Terima diri apa adanya, itu penting untuk menjaga kesehatan mental,” tambah dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen tersebut.
Baca juga:
Seminar Internasional Budaya Bahas Seni dan Identitas
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental
Kesehatan mental sering kali diabaikan, padahal sangat berpengaruh terhadap prestasi akademik. Melly menekankan bahwa mahasiswa harus belajar mengelola stres, menyeimbangkan kehidupan akademik dengan sosial, serta berani meminta bantuan ketika merasa kewalahan. Menurutnya, mahasiswa yang memiliki mental sehat lebih siap menghadapi tantangan, lebih mudah beradaptasi, dan mampu menjaga motivasi belajar.
Membangun Pola Hidup Teratur
Selain kesehatan mental, Melly mengingatkan pentingnya pola hidup teratur sejak awal perkuliahan. Mahasiswa yang terbiasa menjaga rutinitas sehat, baik dalam hal istirahat, makan, maupun aktivitas, akan lebih siap menghadapi tekanan kuliah dan dunia kerja. Kebiasaan baik yang ditanamkan sejak awal, menurutnya, akan membentuk karakter disiplin serta tangguh.
Manajemen Waktu yang Efektif
Salah satu keterampilan paling penting bagi mahasiswa adalah manajemen waktu. Mahasiswa sering kali kewalahan karena banyaknya tugas, kegiatan organisasi, hingga kehidupan sosial yang padat. Untuk itu, menyusun jadwal harian atau mingguan, membuat daftar prioritas, serta menghindari kebiasaan menunda pekerjaan adalah langkah awal yang efektif. “Manajemen waktu adalah kunci produktivitas, keseimbangan hidup, dan kesuksesan akademik,” jelas Melly. Ia juga menyarankan mahasiswa menggunakan metode prioritas, aplikasi kalender digital, hingga melakukan evaluasi mingguan agar tugas dapat terselesaikan tanpa stres berlebihan.
Strategi Belajar Aktif
Belajar efektif bukan sekadar membaca menjelang ujian. Melly mendorong mahasiswa untuk menerapkan strategi belajar aktif, seperti mencatat poin penting, merangkum materi, bertanya ketika belum paham, serta mengulang pelajaran secara rutin. “Belajar itu bukan hanya menjelang ujian, tapi harus dilakukan konsisten,” tegasnya. Selain itu, mahasiswa sebaiknya tidak hanya mengandalkan satu sumber, melainkan memanfaatkan buku, jurnal, hingga media digital. Dengan begitu, wawasan menjadi lebih luas dan pemahaman materi lebih mendalam.
Pentingnya Jaringan dan Kolaborasi
Mahasiswa juga dituntut membangun jejaring dengan teman, dosen, hingga alumni. Networking, menurut Melly, akan membuka peluang beasiswa, magang, bahkan riset bersama. Lebih dari itu, jejaring memberi dukungan akademik, peluang kolaborasi, serta akses informasi yang sangat berguna untuk persiapan karier. Selain manfaat praktis, interaksi dengan banyak pihak juga melatih keterampilan komunikasi, kerja sama tim, dan negosiasi—kompetensi yang dibutuhkan di dunia profesional.
Proaktif Mencari Ilmu dan Pengalaman
Perkuliahan tidak terbatas pada ruang kelas. Melly mendorong mahasiswa untuk aktif mencari pengalaman melalui seminar, organisasi, kompetisi, hingga magang. “Orang proaktif tidak menunggu kesempatan, mereka menciptakannya,” tuturnya. Langkah sederhana bisa dimulai dari mengikuti webinar, membaca artikel ilmiah mingguan, atau bergabung dalam komunitas akademik. Aktivitas semacam ini membantu mahasiswa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan menyiapkan diri menghadapi dunia kerja yang dinamis.
Baca juga:
Divisi K3L UB Dorong Mahasiswa UB Jadi First Responder
Konsistensi dan Evaluasi Diri
Pada akhirnya, semua kebiasaan positif ini hanya akan bermanfaat jika dilakukan dengan konsisten. Melly mengingatkan agar mahasiswa tidak ragu melakukan evaluasi diri secara berkala. Dengan begitu, mahasiswa bisa menilai apakah strategi yang dijalankan sudah tepat atau perlu disesuaikan. “Kuncinya adalah konsisten dan mau melakukan evaluasi diri secara berkala,” pungkasnya.
Melalui kesehatan mental yang terjaga, manajemen waktu yang baik, strategi belajar aktif, jejaring yang luas, dan sikap proaktif, mahasiswa tidak hanya akan meraih sukses akademik, tetapi juga tumbuh sebagai pribadi yang siap menghadapi tantangan dunia kerja dan kehidupan.(tia)